Senin, 25 November 2024

Hindari Kerusakan Tanah, Petrokimia Imbau Petani Lakukan Pemupukan Berimbang

“pemupukan berimbang, yakni menggunakan formula 5:3:2”

Bangga Indonesia, Gresik – Petrokimia Gresik mengimbau petani untuk memperbaiki kondisi tanah saat ini dengan menerapkan pemupukan berimbang, karena bermanfaat untuk keberlanjutan pertanian serta mengefisienkan penggunaan pupuk bersubsidi.

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo di Gresik, Sabtu, mengatakan berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2018, setidaknya 70 persen dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat. Artinya, sekitar 5 juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah.

“Sehingga rekomendasi ini adalah upaya Petrokimia Gresik untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan, meningkatkan produktivitas tanaman, serta sekaligus memperbaiki kondisi tanah. Karena dalam rekomendasi pemupukan berimbang ini menggunakan pupuk organik Petroganik,” ujar Dwi Satriyo.

Kurangnya sehatnya tanah di Indonesia, kata Dwi disebabkan beberapa faktor, salah satunya penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang. Sehingga menyebabkan kandungan bahan organik tanah terdekomposisi dan semakin sedikit.

Selain itu, berdasarkan sejumlah penelitian dan kondisi di lapangan, masih banyak petani menggunakan pupuk Urea secara berlebihan atau tidak sesuai rekomendasi, yaitu lebih dari 400 kg per hektare sawah. Karena rerata petani menganggap semakin banyak penggunaan pupuk Urea, tanaman akan semakin bagus.

Padahal pemupukan Urea terlalu banyak akan menjadikan tanaman sukulen sehingga lebih mudah terserang hama maupun penyakit. Kemudian merusak kesuburan tanah, karena Urea terlalu banyak akan mengakibatkan tanah menjadi masam, yang mengakibatkan penyerapan unsur hara tertentu menjadi terhambat.

Oleh karena itu, Dwi meminta agar petani menerapkan pemupukan berimbang, yakni menggunakan formula 5:3:2. Rinciannya 500 kilogram Petroganik, 300 kilogram NPK Phonska, dan 200 kilogram Urea untuk 1 (satu) hektare lahan sawah.

“Kami juga telah bertahun-tahun menguji coba efektivitas pemupukan berimbang tersebut di berbagai daerah. Hasilnya, terdapat peningkatan produktivitas sebesar 1-2 ton gabah kering panen per hektar sawah,” katanya.

Ia berharap rekomendasi pemupukan dari Petrokimia Gresik ini diadopsi oleh petani yang ada di seluruh Indonesia untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan membangun sustainable agriculture.

Next Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent News