Bangga Indonesia, Sidoarjo – Tuntas sudah pembahasan buku The Dip. Sebuah buku karya seorang master marketing, Seth Godin. Bukan kelas OWOB(One Week One Book), bila tidak meninggalkan kesan dan renungan bagi penghuni kelas.
Isi buku ini sebenarnya tentang merancang kesuksesan diri dan perusahaan. Tapi tiap kita bisa merefleksikannya sesuai dengan pandangan kita. Poin menarik yang bisa kita ambil dari buku ‘menukik’ ini adalah bagaimana menjadi ‘the best one’. Meskipun perjalanan hidup yang kita lewati tidak selalu seperti yang kita harapkan. Kita pernah mengalami fase terpuruk dalam hidup. Dan dari fase inilah, kita bisa melanjutkan fase hidup menuju kondisi lebih baik, bahkan terbaik. Dalam buku ini, disajikan rumusan, bagaimana kita bisa melewati masa ‘kritis’ kita dengan baik, menuju yang terbaik. Rumusannya adalah sebagai berikut:
Quit the wrong stuff (berhenti melakukan sesuatu yang salah)
Stick with the right stuff (tetaplah dengan sesuatu yang benar)
Have the guts to do one or the other(lakukan sesuatu dan tinggalkan yang lain)
Jadi teringat apa yang telah dinashkan oleh Allah SWT untuk umat Islam sebagai umat terbaik yang ‘dilaunching’ oleh Allah untuk seluruh umat manusia. Di Al Quran surat Al Imran ayat 110 Allah berfirman yang artinya
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Bersyukurlah kita akan hal itu. Bila kemudian hari ini kita menyaksikan umat Islam dalam kondisi yang berkebalikan, pasti bukan salah nashnya. Karena menjadi yang terbaik, adalah pilihan bagi kita.
Di ayat tersebut gambaran ahli kitab adalah pelajaran bagi umat Islam. Jangan meniru mereka, hentikan kesalahan yang pernah dilakukan oleh mereka. Dengan menjadikan sekutu bagi Allah, membuat syariat sendiri menghalalkan yang diharamkan oleh Allah, mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah. Jadilah mereka kaum yang fasik, dihinakan oleh Allah di dunia dan akhirat. Untuk menjadi umat terbaik, umat Islam haruslah tetap mempertahankan kemuliaannya dengan beramar ma’ruf nahi munkar, beriman kepada Allah dengan taat kepada Allah dan Rasulullah.
Di akhir tahun ini, memang belum kita temui kondisi yang seharusnya dimiliki oleh umat Islam, menjadi pemimpin umat manusia. Berada di kondisi ‘the dip’, bukan berarti kita akan terus sebagai umat yang dianggap ‘terbelakang’. Menjadi umat terbaik kembali akan menjadi fase yang akan ditemui oleh kita.
We’re astonishing! Kita hebat! Kuncinya, tinggalkan sistem hidup yang dibawa oleh ahli kitab, kaum kafir dengan sistem demokrasinya yang membuat hukum bukan berdasarkan syariat Allah, tetapi karena hawa nafsunya. Kesengsaraan di dunia sudah kita hadapi, apalagi di akhirat nanti.
Kembali hidup mulia, satu-satunya jalan adalah dengan taat kepada Allah dan Rasulullah, dan beramar makruf nahi munkar. Sistem yang akan mensupport penuh kehidupan seperti ini adalah sistem yang telah disyariatkan oleh Allah. Sistem yang penuh berkah dan memberi kemuliaan bagi manusia, dengan penerapan syariah Kaffah. ( Khamsiyatil Fajriyah, Pegiat Literasi, Sidoarjo )