Bangga Indonesia, Palu – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (NasDem) Provinsi Sulawesi Tengah meminta kepada semua pihak di daerah itu, untuk bersama-sama bersepakat menghentikan kekerasan terhadap jurnalis.
“NasDem Sulteng mengimbau seluruh stakeholder untuk sama-sama bersepakat menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap jurnalis dalam melakukan peliputan, kita harus meningkatkan peradaban kita menjadi peradaban yang demokratis dimana kritik bukan dianggap sebagai ancaman tetapi kritik dimaknai sebagai masukan untuk perbaikan kehidupan,” ucap Ketua DPW NasDem Sulawesi Tengah, Atha Mahmud, di Palu, Selasa, berkaitan dengan momentum Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2021.
Atha Mahmud mengakui bahwa, satu satu masalah yang dihadapi oleh insan pers di daerah dalam menjalankan tugas dan fungsinya yakni, sulitnya mendapatkan informasi dari penyelenggara pemerintahan dan pembangunan di daerah, meskipun keterbukaan informasi telah diatur dalam UU Keterbukaan Informasi Publik.
“Lagi lagi ini soal karakter umum penyelenggara negara yang tidak memposisikan diri sebagai pelayan masyarakat meskipun beberapa instansi sudah mulai membuka diri, tetapi yang jelas sekali ketertutupan itu ada pada pemerintah daerah baik kabupaten maupun provinsi,” ujar Atha Mahmud.
Ia menilai, mestinya para birokrat di daerah harus bersikap sebagai pamong praja yang melayani, bukan sebagai pangreh praja yang minta dilayani.
“Sebagai partai pengusung gubernur terpilih di Pilkada Sulteng tahun 2020, Partai NasDem Sulteng mendorong kepada pemerintahan yang baru nanti untuk meninggalkan budaya birokrasi lama, dan menuju pemerintahan yang menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan modern yang terbuka dan ramah terhadap para jurnalis,” kata Atha Mahmud.
Atha juga mengakui bahwa kebebasan pers di Sulteng relatif lebih baik, itu nampak dengan banyaknya media cetak dan online yang masih eksis.
Akan tetapi di lapangan, ujar Atha, masih saja ditemukan sikap pihak-pihak tertentu yang menghalang-halangi para jurnalis dalam mendapatkan informasi atau data untuk kepentingan peliputan, yang berkaitan dengan hak publik untuk mengetahuinya. Bahkan sering dalam menjalankan profesinya para jurnalis mendapatkan kekerasan fisik dan kekerasan verbal.
“Tentu ini sangat memprihatinkan karena dalam negara demokrasi salah satu indikatornya adalah kebebasan pers, demokrasi kuat jika pers bebas mengekspresikan diri,” sebut Atha Mahmud.
“Kepada para jurnalis harapan Partai NasDem Sulteng agar tetap menjaga sikap independen yang objektif, selalu cover both side dalam mengangkat isu apapun, dan tidak melakukan character assassination terhadap siapapun. Para jurnalis harus berdiri tegak memperjuangkan kemanusiaan itu sendiri. Selamat Hari Pers (ant)