Dukungan dan bantuan tersebut terlihat mulai dari penyaluran program kemitraan BUMN bagi UMKM sampai dengan pembukaan akses pasar internasional.
Erick Thohir menilai pemulihan UMKM menjadi kunci sukses dalam rangka pemulihan serta memulai kembali (restart) perekonomian nasional.
Kementerian BUMN mencatat penyaluran bagi UMKM melalui program kemitraan selama Semester I tahun ini mencapai Rp563 miliar.
Penyaluran dana program kemitraan selama semester I tersebut mencakup 12.218 UMKM mitra binaan.
Transformasi Sarinah, gandeng Kemenkop UKM
Upaya Menteri BUMN Erick Thohir dalam membantu UMKM di masa pandemi Covid-19 dimulai dari perombakan Sarinah untuk fokus memasarkan produk UMKM.
Diharapkan Sarinah akan menjelma menjadi pusat perbelanjaan komunitas yang kekinian, khas Indonesia dan menjadi pusat UMKM unggul terutama pada sektor ekonomi kreatif nasional khususnya produk dan brand kulier, gaya hidup serta produk berbasis pada keaneka-ragaman seni, budaya Indonesia.
Transformasi bisnis dan brand Sarinah didasari pada khitah Sarinah sebagai Pusat Perbelanjaan modern di zamannya yang merupakan wujud keberpihakan kepada ekonomi kerakyatan menuju kemandirian atau yang dulu dikenal dengan berdikari.
Transformasi bisnis dan brand Sarinah tidak menghilangkan orientasi dan eksitensinya yang dicetuskan dan digemakan oleh Bung Karno tersebut, namun perlu dipersembahkan dengan semangat kekinian, memanfaatkan trend produk lokal yang semakin meningkat, dan yang penting adalah appealing atau memikat pelanggan, dan pengunjung masa kini dan mendatang.
Seiring upaya transformasi Sarinah untuk fokus pada UMKM, Kementerian BUMN juga menggandeng Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), khususnya SMESCO dalam hal pelatihan atau coaching pelaku UMKM.
SMESCO akan lebih banyak memfokuskan pelatihan atau coaching UMKM supaya bisa produk-produk UMKM dapat ditingkatkan atau diupgrade, sementara pemasarannya ditangani oleh pihak Sarinah.
Rencana konsolidasi BRI, Pegadaian dan PNM
Upaya berikutnya yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir dalam membantu sektor UMKM adalah rencana konsolidasi bank BRI, Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Upaya konsolidasi tiga BUMN itu bertujuan untuk mendorong pelaku UMKM agar bisa naik kelas, mulai dari pelaku UMKM yang unbankable bisa menperoleh pinjaman sampai dengan pelaku usaha kecil yang dapat naik kelas menjadi pelaku usaha menengah dengan pinjaman sebesar Rp50 juta.
Tujuan berikutnya dari konsolidasi BRI, Pegadaian dan PNM adalah menghadirkan bunga pinjaman (kredit) yang murah bagi para pelaku UMKM.
Pelaku UMKM memang diharapkan jangan sampai kesulitan mendapatkan pembiayaan diakibatkan bunga pinjaman yang mahal. Hal itu memang dikarenakan struktur keuangan di mana sebagai contohnya PNM menerbitkan untuk kebutuhan pemberian dana pinjaman, yang mungkin bunganya sembilan persen. Namun, Bank BRI dengan pasar yang besar bunga pinjamannya tiga persen.
Dengan nantinya hadir bunga pinjaman murah bagi UMKM, maka keberpihakan pemerintah terhadap pelaku UMKM yang notabene didominasi pelaku usaha kecil dan mikro tidak sekedar lips service.
Buka akses pasar digital dan luar negeri
Langkah berikutnya yang diambil Menteri BUMN Erick Thohir dalam membantu sektor UMKM selama pandemi adalah membuka akses pasar bagi produk-produk UMKM.
Akses pasar UMKM yang dibuka pertama kali adalah akses pasar digital melalui platform Pasar Digital (PaDI) UMKM.
PaDi UMKM merupakan ekosistem yang disediakan BUMN untuk UMKM, hampir keseluruhan prosesnya melibatkan BUMN. Proses transaksi pembayaran belanja di PaDi UMKM dapat menggunakan virtual account yang disediakan oleh Bank Himbara.
Berdasarkan data dari PT Telkom, nilai transaksi di PaDi UMKM hingga 9 Oktober 2020 telah mencapai Rp19,6 miliar dengan transaksi yang tercatat 7.829 transaksi dan sebanyak 25.501 UMKM telah terdaftar di pasar digital tersebut.
Tujuan dari dibentuknya PaDi UMKM ini untuk mendorong BUMN-BUMN berpartisipasi dalam memulihkan UMKM melalui pengeluaran dan belanja anggaran BUMN kepada UMKM-UMKM yang terdaftar di dalam pasar digital tersebut.
Ke depan keterlibatan Bank Himbara seperti Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BTN juga akan diperkuat dalam hal pemberian pembiayaan kepada UMKM melalui PaDi UMKM, dimana dalam proses percontohan (piloting) saat ini baru sebatas oleh Bank BRI, Pegadaian, dan PNM.
Selain PaDi UMKM, Menteri BUMN Erick Thohir juga membuka akses pasar internasional bagi pelaku UMKM melalui kerjasama dengan perusahaan ritel bebas cukai ternama dunia yakni Dufry.
Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan 10 produk UMKM Indonesia bisa dipasarkan melalui kerja sama Sarinah dengan ritel bebas cukai atau duty-free ternama dunia Dufry dan grup industrialis Omega Mexico.
“Untuk tahap pertama saya targetkan setidaknya ada 10 produk unggulan Indonesia yang bisa dipasarkan melalui kerja sama ini dan nantinya diharapkan semakin terbuka lagi peluang produk lokal dan UMKM go global,” ujar Erick Thohir.
PT Sarinah (Persero) bersama Dufry perusahaan terkemuka di bidang travel ritel dengan lebih dari 2400 gerai di 400 lokasi di dunia, serta grup industrialis Omega Mexico menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Joint Venture.
Dengan menggandeng mitra strategis seperti Dufry dan Omega grup maka gerbang pasar riil dunia khususnya di sektor ritel dan travel maupun leisure memberi peluang kepada produk UMKM masuk ke liga utama pemain dan pebisnis dunia.
MoU ini secara garis besar merumuskan beberapa peluang bisnis yang saling menguntungkan bagi perusahaan dan yang paling strategis adalah Sarinah sebagai satu-satunya BUMN ritel dalam klaster pariwisata dan pendukung merintis pasar internasional dalam kerangka perdagangan multilateral.
Beberapa manfaat lain yang tertuang dalam MoU tersebut adalah tersedianya Indonesian Corner dan House of Indonesia di berbagai gerai dan pusat perbelanjaan yang merupakan jejaring Dufry di dunia.
Dukungan dan bantuan yang diberikan kepada UMKM oleh Menteri BUMN Erick Thohir mencakup segala hal, dari program kemitraan, rencana akses pembiayaan, pelatihan dan pemasaran hingga pembukaan akses pasar.
Seluruh komponen tersebut tentunya merupakan komponen-komponen yang diperlukan dalam membangun ekosistem bisnis yang mendukung kemajuan sektor UMKM Indonesia.