Bangga Indonesia, Jakarta – Ada fenomena menarik yang dicatat Bos Bangga Grup, Muhammad Agus Burhanuddin ketika mengikuti CEO MASTERMIND di Jakarta, akhir pekan lalu. Apa? Kehadiran maestro muda pebisnis nasional, Dr. H. Sandiaga Uno, BBA, MBA.
Tokoh yang kini menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabinet Indonesia Maju (2019-2024) ini ternyata hadir di acara yang dihelat tiga hari di Hotel Ciputra Jakarta itu. “Saya mengira beliau tidak bisa datang, karena kesibukannya sebagai menteri,” akui pengusaha asal Mojokerto yang kini berdomisili di Sidoarjo, Jawa Timur ini.
Sandiaga hadir sebagai pemateri bersama empat nara sumber lainnya. Ia tampil seperti biasa. Tidak canggung kendati sudah menjadi menteri.
Hanya saja, kehadirannya kali ini tak sebebas ketika dia belum menjadi menteri. Sandiaga dikawal ketat. Sehingga ratusan peserta yang ikut acara tersebut tidak bisa leluasa bercengkerama atau foto bersama.
Semua aktivitas Sandiaga diatur sesuai protokoler. Waktu yang diberikan benar-benar quality time. “Dulu sebelum jadi menteri bisa kopdar (kopi darat). Kali ini kita hanya mendengarkan penyampaian materinya di panggung kehormatan,” jelas Kang Didin.
Kendati begitu, Kang Didin dan peserta lainnya bersyukur. Sebab, Sandiaga ternyata tetap menjaga konsistensinya terhadap “kekerabatan” sesama pebisnis. “Pak Menteri bisa hadir di acara ini sudah bagus. Apalagi materi yang dipaparkan juga oke banget,” kesannya.
Dalam penyampaian materinya, Sandiaga mengangkat tema yang berisi tentang pertumbuhan ekonomi nasional dan dunia tergantung dari kondisi pandemi COVID -19. Di sinilah perlunya keseriusan semua lapisan masyarakat untuk turut menekan pertumbuhan corona virus hingga semua sendi kehidupan normal kembali.
Ia menyebut program vaksinasi nasional merupakan salah satu langkah agar bisnis kembali hidup dan menggeliat. “Hasil test dan vaksinasi terbaru lebih cepat keluar dari yang diharapkan,” jelasnya.
Dengan begitu, lanjutnya, ada kabar baik bahwa tes kemanjuran awal (efficacy test) dengan hasil 90 persen lebih jauh, lebih baik dari yang diharapkan. Jadi solusi kesehatan COVID potensi terbesar untuk memulihkan aktivitas ekonomi ke potensi penuhnya.
Sandiaga kemudian memberi contoh awal yang sederhana lainnya. “A (nother) humble beginning…,” itu ada tiga hal. Pertama: Tentukan tingkat resiko kesehatan dari setiap jenis pekerjaan. “Tentukan tingkat resiko kesehatan dengan mengidentifikasi pekerjaan mana yang bersifat contact intensive atau intensitas kontak atau persentuhannya tinggi,” ujar menteri yang 28 Juni 1969 genap berusia 52 tahun ini.
Yang kedua, menurut dia, adalah tentukan pekerjaan mana yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian. Hal ini dengan membandingkan kontribusi terhadap produk domestik bruto dan juga jumlah tenaga kerja yang diciptakan.
“Makin tinggi kontribusi, maka rankingnya semakin tinggi,” jelasnya.
Sedangkan yang ketiga adalah petakan resiko kesehatan dan pengaruh perekonomian. “Stop forward into growth (don’t step backward into safety). Berhenti maju menuju pertumbuhan (jangan berhenti mundur di tempat aman),” jelasnya.
Dan, kunci sukses itu, menurut jebolan Wichita State University (1990), George Washington University (1992), dan Universitas Pelita Harapan (2020) ini
terletak kepada tiga hal pula.
Apa saja? “Inovasi, adaptasi dan kolaborasi,” jawab pemilik kekayaan bersih IDR 5 Triliun (LHKPN 2018) ini. Sebelum meninggalkan arena acara, Sandiaga berharap agenda CEO Mastermind berikutnya bisa dilangsungkan di Bali. Namun konsepnya bukan lagi seperti sekarang ini.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017 bersama dengan Anies Baswedan ini memilih konsep acaranya nanti berlangsung lebih komunikatif. “Gelarannya kopdar (kopi darat),” akui Kang Didin.
Dan, saat melempar gagasan tersebut, menurut Kang Didin langsung direspon 40 orang peserta. Artinya, Sandiaga masih memiliki magnit kuat untuk diduplikasi langkah bisnisnya.
Mantan Calon Presiden bersama Prabowo Subianto di Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2019 ini, memang pebisnis ulet. Ia memulai bisnisnya setelah sempat menjadi pengangguran. Yaitu ketika perusahaan yang mempekerjakannya bangkrut.
Ia banting setir untuk bangkit dari nol. Bersama rekannya, ia mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor.
Usaha tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain. Pada tahun 2009, ia tercatat sebagai orang terkaya di urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes.
Dua tahun kemudian Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Ia menduduki peringkat ke-37 dengan total kekayaan US$ 660 juta.
Sebagian kekayaannya ini pernah diakui Sandiaga untuk mensupport pencalonannya menjadi calon wakil presiden RI yang dimenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin itu. (aba)