Site icon Bangga Indonesia

Bagaimana Membangun Kebiasaan yang Lebih Baik.

Coach DR.N.Faqih Syarif H, M.Si. Direktur Pesantren TEJ Ummul Quro, Seloliman Trawas

Bangga Indonesia, Surabaya – Bagaimana  Membangun Kebiasaan  yang Lebih Baik.

Sobat. Kebiasaan  adalah  perilaku  yang  telah  diulang  cukup  serinng  sampai  menjadi otomatis. Tujuan akhir  kebiasaan  adalah  memecahkan  masalah-masalah  dalam  hidup  dengan  energy  dan upaya sekecil mungkin. Kebiasaan apa pun  dapat  diuraikan  menjadi  lingkaran  umpan  balik  yang  meliputi   empat  langkah : Petunjuk, gairah, tanggapan, dan ganjaran.

Sobat. Kita  bisa  membagi   empat  tahap ini  menjadi  dua  fase : Fase  masalah  dan fase solusi. Fase  masalah  terdiri  atas  petunjuk  dan  gairah, dan  ini terjadi  ketika  anda  sadar ada  sesuatu  yang perlu berubah. Fase  solusi  terdiri  atas tanggapan  dan ganjaran yaitu  ketika Anda  beraksi  dan  meraih  perubahan yang Anda  dambakan.

Sobat. Pertama, Ada Petunjuk. Petunjuk itu memicu otak  untuk mulai perilaku. Pikiran Anda  terus menganalisis  situasi Anda, baik  internal maupun eksternal, untuk  mendapatkan petunjuk tentang  letak suatu ganjaran. Karena petunjuk itu merupakan indicator pertama  yang dekat  dengan ganjaran, wajar  kalau hal itu membangkitkan gairah.

Gairah  adalah Tahap kedua, Tanpa motivasi di tingkat  tertentu, tanpa  gairah untuk berubah, kita tidak memiliki alasan  untuk beraksi. Setiap gairah terkait  dengan hasrat  untuk mengubah  situasi internal anda. Petunjuk  tidak bermakna  sampai  orang berhasil  menafsirkannya. Pikiran, perasaan, dan emosi  sang pengamatlah yang  mengubah petunjuk menjadi gairah.

Sobat.  Semua  perilaku digerakkan  oleh gairah  untuk memecahkan  masalah. Terkadang  masalah yang Anda  lihat  adalah  sesuatu  yang  baik  dan Anda  ingin  mendapatkannya. Terkadang masalah  itu  adalah rasa  nyeri  yang Anda  alami  dan Anda  ingin  membebaskan diri darinya. Mana pun  yang Anda alami, tujuan  setiap  kebiasaan  adalah  memecahkan masalah  yang Anda hadapi.

Sobat. Tahap ketiga  adalah menanggapi. Tanggapan adalah  kebiasaan sesungguhnya  yang Anda lakukan, yang  dapat berwujud   pikiran  atau aksi. Suatu tanggapan  terjadi  atau tak terjadi  itu bergantung  pada  seberapa  besar  motivasi Anda  dan  seberapa besar  kaitannya  dengan  perilaku.

Akhirnya, tanggapan  menghasilan  imbalan. Ganjaran  adalah sasaran akhir  setiap  kebiasaan. Petunjuk terkait  dengan  melihat imbalan. Gairah  berkaitan  dengan hasrat  terhadap ganjaran. Tanggapan terkait dengan  mendapatkan ganjaran. Kita  mencari ganjaran  ada dua hal  yang dapat dipenuhi : 1. Ganjaran  membuat kita puas. Dan 2. Ganjaran  mengajarkan  sesuatu  pada kita.

Sobat. Setiap kali   ingin  mengubah  perilaku, Anda  cukup   bertanya  pada  diri  sendiri :

Sobat. Dengan  kerangka kerja empat kaidah  perubahan perilaku, dan menyediakan  seperangkat  aturan sederhana  untuk  menciptakan kebiasaan-kebiasaan baik dan membongkar kebiasaan-kebiasaan buruk.

  Bagaimana Menciptakan Kebiasaan Baik
Hukum Pertama ( Petunjuk) Menjadikannya  terlihat
Hukum Kedua ( Gairah ) Menjadikannya menarik
Hukum ketiga ( Tanggapan ) Menjadikannya mudah
Hukum keempat ( Ganjaran ) Menjadikannya memuaskan

Kita  juga  dapat  membalik kaidah-kaidah  ini  untuk mempelajari  cara  membongkar  kebiasaan buruk.

  Bagaimana Membongkar Kebiasaan buruk
Kebalikan Hukum Pertama ( Petunjuk) Menjadikannya tak terlihat
Kebalikan hukum kedua (Gairah) Menjadikannya tidak menarik
Kebalikan Hukum ketiga ( Tanggapan ) Menjadikannya  sulit
Kebalikan Hukum Keempat ( Ganjaran ) Menjadikannya mengecewakan

Sobat. Kunci  untuk  menciptakan  kebiasaan-kebiasaan baik  dan  membongkar  kebiasaan-kebiasaan  buruk   adalah  memahami  hukum-hukum dasar ini  serta  cara mengubahnya sesuai spesifikasi Anda.

Sobat. Layak  kita renungkan dan sadari  mengenai   Antara  Kebiasaan   dan  Ibadah pesan  Ibn Al-Jauzi :

“ Kuperhatikan  ibadah  kebanyakan  orang, ternyata  hanyalah  merupakan  kebiasaan. Adapun  orang-orang  yang sadar, kebiasaan-kebiasaan  mereka  justru  adalah ibadah  yang  sesungguhnya. Orang  yang  lengah  berucap, “ Subhaanallah,”  sebagai  kebiasaan.  Sedang  orang  yang  sadar, pikirannya  tak henti-henti  merenungi  keajaiban-keajaiban  ciptaan, atau  keagungan  Sang Pencipta, lalu perenungannya  tentang  hal  itu  menggerakkannya  untuk  berucap “ Subhaanallah.”  Tasbih  ini  adalah  buah  dari  perenungan. Inilah tasbih  orang-orang   yang  sadar. Pikiran  mereka  senantiasa  berputar. Ibadah-ibadah  mereka  pun nyata  dengan   tasbih-tasbih.

Demikian  pula  mereka   teringat  dosa-dosa   yang  telah lalu. Hal  itu  meniscayakan  perenungan, kegelisahan  hati  dan  penyesalan  diri,  serta  berbuahlah  ucapan, “ Astaghfirullah.”  Inilah  hakikat Tasbih  dan  Istighfar.

Sobat. Sebagai pengingat bagi kita  juga. Ingatlah  menyia-nyiakan  waktu lebih berat  daripada kematian. Menyia-nyiakan waktu dapat  memutusmu dari Allah dan akherat, sementara kematian hanya memutuskanmu dari kehidupan  dan penghuni dunia.

Salam Dahsyat dan Luar Biasa!

( Spiritual Motivator – DR.N.Faqih Syarif H, M.Si  Penulis Buku Buatlah Tanda di Alam Semesta. Direktur Pesantren TEJ – Tahfidz, Entrepreneur dan Jurnalistik  Ummul Quro, Seloliman Trawas, Sekretaris Komnas Pendidikan Jawa Timur )

Exit mobile version