Bangga Indonesia, Surabaya – PASMANBAYA 1-9 ? Ya. Ini sebuah nama perkumpulan para alumni SMA Negeri se-Surabaya. Dari SMAN-1 hingga SMAN-9. Tidak ada kaitannya dengan istilah COVID-19.
Justru gara-gara pandemi virus corona tahun 2019 itu, aktivitas Pasmanbaya tiarap. Semua kegiatan yang dibangun sejak 2014 vacuum total. Termasuk bersepeda ria. Gowes!
Pasmanbaya 1-9, memang baru saja mendirikan Komunitas Sepeda Pancal. Di-launching 12 Oktober 2020. Anggotanya, tentu para alumni yang suka gowes.
Sejak didirikan, mereka belum banyak berkiprah. Bulan Maret 2020 langsung berhenti. Menyusul pandemi. “Kami hanya sempat nggowes bareng beberapa kali saja,” ingat Indrawan
Saat pandemi mulai meradah, para anggota komunitas ini berinisiatif kumpul lagi. Sekitar November 2020 mereka baru bersua.
“Tikum (Titik Kumpul)-nya di Tanam Bungkul. Setiap hari Rabu,” jelas Humas Pasmanbaya Sugiarto, yang karib disapa Cak Giek.
Satu persatu anggotanya mulai kumpul. Cak Giek kemudian mewadahi mereka dalam grup whatsApp (GWA). Dibentuk tanggal 17/0/2021.
Ia menjadi admin. Dibantu tiga orang admin lainnya: Indrawan, Ayiek Retno dan Nono membuat GWA NGGOWES PASMANBAYA 1-9. Kini anggotanya sudah mencapai 34 orang.
Usia mereka rata-rata sudah senior. Alias banyak yang sudah kakek-nenek. Namun semangatnya “menolak tua” sangat tinggi. Ingin sehat dan bahagia di sisa usia.
Terutama Gatot Sutantra SH. Sosok yang karib disapa Ketum (Ketua Umum) ini semangatnya luar biasa. Ia tak pernah absen kumpul-kumpul.
Aktivis FKPPI ini cocok jadi penggerak. Saat (Gobar) Gowes Bareng pertama ke Kebon Binatang Surabaya (KBS), Sabtu (03/04), Gatot terlihat paling energik.
Di saat rekan-rekannya belum hadir, dia rela memanasi suasana dengan karaokean live musik via mike yang dibawanya. Suasana yang hening dan sejuk di pagi itu, jadi cerah-ceria.
Gatot terus berdangdut ria. Ia menghampiri rekan-rekannya yang satu selera. Menyanyi. Sementara rekan yang baru datang langsung memarkir sepedanya. Gabung.
Persis jam 6.30, Cak Giek memandu peserta. Menjelaskan soal dena. Rute yang akan dilalui 20 pegowes senior, pria dan wanita ini. Mereka baru bergerak setelah ada aba-aba dam doa selesai.
“Gowes ini yang penting sehat, gembira dan bisa silaturahmi sama teman-teman semua. Ga usah ngoyo. Tetap jaga protokol kesehatan,” jelas Ayiek Retno selaku bendahara sebelum meninggalkan garis start.
Rute yang dilalui Komunitas Sepeda Pancal Pasmanbaya ini tidak jauh. Untuk menuju KBS, mereka mengambil jalur memutar dari sisi timur Taman Bungkul.
Start dari markas Pasmanbaya, menuju Jembatan Ujung Galuh (belok kanan), ke Stasiun Wonokromo – Taman Mayangkara, dan berhenti di Jembatan Terminal Joyoboyo. Usai foto-fotoan dan selfie pancal lagi menuju Jalan Satail.
Sesampai di KBS, mereka mendata diri. Semua peserta diberi tanda gelang. Masuk satu persatu lewat pintu khusus gowes. Di sini mereka harus tes suhu tubuh.
Selesai muteri KBS dan selfie serta foto bareng, mereka kular lewat Jalan Bengawan. Gowes bersama dan tetap kompak sampai finish di Markas Istambul (Istirahat Taman Bungkul).
Gatot mengakui Gobar kali ini sengaja memilih KBS sebagai destinasi terakhirnya, lantaran Pasmanbaya ingin berpartisipasi atas inisiatif pengelola yang membuka hiburan untuk penggowes.

“Ide membuka KBS ini sangat bagus. Jadi, kita gowes di sini sambil ikut melestarikan cagar budaya yang bersejarah bagi masyarakat Surabaya. Bobin ini juga dikenal sebagai Direnten dalam bahasa Belanda,” jelasnya.
Karena itu, Gatot mendukung penuh gagasan pengelola KBS memberi kesempatan masyarakat untuk bersepeda sekaligus menikmati alam dan koleksi binatangnya. “Ayoo rek. Meramaikan Direnten, sama halnya ikut melestarikan cagar budaya Suroboyo,” ajaknya.
BALUNG PISAH
PASMANBAYA sendiri sebelum berdiri diawali dari berkumpulnya para alumni SMA Negeri 1 hingga SMA Negeri 9 di Surabaya. Mereka ingin menjaga silaturahmi antar almamater. Kemudian membuat tagline keren-nya berbunyi: ”NGUMPULNO BALUNG PISAH“. (Manyatukan tulang yang berserakan).
Lantas, pada 2009, mereka mengadakan reuni akbar pertama di Surabaya. Kemudia kali keduanya dihelat pada 2011 di Jakarta. Dan, ketiga kalinya pada tahun 2013 digelar lagi di Surabaya.
Nah, baru pada tahun 2014 berdirilah wadah PASMANBAYA. Kepengurusan Pusatnya di Surabaya dan sebagai ketua umum pada saat itu adalah Cak Agus Ariotedjo.
Gaung Pasmanbaya makin dikenal dan makin bergerak aktif dalam program realitasnya.
Tepatnya pada tahun 2015 diadakan reuni akbar ke-4 di Jogjakarta, makin terlihat kerukunan dan keguyuban tali silaturahmi antar alumni, antar almamaternya, dan kemudian dilanjutkan pada tahun 2017 di Surabaya.
Kesemuanya itu makin memperkokoh wadah PASMANBAYA sebagai jaringan antar alumni SMA 1-9 Surabaya. Menjalin silaturahim sesama alumni yang tersebar di suluruh Indonesia dan mancanegara, dan berbuat nyata untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat sosial antar alumni, almamater dan masyarakat. (aba)