Bangga Indonesia, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berkomitmen untuk mengawal transformasi digital di Indonesia agar teknologi bisa berperan dengan baik.
“Teknologi yang bebas nilai ibarat pisau dapur dibuat tergantung digunakan untuk apa, nilainya ditentukan dari penggunanya, manusianya,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail, dalam siaran pers, dikutip Jumat.
Transformasi digital, menurut Ismail, mendorong perubahan kultur dan budaya melalui perubahan teknologi tinggi, seperti teknologi informasi, teknologi komputer, kecerdasan buatan hingga analisis data.
“Teknologi-teknologi ini dan perubahan yang didorong untuk kita melakukan survei dalam kondisi menghadapi pandemi Covid-19 ini membuat kita semua perlu merenungkan,” kata Ismail.
Semula, teknologi dipandang bebas nilai, bahwa nilai tersebut terletak pada manusia yang memanfaatkan teknologi tersebut, bukan pada teknologi.
Seiring dengan perkembangan, teknologi menjadi semakin canggih dan rumit sehingga sulit untuk memisahkan nilai terletak pada teknologi atau pada manusia yang menggunakannya.
Ismail menilai teknologi informasi saat ini memiliki kompleksitas yang beragam.
“Misalnya, teknologi ketika merancang bom nuklir, ketika merancang senjata biologis dan sebagainya. Apakah teknologi ini bisa dikatakan bebas nilai? Pertanyaannya, mampukah kita menjaga agar transformasi digital ini tetap memiliki value, memiliki nilai yang bermanfaat buat kehidupan umat manusia,” kata Ismail.
Salah satu tugas penting Kominfo saat ini adalah membantu mengawal perubahan tatanan kehidupan sosial, masyarakat, berbangsa dan bernegara dengan teknologi yang rumit mampu tetap menjaga nilai-nilainya yang dikandung di dalamnya.
Ismail menyampaikan hal tersebut saat peringatan Nuzulul Quran di kantor Kominfo, dia juga mengingatkan untuk menerapkan nilai-nilai yang diturunkan Tuhan ke kehidupan sehari-hari, termasuk tentang berkata baik dan benar.
Salah satu hal baik yang terjadi selama pandemi satu tahun belakangan, masyarakat perlu menata ulang kehidupan salah satunya melalui transformasi digital.
“Namun, dibalik semua cobaan itu tersimpan sebuah hikmah bahwa kita harus segera menyesuaikan diri dalam perubahan kehidupan kita yang baru, termasuk melalui proses transformasi digital,” kata Ismail.
Ismail mengharapkan Peringatan Nuzulul Quran 1442 H dapat membekali dan memantapkan tujuan hidup, berbangsa, bernegara, membangun mental dan karakter nasional agar bisa menjadi Indonesia yang hebat, Indonesia yang maju, Indonesia yang berdaulat, mandiri serta penuh berkah. (ant)