Millenial merupakan era generasi muda yang tumbuh ditengah perkembangan teknologi dan informasi, yang dimana dikategorikan lahir pertengahan tahun 1990-an sampai 2000-an. Sebutannya kini telah menjadi tren besar di kalangan masyarakat. Begitu juga dengan berdakwah yang dimana saat ini semakin maju mengikuti perkembangan teknologi. Tidak melulu dengan ceramah formal di masjid ataupun tatap muka, kini media online menjadi pintu bagi para pendakwah untuk memanfaatkannya.
Pemuda identik dengan perubahan yang siap bergerak untuk memperjuangkan perubahan itu. Melihat situasi dan kondisi kalangan umat masyarakat yang semakin beragam, tentu peran pemuda menjadi nomor satu di zaman sekarang. Mereka siap bergerak dan mengorbankan apapun untuk mencapai yang mereka inginkan idealisme mereka dan juga Islam. Tatkala Islam datang, Islam didukung oleh pemuda, begitu juga pada saat Rasulullah SAW merubah masyarakat maka Rasulullah juga didukung oleh pemuda. Karena itulah pemuda menjadi sumber perubahan dan Islam telah memberikan langkah perubahan kepada mereka dengan tujuan yang jelas yaitu agar mereka senantiasa menataati Allah SWT.
Apa yang terbayang di benak kita saat mendengar tentang dakwah? Tentu kebanyakan dari kita merasa bahwa dakwah adalah tugas para ustadz, kyai, dan ulama. Namun banyak sebagian orang menyalah artikan dan menganggap bahwa berdakwah hanya tugas seorang ustadz saja dan kewajiban orang yang lebih tua. Hal itu menjadi sebuah anggapan yang salah.
Di tengah arus digitalisasi, dakwah Islam harus fleksibel terhadap kondisi saat ini, dimana mampu mengikuti perkembangan zaman, perkembangan budaya umat serta dikemas dengan menarik. Sebagai sarana berdakwah, salah satu media yang menjadi viral dan diminati banyak anak muda hingga orang dewasa dalam hiburan dan aktivitas masyarakat adalah TikTok. Menyampaikan pesan dakwah dengan media ini tentu menarik dan mudah diterima oleh masyarakat luas.
Jika melihat situasi yang begitu ramai saat ini, aplikasi TikTok sangat akrab dengan aktivitas keseharian remaja hingga masyarakat pada umumnya. Tak terkecuali bagi generasi milenial yang hampir setiap hari mengakses aplikasi terutama TikTok. Maka ini menjadi peluang bagi para Da’i untuk memanfaatkan TikTok sebagai media dakwah.
Berdakwah melalui media seperti Instagram hingga TikTok tentu harus mengikuti kaidah Islam, sebab seorang penda’i tidak boleh keluar dari kaidah dakwah yang sudah ditetapkan. Islam yang merupakan agama Rahmatan Lil Alamin dapat menjadi pegangan untuk para da’i dalam menunjukkan wajah Islam yang indah, ramah dan moderat.
Baru-baru ini banyak anak muda muslim yang menambah inovasi dan kreatifitasnya menjadi sarana bagi mereka dalam berdakwah. Salah satunya adalah Husain Basayiban. Remaja yang masih duduk dibangku perkuliahan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini telah banyak menghasilkan konten dakwah melalui media sosialnya. Nama Husain Basyaiban mulai dikenal masyarakat luas setelah mengunggah beberapa video di aplikasi TikTok sejak awal 2020. Postingan yang mengangkat tentang agama menjadi alas an utama banyak pengguna TikTok menjadi followers Husain.
Bekal agama yang Husain dapatkan tidak hanya didapat dari bangku sekolah namun menurun dari pendidikan sang ayah. Membagi waktunya untuk mengfajar dan belajar mengaji adalah rutinitas Husain sejak kecil. Hal itulah yang kemudian menjadi bekal Husain dalam memanfaatkan TikTok sebagai media dakwahnya yang diisi dengan diskusi keagamaan khususnya anak milenial agar memahami nilai-nilai Islam. Bermula hanya sebatas pembicaraan dakwah Rasulullah, kini Husain telah membuka jalan lebar untuk bertukar ilmu membahas persoalan-persoalan umum yang dialami anak muda muslim.
Menjadi generasi muda yang tetap berpegang teguh dengan aqidah dan penuh rasa toleransi, menjadi kunci utama. Karena menyebarkan agama Islam itu dapat dilakukan dengan cara luas dan harus diiringi dengan pemahaman yang luas juga. Kembali lagi dengan apa yang menjadi niat untuk menggapai ridha Allah SWT, maka tujuan utama berdakwah adalah mengerahkan semua yang kita mampu untuk menyebarkan syariat Allah kepada siapa saja dan dimana saja terutama melalui media sosial.
Penulis: Adinda Nurul Izzah