Bangga Indonesia, Bangkalan – Di balik sukses membangun Museum Perusnia, Salman Al Rasyid punya kisah hidup yang sungguh ajaib.
Betapa tidak! Wartawan Bangga Indonesia, Alief Reginald Rafdianto pun sempat tak yakin. Siswa SMA 2 Bangkalan ini, ternyata menurut orang tuannya adalah seorang anak yang lahir secara prematur.
Cerita itu disampaikan Ayu Yuliana, ibu Salman, saat menghampiri Alief di sela mewawancaranya dengan Salman. Kehadiran wanita berhijab motif lingkaran putih hitam ini sangat mengejutkan.
Apalagi Yuliana bercerita apa adanya. Blak-blakan! Bercerita panjang lebar soal masa kecil putranya.
Wanita yang aktif sebagai bidan ini sempat berubah mimiknya, ketika teringat masa kelahiran Salman. Antara bangga dan sedih terpancar dari wajah wanita berbaju kurung putih itu.
Salman kecil, menurut dia, tidak lahir normal seperti bayi umumnya. Yang keluar dari Rahim seorang ibu selama sembulan. “Dia lahir secara premature,” jelasnya dengan mata berkaca-kaca.
Salman baru bisa berjalan dan berbicara pada usia dua tahun. Saat itu, dia didiagnosa mengidap disleksia. Orang disleksia memiliki gangguan saraf pada otak yang memproses bahasa.
Sehingga Salman kecil sulit untuk belajar menulis dan membaca. “Setalah tahu itu, saya kemudian memberikan perhatian lebih kepada Salman,” kisah Yuliana.
Selain menderita disleksia, Salman kecil juga menderita beberapa penyakit lain. Seperti Anomali Esofagus.
Dimana pada esofagus Salman kecil terdapat lubang. Sehingga saat dia menangis maka, isi dalam ususnya akan keluar.
Selain itu kolase pada otak Salman kecil tidak bisa berkembang seperti anak normal. Ini yang menyebabkan kepala Salman lebih kecil dibanding anak seusianya.
Akibatnya? Salman kecil sering dibulli teman-temannya. Bahkan dia sempat dikucilkan temannya
Melihat kondisi ini, kedua orang tuan Salman, turut mendorongnya untuk tetap semangat. Apalagi dalam diagnose di dalam persoalan kesehatan itu, Salman divonis tidak akan hidup lama.
Ternyata, Allah berkehendak lain. Salman tumbuh sebagaimana mestinya. Ajaib!
Anak ajaib inupun terus didorong ibunya agar tidak menghiraukan semua ejek rekannya. Salman terus tambah besar dan hingga remaja.
Kini, si Anak Ajaib itu telah berhasil mengukir sejarah. Sejarah hidupnya. Sejarah di keluarganya.
Baca juga: Genap 14 Tahun, Museum Uang Perusnia di Madura Itu Milik Anak SMA
Sejarah mampu mewarisi kakeknya yang gemar mengoleksi mata uang mancanegara dan kuno. Dari tekad dan ketekunannya itu, berdirilah museum uang dunia yang diberinya nama: MUSEUM PERUSNIA.
Baca juga:Genap 14 Tahun, Museum Uang Perusnia di Madura Itu Milik Anak SMA
Perusnia, menurut Salman tidak ada artinya. Itu hanya kata kependekan dari Perkembangan Uang Seluruh Dunia.
Dari pengalaman ini, Salman kepada media ini titip pesan agar anak-anak yang sering dibully rekan-rekannya tetap tegar.
“Jangan pikirkan bullyan itu sebagai tekanan, tetapi tetap fokus kerjakan apa yang kamu mau,” pesannya. (*)