Bangga Indonesia, Surabaya – Bagaimana Membangun Kebiasaan yang Lebih Baik.
Sobat. Kebiasaan adalah perilaku yang telah diulang cukup serinng sampai menjadi otomatis. Tujuan akhir kebiasaan adalah memecahkan masalah-masalah dalam hidup dengan energy dan upaya sekecil mungkin. Kebiasaan apa pun dapat diuraikan menjadi lingkaran umpan balik yang meliputi empat langkah : Petunjuk, gairah, tanggapan, dan ganjaran.
Sobat. Kita bisa membagi empat tahap ini menjadi dua fase : Fase masalah dan fase solusi. Fase masalah terdiri atas petunjuk dan gairah, dan ini terjadi ketika anda sadar ada sesuatu yang perlu berubah. Fase solusi terdiri atas tanggapan dan ganjaran yaitu ketika Anda beraksi dan meraih perubahan yang Anda dambakan.
Sobat. Pertama, Ada Petunjuk. Petunjuk itu memicu otak untuk mulai perilaku. Pikiran Anda terus menganalisis situasi Anda, baik internal maupun eksternal, untuk mendapatkan petunjuk tentang letak suatu ganjaran. Karena petunjuk itu merupakan indicator pertama yang dekat dengan ganjaran, wajar kalau hal itu membangkitkan gairah.
Gairah adalah Tahap kedua, Tanpa motivasi di tingkat tertentu, tanpa gairah untuk berubah, kita tidak memiliki alasan untuk beraksi. Setiap gairah terkait dengan hasrat untuk mengubah situasi internal anda. Petunjuk tidak bermakna sampai orang berhasil menafsirkannya. Pikiran, perasaan, dan emosi sang pengamatlah yang mengubah petunjuk menjadi gairah.
Sobat. Semua perilaku digerakkan oleh gairah untuk memecahkan masalah. Terkadang masalah yang Anda lihat adalah sesuatu yang baik dan Anda ingin mendapatkannya. Terkadang masalah itu adalah rasa nyeri yang Anda alami dan Anda ingin membebaskan diri darinya. Mana pun yang Anda alami, tujuan setiap kebiasaan adalah memecahkan masalah yang Anda hadapi.
Sobat. Tahap ketiga adalah menanggapi. Tanggapan adalah kebiasaan sesungguhnya yang Anda lakukan, yang dapat berwujud pikiran atau aksi. Suatu tanggapan terjadi atau tak terjadi itu bergantung pada seberapa besar motivasi Anda dan seberapa besar kaitannya dengan perilaku.
Akhirnya, tanggapan menghasilan imbalan. Ganjaran adalah sasaran akhir setiap kebiasaan. Petunjuk terkait dengan melihat imbalan. Gairah berkaitan dengan hasrat terhadap ganjaran. Tanggapan terkait dengan mendapatkan ganjaran. Kita mencari ganjaran ada dua hal yang dapat dipenuhi : 1. Ganjaran membuat kita puas. Dan 2. Ganjaran mengajarkan sesuatu pada kita.
Sobat. Setiap kali ingin mengubah perilaku, Anda cukup bertanya pada diri sendiri :
- Bagaimana saya dapat menjadikannya terlihat?
- Bagaimana saya dapat menjadikannya menarik?
- Bagaimana saya dapat menjadikannya mudah?
- Bagaimana saya dapat menjadikannya memuaskan?
Sobat. Dengan kerangka kerja empat kaidah perubahan perilaku, dan menyediakan seperangkat aturan sederhana untuk menciptakan kebiasaan-kebiasaan baik dan membongkar kebiasaan-kebiasaan buruk.
Bagaimana Menciptakan Kebiasaan Baik | |
Hukum Pertama ( Petunjuk) | Menjadikannya terlihat |
Hukum Kedua ( Gairah ) | Menjadikannya menarik |
Hukum ketiga ( Tanggapan ) | Menjadikannya mudah |
Hukum keempat ( Ganjaran ) | Menjadikannya memuaskan |
Kita juga dapat membalik kaidah-kaidah ini untuk mempelajari cara membongkar kebiasaan buruk.
Bagaimana Membongkar Kebiasaan buruk | |
Kebalikan Hukum Pertama ( Petunjuk) | Menjadikannya tak terlihat |
Kebalikan hukum kedua (Gairah) | Menjadikannya tidak menarik |
Kebalikan Hukum ketiga ( Tanggapan ) | Menjadikannya sulit |
Kebalikan Hukum Keempat ( Ganjaran ) | Menjadikannya mengecewakan |
Sobat. Kunci untuk menciptakan kebiasaan-kebiasaan baik dan membongkar kebiasaan-kebiasaan buruk adalah memahami hukum-hukum dasar ini serta cara mengubahnya sesuai spesifikasi Anda.
Sobat. Layak kita renungkan dan sadari mengenai Antara Kebiasaan dan Ibadah pesan Ibn Al-Jauzi :
“ Kuperhatikan ibadah kebanyakan orang, ternyata hanyalah merupakan kebiasaan. Adapun orang-orang yang sadar, kebiasaan-kebiasaan mereka justru adalah ibadah yang sesungguhnya. Orang yang lengah berucap, “ Subhaanallah,” sebagai kebiasaan. Sedang orang yang sadar, pikirannya tak henti-henti merenungi keajaiban-keajaiban ciptaan, atau keagungan Sang Pencipta, lalu perenungannya tentang hal itu menggerakkannya untuk berucap “ Subhaanallah.” Tasbih ini adalah buah dari perenungan. Inilah tasbih orang-orang yang sadar. Pikiran mereka senantiasa berputar. Ibadah-ibadah mereka pun nyata dengan tasbih-tasbih.
Demikian pula mereka teringat dosa-dosa yang telah lalu. Hal itu meniscayakan perenungan, kegelisahan hati dan penyesalan diri, serta berbuahlah ucapan, “ Astaghfirullah.” Inilah hakikat Tasbih dan Istighfar.
Sobat. Sebagai pengingat bagi kita juga. Ingatlah menyia-nyiakan waktu lebih berat daripada kematian. Menyia-nyiakan waktu dapat memutusmu dari Allah dan akherat, sementara kematian hanya memutuskanmu dari kehidupan dan penghuni dunia.
Salam Dahsyat dan Luar Biasa!
( Spiritual Motivator – DR.N.Faqih Syarif H, M.Si Penulis Buku Buatlah Tanda di Alam Semesta. Direktur Pesantren TEJ – Tahfidz, Entrepreneur dan Jurnalistik Ummul Quro, Seloliman Trawas, Sekretaris Komnas Pendidikan Jawa Timur )