Bangga Indonesia, Sidoarjo – Setiap tanggal 20 November, dunia merayakan Hari Anak Sedunia sebagai momen penting untuk mengingat hak-hak anak yang harus dijaga dan dihormati. Tahun 2025 membawa semangat baru bagi Indonesia untuk memperkuat komitmen melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan, diskriminasi, dan ketidakadilan. Perlindungan anak bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih, Indonesia bisa memastikan setiap anak tumbuh menjadi generasi penerus yang cerdas, tangguh, dan bahagia.
Perlindungan Anak Dimulai dari Keluarga dan Lingkungan
Perlindungan anak seharusnya dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga. Orang tua berperan besar dalam membentuk karakter, rasa aman, dan kepercayaan diri anak. Dengan komunikasi yang terbuka, kasih sayang, serta contoh yang baik, anak belajar tentang nilai-nilai empati dan tanggung jawab.
Namun, masih banyak anak di Indonesia yang menghadapi kekerasan, baik secara fisik, verbal, maupun digital. Kondisi ini menuntut perhatian lebih dari semua pihak. Masyarakat perlu berani melapor ketika melihat pelanggaran hak anak, bukan diam atau membiarkan. Sekolah juga harus menjadi tempat yang aman dan bebas dari perundungan.
Selain itu, dunia digital membawa tantangan baru. Anak-anak kini mudah mengakses informasi yang belum tentu sesuai usia. Karena itu, orang tua perlu membimbing anak dalam penggunaan teknologi secara bijak, agar internet menjadi ruang edukatif, bukan ancaman.
Kolaborasi untuk Mewujudkan Indonesia Layak Anak
Pemerintah Indonesia terus berupaya mewujudkan Indonesia Layak Anak (IDOLA) melalui berbagai program, seperti penguatan kebijakan perlindungan anak, edukasi publik, serta peningkatan kualitas layanan kesehatan dan pendidikan. Namun, program tersebut akan berhasil jika seluruh masyarakat ikut terlibat.
Perusahaan dapat berkontribusi dengan menciptakan tempat kerja yang ramah keluarga. Media berperan dalam menyebarkan konten positif yang mengedukasi masyarakat tentang hak anak. Komunitas dan lembaga sosial juga bisa membuka ruang bermain dan belajar yang aman untuk anak-anak di daerah terpencil.
Hari Anak Sedunia 2025 menjadi pengingat bahwa perlindungan anak bukan hanya tentang mencegah kekerasan, tetapi juga tentang memberi kesempatan tumbuh dan bermimpi. Anak yang merasa aman dan dihargai akan tumbuh menjadi warga negara yang peduli dan berkontribusi bagi bangsa.
Melindungi anak berarti melindungi masa depan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga, Indonesia dapat mewujudkan generasi muda yang kuat, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman. Semangat Hari Anak Sedunia 2025 mengajak kita semua untuk terus menjaga, mendengar, dan mendukung setiap anak agar mereka dapat tumbuh dengan bahagia dan penuh harapan. (FYN)












































