Bangga Indonesia, Sidoarjo. Apple produk selalu menarik bagi semua orang. Katanya, bisa meningkatkan nilai atau menambah tingkat ke-kerenan, ke-gantengan, ke-cantikan dan ada yang bilang menambah tingkat profesionalisme. Biasanya disebut ‘prestige’ . Utamanya terhadap lawan bicara. Minimal, bisa sedikit untuk mengintimidasi atau membuat lawan bicara ciut saat melihat kita bersama logo buah apel kegigit itu. Tapi itu semua katanya. Apalagi bagi kaum mending – mending. Mending pakai yang lain saja. Kalau di indonesia, mending ambil yang murah saja.
Faktanya, masih sedikit orang yang bisa menolak tawaran kalau diberi kesempatan memakai produk apple ini. Semua bermula ketika kami Tim Bangga Indonesia mencari device atau alat kerja. Ya, kata kuncinya kami lagi cari laptop waktu itu. Untuk alat kerja tim, dengan budget sekian. Awalnya perdebatan begantung pada efisiensi. Dengan budget sekian, semua harus dapat laptop, semua tim harus bisa pegang laptop dengan budget yang ada.
Ada suara yang menyarankan membeli merk A karena murah dan oke. Ada yang menyarankan membeli merk B saja biar awet. Sengit, semua berusaha menjelaskan dengan argumen yang masuk akal. Akhirnya, ada suara yang berbeda kenapa kita gak pakai merk si ‘apel gigit’ saja. Forum terkaget seakan tidak mungkin. Tahun 2020 lho, berapa harga barang itu. Bisa – bisa hanya terbeli satu biji dengan budget yang ada.
Dengan berbagai pilihan dan argumen masuk akal. Kami menghitung benefit. Minimal kurang dan lebihnya memakai produk ini. Akhirnya jatuhlah kita ke sebuah tempat yang memiliki banyak produk apel. Waktu itu masih di sekitaran Sidoarjo. Tentunya, dijual. Kekurangannya satu, ini tempat jual beli, bisa jadi kita dapat barang secondhand. Tapi tak apalah, kita sudah hitung benefitnya. Keuntungannya lebih banyak.
Saat pertama masuk dan bertemu, sang pemilik toko akhirnya menawarkan kami sebuah Macbook Air. Wah, keren kali menurut kami. Saat bertanya harga ternyata murah, tidak lebih mahal dari laptop se-levelnya. Kita ambil contoh pada waktu itu kita membeli Macbook Air tahun 2011. Dengan spesifikasi intel Core i5 2th generation. 11 inch dengan resolusi HD untuk layarnya. RAM atau memori sebesar 2Gb. Dan flash storage (hardisk untuk apple) yang sudah diupgrade jadi 120gb. Harusnya 64gb. Dan harganya, tidak sampai 5jt.
Kalau kita bandingkan dengan beli baru pada spek yang sama, jauh sekali. Dari harga saja, kalau kita ambil Intel Core i5 saja, mulai 8jt.an. Belum lagi masih repot install OS dan software. Beda dengan ini, tidak sampai 5jtan. Sudah tinggal pakai. Ingat beli laptop Apple pasti sudah sepaket dengan software atau OSnya yang bernama MacOS. Belum lagi prestige kita didepan klien. Wah menarik sekali, pikir kami.
Tanpa pikir panjang, akhirnya Pak Bos kami langsung bilang Oke, kita beli langsung 3 biji.
Bagaimana tidak, meski barang tahun 2011 yang kita pakai dan sekarang sudah tahun 2020. Berarti sudah 9 tahun barang ini. Tapi masih awet dan masih bagus. Tentunya, masih tetap bikin keren buat pemakai.
Tulisan ini tidak menganjurkan, bahkan tidak memaksa kalian yang belum pakai apple untuk segera pakai. Tapi minimal kita harus tahu bagaimana memanfaatkan teknologi dari segi apapun. Tidak usah minder kalau kita masih kacau bahkan bingung saat menggunakan sesuatu yang baru, teknologi baru maksudnya. Semua bisa dipelajari.
Ingat, memakai teknologi harus sesuai dengan manfaatnya. Tinggal hitung atau pikir dulu mau beli barang A dan untuk apa. Untuk kali ini, kami jangan ditiru. Kami beli Apple kari kami ingin keren. Haha
Tentu itu bukan tujuan utama. Kami sudah mempertimbangkan alasan utama membeli laptop Macbook Air 2011 di tahun 2020
Simak kisah selengkapnya di tulisan berikutnya. (man)
Bersambung