Bangga Indonesia, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut sinyal pemulihan perekonomian di wilayahnya terus menguat seiring membaiknya kinerja ekspor dalam beberapa bulan terakhir.
“Kinerja ekspor membaik karena terus bergerak positif sejak awal 2021,” ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jatim, Rabu.
Ia memaparkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, kinerja ekspor Jatim pada Februari 2021 meningkat 11,05 persen dibandingkan Januari 2021, yakni dari 1,53 miliar dolar AS menjadi 1,70 miliar dolar AS.
Kemudian, pada Maret 2021, nilai ekspor Jatim kembali naik sebesar 17,94 persen dibandingkan Februari 2021 menjadi 2 miliar dolar AS.
Peningkatan tersebut, kata Khofifah, didukung kinerja ekspor nonmigas dengan kontribusi sebesar 91,83 persen dari total ekspor pada Maret 2021.
“Nilai ekspor nonmigas Jatim pada Maret 2021 meningkat sebesar 22,45 persen dibandingkan Februari, yaitu dari 1,52 miliar dollar AS menjadi 1,84 miliar dollar AS,” ucap dia.
Sementara itu, komoditas unggulan ekspor Jatim yang meningkat adalah tembaga, sisa dan skrap dari logam mulia lainnya, kayu, paduan fero, feronikel, udang serta udang besar tidak dalam kemasan kedap udara.
Komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda menjadi salah satu primadona ekspor yang menyumbang sebesar 6,54 persen dari total ekspor Jatim pada Maret 2021.
“Sebagian besar komoditas ini diekspor ke Malaysia. Sisa dan skrap logam mulia lainnya menjadi komoditas yang sangat diminati oleh Jepang,” katanya.
Kebangkitan ekonomi Jatim, lanjut Khofifah, juga ditandai terus bergeraknya aktivitas industri, yang pada Maret 2021 ekspor didominasi oleh produk dari sektor industri dengan peranan sebesar 83,86 persen dari total ekspor.
Disusul dengan pertanian yang mencapai 7,91 persen, serta pertambangan dan lainnya sebesar 0,16 persen.
Menurut Khofifah, kembali pulihnya kinerja ekspor Jatim menjadi bukti strategi yang diterapkan Pemprov Jatim berhasil sehingga tak hanya sebatas melakukan identifikasi komoditas potensial, tapi juga memberikan berbagai stimulus kepada pelaku usaha.
“Baik di sektor industri maupun perdagangan melalui pendampingan, bantuan permodalan, pelatihan, serta sosialisasi,” tutur orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.(ant)