Site icon Bangga Indonesia

Temukan Satu Kasus COVID-19, Dua Juta Warga Australia Diisolasi

Seorang petugas medis melayani warga yang antre dalam kendaraan mereka untuk tes COVID-19 dengan cara lantatur di klinik Rumah Sakit St.Vincent di kawasan pantai Bondi, Sydney, Minggu (20/12/2020). Pantai utara Sydney diisolasi karena klaster corona terus berlanjut seiring munculnya kekhawatiran akan menyebar ke bagian lain kota terbesar di Australia. ANTARA/REUTERS/AAPIMAGE

Bangga Indonesia, Canberra – Sekitar dua juta warga Australia memulai hari pertama dalam penguncian (isolasi) virus corona (COVID) -19 yang ketat mulai Senin. Ini menyusul adanya penemuan satu kasus di masyarakat setempat di Perth, ibu kota negara bagian Australia Barat.

Pihak berwenang memerintahkan penguncian selama lima hari di Perth, setelah seorang penjaga keamanan di sebuah hotel,yang digunakan untuk mengkarantina orang-orang yang kembali dari luar negeri, ditemukan tertular virus.

Pemerintah negara bagian mengatakan 66 orang melakukan kontak dekat dari penjaga yang tidak dikenal itu, dan tidak ada dari mereka yang telah diuji terinfeksi.

“Total 13 kontak dekat sekarang telah dinyatakan negatif dan dari 11 kontak berisiko tinggi itu telah dipindahkan ke karantina hotel sebagai tindakan pencegahan,” kata pemimpin negara bagian Australia Barat Mark McGowan kepada wartawan di Perth.

Tes pada kontak dekat lainnya diharapkan akan selesai pada hari Senin, kata McGowan.

Australia telah berhasil menahan sebagian besar epidemi COVID-19 – membatasi kasus hingga hampir 29.000 dan kematian hingga 909 – dengan jenis tindakan tegas yang terlihat di Perth, dan kontrol perbatasan yang ketat.

Kampanye vaksin akan dimulai bulan ini, yang menurut Perdana Menteri Scott Morrison akan menelan biaya setidaknya 6,3 miliar dolar Australia atau Rp67,2 triliun.

Australia telah berjanji untuk membelanjakan 4,4 miliar dolar Australia atau Rp46,9 triliun.

Tetapi Morrison mengatakan pemerintahnya telah menyisihkan 1,9 miliar dolar Australia atau sekitar Rp20,2 triliun lagi untuk membayar peluncuran vaksin COVID-19.

“Strategi ini didukung oleh alokasi awal sekitar 1,9 miliar dolar Australia atau sekitar Rp20,2 triliun dalam dukungan baru untuk peluncuran vaksin. Ini di atas lebih dari 4,4 miliar dolar Australia atau Rp46,9 triliun yang dialokasikan untuk pembelian vaksin,” kata Morrison dalam pidatonya di Canberra.

Mengklasifikasikan program inokulasi sebagai “prioritas pertama”, Morrison mengatakan ekonomi sekarang harus mulai melepaskan diri dari pengeluaran pemerintah.

Australia telah menjanjikan lebih dari 250 miliar dolar Australia atau sekitar Rp2.665 triliun dalam bentuk stimulus, yang sudah mulai berkurang.

Tetapi Morrison mengatakan ada batasan untuk dukungan yang bisa diberikan pemerintah.

“Kami tidak menjalankan anggaran cek kosong,” kata Morrison. (ant)

Exit mobile version