Bangga Indonesia, Cibinong, Bogor – Suasana duka masih menyelimuti rumah Kapten Afwan, Pilot Sriwijaya Air SJ 182.
Kendati pesawatnya ditemukan tinggal puing, para keluarga, kerabat dan tetangga dekat masih berharap jenazah Afwan bisa ditemukan, serta dimakamkan secara normal.
Tak terkecuali warga Perumahan Bumi Cibinong Endah (BCE), Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Warga sekitar sangat terkesan dengan keseharian Kapten Afwan. Sang Pilot dikenal alim.
“Baik orangnya, santun, rajin sholat, kalau libur pasti selalu ke masjid,” ungkap Ketua RT setempat, Agus Pramudibyo di kediaman Kapten Afwan, Sabtu malam.
Menurutnya, Kapten Afwan yang juga sempat menjadi bendahara masjid dan mantan ketua RT setempat sering memberi tausiah dalam setiap kegiatan keagamaan di lingkungan komplek.
“Beliau sering ngisi tauziah di arisan RT, ataupun kalau ada kegiatan-kegiatan di lingkungan perumahan sini,” terang Agus.
Ia menyebutkan bahwa meski Kapten Afwan belum ber-KTP Bogor, tapi ia sudah tinggal di RT 01/10 Perumahan BCE, Kabupaten Bogor sejak 10 tahun silam.
Ia diketahui tinggal bersama seorang istri dan tiga anak. Paling sulung masih duduk di bangku kelas 1 SMP dan paling bungsu masih duduk di bangku TK.
Keponakan Kapten Afwan, Muhammad Akbar saat dihubungi Antara di Jakarta mengakui keluarga masih berharap semoga ada mukjizat dan kabar baik kepada kerabat kami.
“Ia orang baik, tak hanya buat keluarga tetapi juga lingkungan sekitar,” ujar Akbar.
Dia menambahkan Kapten Afwan merupakan sosok yang alim. Jika berada di rumahnya pagi hari, maka lantunan muratal ayat-ayat Al Quran akan terdengar.
Kapten Afwan juga sosok dermawan, tak hanya kepada keluarga tetapi juga pada warga sekitar.
“Belakangan, jika kami berkumpul bersama, maka pria yang akrab saya sapa Da Aan itu selalu memberi tausiyah,” jelas dia.
Hingga Sabtu (09/01) malam, pihaknya masih menanti kabar dari sosok orang baik dan murah senyum itu. Sewaktu perwakilan manajemen Sriwijaya Air menyambangi rumah Kapten Afwan, manajemen Sriwijaya Air menyimpan kesan baik.
“Kapten Afwan itu sangat ramah dan semuanya tahu kalau beliau adalah pilot yang selalu pakai kopiah putih,” cerita Akbar menirukan kenangan rekan kerjanya.
Akbar mengatakan, pihaknya terus mendoakan semoga ada kabar baik dari keberadaan Kapten Afwan.
Kapten Afwan merupakan mantan personel TNI AU yang sudah purna tugas sejak 1998. Ia pernah berdinas di Skadron Udara 4 dan Skadron Udara 31.
Seperti diketahui, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 lepas landas (take off) dari Bandara Sukarno Hatta pukul 14.40 WIB dan dijadwalkan mendarat di Bandara Supadio Pontianak pukul 15.50 WIB, hilang kontak di atas Pulau Lancang Kepulauan Seribu.
Pesawat yang dikendalikan Kapten Afwan tampaknya tinggal puing. Tim Basarnas dan SAR yang terus melakukan pencarian menduga temuannya adalah serpihan milik Sriwijaya Air itu.
Belum ada satupun korban yang terdeksi. Pihak kepolisian juga tengah melakukan test DNA keluarga korban. Terutama korban yang tinggal di Kalimantan Barat.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra. (amu/ant)