Bangga Indonesia, Jakarta – Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak masyarakat untuk bergandeng tangan dalam upaya menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA).
“Tugas menyelamatkan bangsa bukan hanya tugas pemerintah melainkan tugas kita bersama. Ayo bergandeng tangan menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya narkoba,” kata Menteri Sosial pada acara pemusnahan barang bukti narkoba di Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Jakarta, Rabu.
Menurut siaran pers dari Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial, Kementerian Sosial melakukan upaya rehabilitasi sosial melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) bagi para korban penyalahgunaan NAPZA.
Rehabilitasi sosial korban NAPZA dilakukan di Balai NAPZA “Bambu Apus” Jakarta, Balai NAPZA “Galih Pakuan” Bogor, Balai NAPZA “Satria” Baturraden, Balai NAPZA “Insyaf” Medan, dan Loka NAPZA “Pangurangi” Takalar.
Kapasitas Balai Bambu Apus 4.100 orang, Balai Galih Pakuan 4.700 orang, Balai Satria 4.100 orang, Balai Insyaf 440 orang, dan Loka Pangurangi 2.660 orang.
“Saat ini, populasi korban penyalahgunaan NAPZA di Indonesia mencapai 3,6 juta orang. Saya percaya korban NAPZA bisa hidup normal kembali,” tutur Risma.
Risma mengatakan rehabilitasi sosial bagi korban NAPZA diperlukan pendekatan, tidak memusuhi, merangkul, serta mengajak komunikasi hal-hal yang diperlukan.
“Setiap orang bisa menjadi korban narkoba sehingga penanganan korban penyalahgunaan memerlukan pendekatan,” katanya.
Risma memberikan penghargaan kepada BNN dalam melakukan penindakan terhadap pelaku kejahatan narkoba. Menurut RIsma, perlu penguatan kerja sama antara kementerian/lembaga dalam menanggulangi bahaya narkoba.
“Terima kasih kepada seluruh pimpinan dan jajaran BNN yang telah berupaya menyelamatkan bangsa dari bahaya NAPZA yang dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin melihat Indonesia hancur,” katanya. ( Ant )