Bangga Indonesia, Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program Kampus Mengajar dalam upaya menggerakkan mahasiswa untuk membantu siswa sekolah dasar di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar belajar pada masa pandemi COVID-19.
“Melalui program Kampus Mengajar 2021, saya menantang kalian (mahasiswa) untuk mengatakan saya mau (membantu),” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim di Jakarta, Selasa, pada acara peluncuran Kampus Mengajar yang disiarkan daring.
Dia mengemukakan bahwa pada masa pandemi COVID-19 siswa sekolah dasar di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) kesulitan belajar, sementara guru dan orang tua mereka masih beradaptasi dengan sistem pembelajaran baru yang diterapkan.
“Saya mengajak teman-teman mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk beraksi, berkolaborasi, dan berkreasi selama 12 minggu untuk meningkatkan pembelajaran di daerah 3T sekaligus mengasah kepemimpinan, kematangan emosional, dan kepekaan sosial,” katanya.
Nadiem menyemangati para mahasiswa untuk memberikan kontribusi terbaik bagi pembangunan pendidikan di daerah 3T serta meminta para pemimpin perguruan tinggi dan dosen untuk mempermudah mahasiswa menjalani pembelajaran di luar kampus.
“Perguruan tinggi harus merevisi kurikulum untuk memungkinkan mahasiswa melakukan kebijakan Kampus Merdeka dan tetap lulus tepat waktu. Pendaftaran dan konversi dapat dibuat dengan mudah,” katanya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga meminta para pemangku kepentingan seperti kepala daerah, kepala dinas, dan kepala sekolah menerima mahasiswa yang ingin membantu mengajar di daerah mereka.
“Ibu dan bapak dan kawan mahasiswa sekalian marilah bersama-sama melangkah dalam optimisme dan semangat gotong-royong untuk mendukung dan berpartisipasi dalam program Kampus Mengajar demi pendidikan Indonesia yang lebih baik tahun 2021,” katanya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjalankan program Kampus Mengajar dengan dukungan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). ( Ant )