Bangga Indonesia, Yogyakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau masyarakat di daerah ini mewaspadai cuaca ekstrem pada puncak musim hujan yang masih berlangsung selama Februari 2021.
“Mengingat Februari ini masih masuk kategori puncak musim hujan, diharapkan masyarakat mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem,” kata Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Sleman Etik Setyaningrum di Yogyakarta, Kamis (04/02/2021).
Menurut dia, cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.
Masyarakat yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor seperti di dekat bantaran sungai diminta mewaspadai potensi bencana ini.
“Waspada pula terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atau roboh,” kata dia.
Selama puncak musim hujan sejak Januari 2021, kata Etik, jumlah curah hujan bulanan di DIY mencapai di atas 300 milimeter (mm) per bulan.
Selain itu, sambung Etik, potensi cuaca ekstrem juga cenderung meningkat, seperti curah hujan kategori lebat hingga sangat lebat.
Ia mengatakan dari faktor-faktor pengendali iklim di wilayah Indonesia, saat ini yang sedang aktif berpengaruh adalah Monsoon Asia.
Menurut dia, Daerah Konvergensi Antar Tropis (ITCZ) memperlihatkan anomali yang mengarah pada penguatan curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk DIY.
Berdasarkan hasil pengamatan kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil, kata dia, juga ikut berkontribusi mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY.
“Fenomena La Nina saat ini juga masih aktif yang diprediksi mengarah ke kondisi normal pada Mei 2021,” kata Etik. (aba)