Bangga Indonesia, Surabaya – Setelah 76 Tahun Merdeka Antara Harapan dan Kenyataan
21 Agustus 2021 FGD ke-19 Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa dengan tema “ Ke Arah mana Hijrah Kemerdekaan Indonesia.” Dengan menghadirkan 8 Pembicara yang berkompeten di bidangnya . Keynote Speaker : Dr. Fahmy Lukman M.Hum.(Direktur Institute of Islamic Analaysis and Development). Prof. Dr. U. Maman KH (Cendekiawan Muslim), Dr. Ahmad Sastra, M.M.(Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa), Dr. Fahrul Ulum, M.E.I (Pakar Ekonomi Syariah), Dr. Ahmad Yani S.H., M.H.(Politikus), Dr. Refly Harun, SH, MH, LLM (Pakar Hukum Tata Negara), Dr. M. Riyan, M.Ag (Pengamat Pertahanan Keamanan), Dr. Faqih Syarif. M.Si.( Pakar Komunikasi Islam & Sekjen FDMPB).
Dr. N. Faqih Syarif H, M.Si Sekjen FDMPB mengatakan bahwa banyak pejabat negeri ini di sumpah jabatan di angkat tinggi di atas kepala dengan Al-Quran namun ajaran Al-Quran diabaikan, bahkan dalam pidato Joko Widodo pada Hari Lahir Pancasila, ia menyampaikan harapannya menjadikan Indonesia sebagai negara maju, negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. (setkab.go.id, 1/6/2018) . Lalu bagaimana caranya untuk mewujudkan impian dan harapan itu semua? Sementara negeri ini masih menerapkan sistem pemerintahan sekuler, sistem politiknya pun menghalalkan segala cara hingga lahirnya banyak para koruptor.
Ditambah lagi sistem ekonomi masih bertopang pada ekonomi ribawi yang berakar pada sistem kapitalisme neoliberal. Sistem sosial yang buruk serta sistem pendidikan yang jauh dari nilai Islam. Jangan ditanya soal sistem hukum/peradilannya. Karena lebih banyak berpihak kepada yang kuat. Inilah yang terjadi pada negeri ini yang mendatangkan berbagai dampak buruk bagi rakyat dan negara.
Beliau mengatakan mari kita lihat apakah amanah konstitusi Negara sudah tercapai dengan baik : Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia à Pertahanan. Memajukan kesejahteraan umum à Ekonomi. Mencerdaskan kehidupan bangsa à Pendidikan. Melaksanakan ketertiban dunia.
Sudah 76 tahun merdeka, Indonesia masih sebagai negara berpendapatan menengah bawah, pendapatan perkapita Indonesia tahun 2019 yakni US Dolar 3.920 dengan kapasitas IPTEK kelas-3. Alias, belum menjadi negara maju, adil-makmur, dan berdaulat (Cita-Cita Kemerdekaan RI).
Per Maret 2019, dengan garis kemiskinan Rp 420.000/orang/bulan, jumlah rakyat miskin menurun menjadi 25,4 juta jiwa (9,4% total penduduk). Tiga kantong kemiskinan: buruh, petani, dan nelayan (BPS, 2019).
Namun, jumlah penduduk yang rentan miskin (pengeluaran > Rp 420.000/orang/bulan – US$ 45 (Rp 652.500)/orang/bulan) masih 69 juta jiwa (BPS, 2019).
Artinya jumlah penduduk miskin + rentan miskin = 25,6 juta + 69 juta jiwa = 94,6 juta jiwa à Mirip data Bank Dunia (dengan poverty line US$ 2/orang/hari atau US$ 60 (Rp 840.000)/orang/bulan), jumlah rakyat miskin Indonesia 100 juta orang (40% total penduduk).
Ada sepuluh indikator yang membuat kita harus terus berjuang dengan memerdekakan diri dan bangsa ini :
- Pertumbuhan ekonomi kurang dari 7% per tahun
- Pengangguran dan kemiskinan: nelayan salah satu kantong kemiskinan.
- Kesenjangan sosek terburuk keempat di dunia
- Disparitas pembangunan antar wilayah: Desa vs Kota; Jawa vs Luar Jawa
- Defisit Neraca Perdagangan dan Transaksi Berjalan
- Deindustrialisasi
- Kedaulatan pangan rendah, gizi buruk dan stunting growth
- Daya saing dan IPM rendah
- Kerusakan lingkungan dan SDA.
- Krisis ekonomi global, perseteruan AS vs China, dan Pandemi Covid-19 à Jika tak ada breakthrough, pertumbuhan ekonomi < 7% per tahun à Middle-Income Trap.
Oleh Karena itu kita harus kembali menuju Peta jalan Menuju Indonesia yang Maju, Adil dan Makmur, berdaulat dan diridhoi oleh Allah SWT.
- Sekarang juga susun Road Map dan Blueprint Pembangunan Bangsa secara komprehensif, tepat, dan benar, lalu dilaksanakan secara berkesinambungan.
- Secara simultan benahi semua persyaratan kemajuan dan kesejahteraan bangsa, yang hingga kini belum terpenuhi.
- Ganti paradigma pembangunan bangsa (Kapitalisme dan Sekulerisme) dengan Paradigma Pembangunan Yang Berasal dari Tuhan YME, yang menciptakan manusia dan alam semesta, sesuai syariah Islam yang Rahmatan lil’Aalamin
- Ganti sistem dan mekanisme Pileg, Pilkada, dan Pilpres agar mendapatkan Presiden, Menteri, anggota DPR, Gubernur, Bupati, Walikota, dan anggota DPRD dengan kapabilitas duniawi mumpuni dan IMTAQ yang kokoh.
Maka segeralah bangsa ini hijrah dan taubat secara nasional lebih-lebih para pemimpin dan penguasa negeri ini. Merdeka adalah hijrah multidimensi untuk kembali taat kepada Allah SWT. Jalan satu-satunya untuk mewujudkan impian dan harapan menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju, negeri baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dengan hijrah. Hijrah bersama dari sistem demokrasi sekuler menuju sistem Islam. Inilah momentum yang tepat, semangat hijrah yang dimiliki umat sepatutnya diarahkan bukan hanyas sekadar memperbaiki individu tetapi juga negara. ( Dr.N.Faqih Syarif M.Si – Sekjen FDMPB)