Bangga Indonesia, Jakarta – Indonesia kembali menunjukkan kekuatannya di kancah internasional melalui Kejuaraan Dunia Pencak Silat yang berlangsung di Abu Dhabi. Dalam ajang bergengsi ini, tim Indonesia sukses menjadi juara umum, baik di kategori senior maupun junior. Prestasi ini semakin menegaskan posisi Indonesia sebagai pemimpin dunia dalam seni bela diri tradisional ini.
Pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat ke-20, tim Indonesia berhasil meraih 11 medali emas, 7 perak, dan 5 perunggu. Di sisi lain, Vietnam yang menjadi pesaing terdekat hanya mengantongi 10 emas, 3 perak, dan 3 perunggu. Sementara itu, Malaysia berada di posisi ketiga dengan raihan 6 emas, 9 perak, dan 4 perunggu. Dengan hasil ini, Indonesia kembali membuktikan dominasinya.
Lebih lanjut, di kategori Junior World Pencak Silat Championship ke-5, Indonesia juga tampil gemilang. Tim junior berhasil membawa pulang 11 emas, 3 perak, dan 2 perunggu. Di belakang Indonesia, Singapura dan Kazakhstan mengisi posisi kedua dan ketiga. Dengan perolehan ini, generasi muda Indonesia membuktikan bahwa masa depan Pencak Silat masih berada di tangan yang tepat.
Sebagai simbol keberhasilan, trofi juara umum untuk kategori senior diserahkan langsung oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono. Prosesi ini berlangsung di Abu Dhabi National Exhibition Centre (ADNEC) dan telah hadir para delegasi dari berbagai negara. Sementara itu, penyerahan trofi untuk kategori junior oleh Menteri Negara Uni Emirat Arab (UAE), HE Ahmed Ali Al Sayegh.
Pencak Silat Perkuat Persaudaraan Antarbangsa
Tidak hanya soal medali, Kejuaraan Dunia Pencak Silat juga menjadi ajang untuk memperkuat hubungan antarnegara. Dalam pidatonya, Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto. Beliau menekankan bahwa ajang ini tidak hanya menunjukkan keahlian para atlet tetapi juga mempererat ikatan persaudaraan antarbangsa.
“Kami berharap kejuaraan ini menginspirasi generasi muda untuk melestarikan tradisi luhur Pencak Silat. Seni bela diri ini bukan hanya olahraga, tetapi juga warisan budaya yang kaya,” ujar Sugiono.
Selanjutnya, Sugiono juga memberikan apresiasi kepada seluruh peserta. Menurutnya, keberanian mereka untuk bertanding dan menunjukkan semangat sportivitas merupakan pencapaian luar biasa yang patut dihargai.
Prosesi Penutupan yang Sarat Makna
Penutupan acara ini diwarnai dengan momen penuh makna, yakni pengembalian mandat kejuaraan. Dalam prosesi tersebut, Grand Master Coach Heru Prasetya Tantra menyerahkan keris simbolis kepada Ketua Panitia, Mr. Roy Z. Kamsanee. Selanjutnya, keris tersebut dikembalikan kepada Sekretaris Jenderal Persilat, Mr. Teddy Suratmadji. Prosesi ini menandakan penutupan kejuaraan secara resmi.
Selain itu, kejuaraan ini diikuti oleh 57 negara dengan total 1.100 peserta. Mereka bertanding dalam berbagai kategori, mulai dari tanding hingga seni. Bahkan, kejuaraan ini memadukan berbagai kelas, seperti pre-junior, junior, senior, dan master. Struktur kompetisi yang fleksibel ini menunjukkan betapa luas dan inklusifnya Pencak Silat sebagai seni bela diri.
Keberhasilan yang Tidak Lepas dari Kolaborasi Erat
Keberhasilan Kejuaraan Dunia Pencak Silat ini tidak terlepas dari kerja sama erat antara Indonesia dan UAE. Duta Besar RI untuk UAE, HE Husin Bagis, menjelaskan bahwa dukungan penuh dari pemerintah UAE menjadi faktor penting kesuksesan acara ini. Bahkan, Menteri Olahraga UAE, HE Ahmad Belhoul Al Falasi, memberikan perhatian khusus pada pelaksanaan kejuaraan ini.
Wakil Presiden UAE Sports for All Federation, HE Saeed Ali Alajil, juga mengapresiasi pencapaian tersebut. Ia berharap kejuaraan ini dapat memicu perkembangan Pencak Silat di wilayah UAE. Rencana pembukaan lebih banyak padepokan Pencak Silat di UAE menjadi salah satu langkah konkret yang akan diambil.
Indonesia Kembali Mendunia
Dengan segala pencapaian ini, Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai negara yang tidak hanya unggul dalam kompetisi tetapi juga menjadi penjaga warisan budaya Pencak Silat. Prestasi gemilang ini bukan hanya kemenangan olahraga tetapi juga kemenangan budaya yang layak menjadi kebanggaan.