Bangga Indonesia, Jakarta – Nama Ir. KH. M. Asy’ari Akbar, M.Si kembali mencuat. “Sang Pendekar” Perguruan Pencak Silat ASAD (Aman-Sehat-Ampuh-Damai) ini baru saja didaulat menjadi Ketua Umum Hebitren (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren) Korwil DKI Jakarta 2021-2026.
Kiyai Asy’ari terpilih secara aklamasi dalam Forum Grup Diskusi (FGD) yang diprakarsai Bank Indonesia. FGD yang digelar di Pondok Pesantren Minhajurrasyidin Lubang Buaya, Pondok Gede Jakarta Timur, Selasa (30/03) itu juga mengangkat H Saeful Arifin (Gus Ipul) sebagai sekretarisnya.
Dalam kaitan ini, media kita: banggaindonesia.com, Kamis malam (02/04) mencoba mewawancarai pengasuh Pondok Pesantren Minhajurrasyidin melalui WhatsApp (WA). Sang Kiyai langsung merespon dengan baik walau baru kali ini mengenal.
Komunikasi pun lancar. Beberapa pertanyaan Wartawan Bangga Indonesia dijawab secara maraton hingga usai Jumatan. Nomor WA Sang Kiyai diperoleh dari Bos PT Bangga Media Nusantara, Kang Didin, sapaan MA. Burhanuddin, ST, MM.
PT Bangga Media Nusantra, yang baru saja menerbitkan buku perdananya, SantriPreneur Santri Milenial, berharap dari Kiyai Asy’ari kiprah pesantresn di Bumi Nusantara benar-benar mampu menjadi generasi yang kokoh keimanan, keislaman dan mandiri dan memiliki visi dunia dan akhirat.
Hebitren Wilayah DKI pasti menantikan “jurus-jurus maut” yang akan diperankan “Sang Pedekar” yang duduk di kepengurusan Dewan Pembina Perguruan Pencak Silat ASAD (Aman-Sehat-Ampuh-Damai) ini.
Tidak banyak pertanyaan yang disampaikan banggaindonesia.com kepada “Sang Pendekar” tentang pandangannya setelah menjadi Ketua Umum Hebitren. Hanya empat pertanyaan. Berikut petikan dalam dialog di massager WA:
Pak Yai, saya melihat fenomena pesantren ke depan akan memiliki kekuatan SDM yang siap tarung di era milenial. Gimana menurut jenengan?
InsyaAllah dengan modal yang dimiliki oleh pesantren, baik secara pengetahuan maupun kemampuan teknis, akan menciptakan sebuah kekuatan yang melahirkan kemandirian di segala bidang. Terutama bidang ekonomi. Tentunya ekonomi dan keuangan syariah.
Di pesantren santri dibina dan dididik secara holistik (kecerdasan intelektual + kecerdasan emosional + kecerdasan spiritual). Sehingga melahirkan ulama yangg faqih dan ber-akhlaqul karimah.
Ditambah keterampilan/keahlian untuk mandiri. Sehingga kekita sudah terjun ke masyarakat, benar-benar bisa mencerahkan ummat dengan ekonomi yang mandiri sebagai entrepreneur.
Apakah ini bermuara dari banyaknya pesantren yang mulai ada pendidikan entrepreneur?
Betul. Kolaborasi secara berjamaah inilah, akan memacu ekonomi keuangan syariah menjadi ‘kekuatan baru ekonomi syariah’ = Crowdfunding… Berdikari, mulai dari modal, produksi, konsumsi sampai dengan kreasi usaha lintas Ponpes.
Yaitu melalui optimalisasi potensi, titik tolok ukurnya membuat posisi pesantren bisa meneruskan dan memberi, tidak lagi menerima… Berkontribusi berkarya nyata untuk bangsa…”Dari santri untuk Negeri”
Ekonomi Syariah Nasional yang mengarah kepada ekonomi mandiri dengan segala pemberdayaan yang sangat potensial. Semoga pesantren bisa menjadi model dalam pengembangan ekonomi rakyat yang berbasis syariah.
Apakah sudah ada gagasan untuk memasukkan entrepreneurship dalam kurikulum pesantren secara nasional?
Kita akan mengarah kesana… Semoga bisa. Karena pesantren kan independen. Kepemilikannya perorangan atau yayasan… Oleh karenanya di sini peran Kiyai, pengasuh pesantren yang terbuka dan berwawasan luas menjadi kuncinya. (aba)