Bangga Indonesia, Sampit – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur tetap berharap Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melaksanakan janji membantu mewujudkan pembangunan Jembatan Mentaya untuk membuka keterisolasian dua kecamatan di seberang pusat Kota Sampit.
“Tahun 2016 lalu saat Sekda masih dijabat Putu Sudarsana, bersama para Asisten, Dinas PU, Bappeda dan lainnya dipanggil gubernur. Gubernur mengatakan bahwa rencana pembangunan Jembatan Mentaya akan diambil alih provinsi dan pemerintah provinsi yang akan membangunnya,” kata Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Supian Hadi di Sampit, Selasa.
Supian mengaku yakin Gubernur Sugianto Sabran tidak melupakan janji tersebut. Hanya, kondisi keuangan daerah yang saat ini sangat terbatas, apalagi di tengah pandemi COVID-19 yang masih terjadi.
Tahun 2020 lalu anggaran dikerahkan untuk “refocusing” anggaran penanganan COVID-19. Tidak terkecuali di Kotawaringin Timur, beberapa fasilitas yang sudah selesai pembangunan fisiknya melalui dana multi years atau tahun jamak, belum bisa difungsikan karena anggaran untuk pengadaan peralatan operasionalnya dipangkas dan dialihkan untuk penanganan COVID-19.
“Jadi bukan berarti gubernur tidak memperhatikan itu, tapi karena anggaran saat ini yang memang terbatas. Mudah-mudahan nanti tetap bisa dilaksanakan,” kata Supian.
Harapan ini disampaikan Supian karena dia bersama Wakil Bupati Muhammad Taufiq Mukri akan mengakhiri masa jabatan di periode kedua kepemimpinan mereka ini pada 17 Februari 2021.
Supian berkeinginan bisa memulai pembangunan Jembatan Mentaya menggunakan dana daerah, kemudian selanjutnya dibantu anggaran pemerintah provinsi dan pusat, namun keinginan itu tidak terwujud sehingga dia berharap pemerintah provinsi bisa mewujudkan pembangunan jembatan tersebut.
Pembangunan Jembatan Mentaya merupakan aspirasi masyarakat untuk membuka keterisolasian dua kecamatan di kawasan seberang yaitu Seranau dan Pulau Hanaut yang pembangunannya lambat akibat dampak keterisolasian jalan darat.
Kecamatan Seranau tepat berada di seberang pusat Kota Sampit, hanya dipisahkan oleh Sungai Mentaya. Tahun 2020, pemerintah daerah mulai membuka jalan ke kecamatan ini meski harus memutar melalui Desa Cempaka Mulia Timur Kecamatan Cempaga.
Jembatan yang akan dibangun dengan lebar 14 meter dan bentang 970 meter itu diperkirakan akan menghabiskan dana sedikitnya Rp1,050 triliun. Besarnya dana yang dibutuhkan tidak mungkin ditanggung oleh pemerintah kabupaten, tetapi diharapkan dibantu pemerintah provinsi dan pusat.
Apalagi, Presiden Joko Widodo sudah pernah menjanjikan akan membantu pembangunan Jembatan Mentaya melalui video conference dengan Bupati Supian Hadi saat pencanangan program Sejuta Rumah pada 29 April 2015 lalu. (ant)