Site icon Bangga Indonesia

UNS Kembali Gelar Jawametrik Angkat Kearifan Lokal

Kepala Pusat Unggulan Ipteks (PUI) Javanologi Sahid Teguh Widodo saat memberikan keterangan kepada wartawan soal UNS Jawametrik.

Bangga Indonesia, Solo – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta kembali menggelar UNS Jawametrik untuk mengangkat tradisi kearifan lokal sebagai ideologi dalam strategi pengembangan karakter nasional.

Rektor UNS Jamal Wiwoho di Solo, Selasa, mengatakan UNS Jawametrik sendiri merupakan sistem ranking universitas di dunia yang didasarkan pada budaya Jawa.

“Kami berharap UNS Jawametrik dapat menghubungkan dan mengembangkan jejaring universitas seluruh dunia,” katanya.

Ia mengatakan pada tahun ini ada sepuluh universitas yang masuk dalam nominasi UNS Jawametrik, yaitu UNS, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Leiden University, Universitas Negeri Yogyakarta, Australia National University, Universitas Negeri Semarang, ISI Yogyakarta, dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Menurut dia, pemeringkatan tersebut dinilai dari sebelas kriteria, di antaranya institusi kajian Jawa, akademisi kajian Jawa, penelitian kajian Jawa, literatur, dan koleksi pustaka tentang kajian Jawa.

Selain itu, dikatakannya, pemeringkatan juga dinilai dari acara atau kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan Jawa, koleksi artefak Jawa, tindakan atau aksi yang berkaitan dengan nilai kebudayaan dan norma Jawa, penggunaan bahasa Jawa, pengakuan atau penghargaan yang diakui institusi lain yang berkaitan dengan budaya Jawa, kolaborasi dan kerja sama yang berkaitan dengan kebudayaan Jawa, dan digitalisasi teknologi pada kebudayaan Jawa.

Terkait UNS Jawametrik, Kepala Pusat Unggulan Ipteks (PUI) Javanologi Sahid Teguh Widodo mengatakan sistem pemeringkatan tersebut adalah satu-satunya di dunia karena didasarkan pada budaya Jawa.

“Ini deklarasi kedua kalinya untuk program yang cukup prestisius di UNS yaitu UNS Jawametrik 2021. Ide untuk buat UNS Jawametrik sebenarnya sudah dimulai tiga tahun yang lalu, kemudian tahun 2019 juga ada pertemuan Diaspora Jawa-Dunia dan ini adalah kelanjutan dari itu,” katanya.

Senada dengan Jamal, ia berharap pemeringkatan tersebut dapat menjunjung tinggi budaya Jawa.(ant)

Exit mobile version