Bangga Indonesia, Kaltara – Apa yang sudah kita siapkan setelah mati?
Oleh: Aslan La Asamu
Alhamdulillah Allah swt masih memberikan nikmat, iman, islam dan kesehatan kepada kita semua, sehingga detik ini kita masih merasakan indahnya nikmat yang di berikan oleh allah swt, sang pemilik segala alam dunia beserta isinya. Maka mulai sekarang kita senantiasa bersyukur terhadap nikmatNya, dengan cara melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, melaksanakan yang halal dan menjauhi yang haram. Apakah cukup itu saja? Tidak, kita mesti mendakwahkan islam ini, agar ajaran islam yang mulia ini dapat tersebar diseluruh pelosok dunia.
Beramal lah sebanyak banyaknya sebelum datang yang dimana kedatangannya tidak bisa di tunda, ia akan datang mengikuti perintah Allah. Kedatangannya secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan kita, tidak peduli kita dalam kondisi sedang melakukan apa, ia tidak melihat usia, jabatan, kekayaan, dan lain sebagainya. Dialah malikat Izrail, malaikat pencabut nyawa yang setiap harinya berzikir kepada Allah swt, ia selalu taat kepada allah swt.
Ingat setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati, sebagaimana Allah swt berfirman:
Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan serta kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kamilah kamu akan dikembalikan. – (Q.S Al-Anbiya: 35)
Dahulu kita mengenal Ustadz Zainudin MZ seorang ustadz terkenal dengan ceramahnya yang bagus, menjadikan ia digemari oleh umat islam di Indonesia, ia digelari dengan sebutan Da’I sejuta umat, yang lahir di era 90 an pasti mengenalnya, namun kini ia telah tiada (wafat) tetapi tausiyah-tausiyahnya hingga saat ini masih ada dan selalu di dengar.
Kita juga mengenal ustadz Jefri albukhori atau disapa dengan UJ, seorang da,I gaul yang menjadi contoh generasi muda islam dalam berhijrah, seorang da’I yang mencintai keluarganya. Namun kini ia telah tiada (wafat) tetapi sosoknya masih terniang di mata keluarga.
Kita juga mengenal Ustadz Arifin Ilham, yang memiliki pesantren azzikra, kita rindu dengan lantunan zikir yang khas. Ustadz yang dikenal dengan zikirnya, dapat mengingat kita atas kebesaran Allah, namun sosoknya telah tiada (wafat) tetapi guru-guru dan santri-santri yang ia bina selalu memanjatkan doa kepadanya.
Kita juga mengenal Ustadz Hary moekti, sebelum hijrah ia seorang penyanyi rock namanya sungguh terkenal di Indonesia bahkan diluar negeri, seorang penyanyi legendaris dengan suara yang khas, generasi 80 an tentunya pasti mengenalnya. Namun ketika ia memilih jalan hijrah, lantas kemudian ia meninggalkan kesenangan dunia, termasuk jadwal panggung yang selama ini membesarkan namanya. Ia kemudian memilih jalan dakwah. Menginspirasi banyak orang agar taat kepada Allah swt. Namun saat ini ia telah tiada (wafat) tetapi pahala-pahala jariah, hasil dari dakwahnya akan menjadi amalan diakhirat yang tidak akan pernah terhenti.
Baru-baru ini kita juga kehilangan Syaik Ali Jaber seorang guru yang mengajarkan alquran, mendidik generasi muslim degan alquran. Sosoknya yang selalu ada di acara hafidz cilik yang di tayangkan di statsiun televisi, ia menjadi motivasi bagi anak-anak muslim untuk lebih cinta kepada alquran dan menghafalkannya. Namun kini ia telah tiada (wafat), namun pahala-pahala hasil didikan kepada generasi muslim akan menjadi amal jariah yang tidak akan pernah terputus.
Yang terakhir kita melihat sosok ustadz pemberani dalam meneriakan amar maruf nahi mungkar yaitu ustadz Maheer at huwailibu, ia sosok pejuang islam pemberani dan tegar, tidak ada dalam hatinya ketakutan sedikitpun kepada manusia, namun ia hanya takut kepada Allah swt. Tetapi sosoknya yang tegar dan kuat itu, akhirnya meninggal di dalam tahanan diakibatkan oleh penyakit yang ia derita. Namun sosoknya menjadi inspirasi bagi pejuang islam yang istiqomah dalam memperjuangkan kebenaran.
Demikianlah ulama-ulama yang sudah disebutkan diatas, diantara banyak ulama-ulama yang lain yang memiliki konstribusi terhadap berkembangnya islam di negeri ini. Namun yang terpenting dalam tulisan ini, saya ingin menyampaikan bahwa mereka di panggil oleh Allah swt dalam keadaan sedang taat kepada Allah dan membawa pahala sebagai bekal di akhirat kelak, sehingga pahalanya terus mengalir walau jasad dan ruh tidak ada lagi di bumi.
Lantas menjadi pertanyaan bagi kita semua, sudahkah kita menyiapkan bekal yang terbaik untuk menghadap kepada Allah swt? Bekal apa yang sudah kita siapkan? Bisakah kita menjadi sosok seperti mereka yang dirindukan oleh Allah swt?
Setidaknya Hadits Rasulullah saw ini menjadi pengingat buat kita
Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya.” (HR Muslim)
Wallahu a’lam