Bangga Indonesia, Pacet-Mojokerto – Hujan deras 13 Maret 2021, menjadi saksi bisu awal perjuanganku. Para pejuang tulis kali ini mulai dari jenjang SD hingga universitas, berdatangan dengan satu tujuan yang sama. Apa?
Mengikuti pelatihan yang dikemas dalam Super Camp For Teen 2021. Pelatihan ini berisikan materi motivasi, outbond dan penulisan jurnalistik.
Kami hadir ingin menjadi penulis yang hebat. Tak peduli umur dan jenjang pendidikan. Semuanya sama. Satu tujuan: Ingin belajar menulis.
Acara dibuka dengan petuah-petuah bijak dari Prof DR HM Roem Rowi MA. Semua peserta mendengarkan dengan penuh khidmat.
BACA JUGA:Dibuka Prof Roem Rowie, Super Camp Al Firdaus Diikuti Siswa SD hingga Mahasiswa
Tak ada sedikitpun dari mereka yang gaduh tatkala Prof Roem Rowi mulai berbicara. Kharismanya begitu terpancar di wajahnya.
Setelah Prof Roem Rowi menutup petuah-petuahnya, semua peserta keluar dari Masjid Al Firdaus dengan langkah tegap menderap untuk mengikuti acara selanjutnya.
“Ya, Amazing You,” kata pemateri pertama. Kata-kata itu terpampang jelas di slide show sederhana buatan Dr Nasrul Faqih Syarif MSi. “Tulislah 30 keistimewaan dalam diri Anda,” itu yang kudengar.

Dengan cepat segera aku menulis 30 keistimewaan dalam diriku. Aku tahu beliau ingin menyadarkan kita bahwa kita adalah special.
Sesegera mungkin aku memikirkan apa saja yang selama ini tak kupikiran. Aku tersadar bahwa sungguh maha besar Allah telah menciptakanku.
Biar mudah, kupanggil saja beliau dengan sebutan Pak Qih, hehe…
Siang itu, Pak Qih memulai ceramahnya. Terngiang-ngiang dengan perkataannya,”Manusia memiliki 5 kekuatan,” ujarnya.
Aku terheran, selama ini aku selalu merasa lemah dan tak berdaya. “Kekuatan Fisik, Kekuatan Akal Fikiran, Kekuatan Emosi, Kekuatan Daya Juang, Kekuatan Spiritual,” lanjutnya.
BACA JUGA:Bangun Dini Hari Laksanakan Tugas Tanam Pohon
Wah benar, tak terpikirkan sama sekali olehku. Untuk kedua kalinya aku bersyukur hari ini. Terima kasih ya Allah. Dalam syukurku aku berkata, “Aku Spesial, Aku Juara, Aku Pasti Bisa”
Waktu terus berjalan, sampailah pada pemateri kedua yang disampaikan Kang Didin. Enterpreanurship adalah bidangnya.
Berbicara tentang Inovasi, Peluang, dan tentunya uang, hehehe…
Kang Didin, yang punya nama lengkap Muhammad Burhanuddin menuturkan modal dasar untuk sukses paling tidak ada tiga: Punya, Mampu, dan Mau.
BACA JUGA:Tiga Pembicara Luar Biasa Berikan Materi dalam Super Camp Al-Firdaus 2021
Semuanya saling melengkapi. Dalam dunia kewirausahaan ada empat yang harus dimiliki oleh pengusaha, Kerja Keras, Relasi, Kerja Cerdas, Komitmern.
“Apakabar?? Kaya!!!” begitulah Kang Didin menutup petuahnya.

Situasi di sini sungguh sangat berbeda dengan pondok yang kusinggahi untuk menuntut ilmu. Lingkungannya bersih, Asri.
Dan tentunya dengan fasilitas yang memadai. Berbeda dengan pondokku dulu. Satu kamar berisikan 40 orang tanpa ranjang.
Bahkan setahun saat aku menginjakkan kaki di sana, kasur yang awalnya berjumlah pas 40, kini raib menyisakan 10 kasur.
Itu berarti satu kasur digunakan 10 orang hanya bisa untuk dijadikan bantal saja. Kenangan konyol ini masih terngiang dalam ingatanku. hehehehe.
Hari mulai beranjak petang, matahari mulai meredupkan pesonanya. Seketika itu bulan datang bersama ribuan bintang.
BACA JUGA:Hati Ini Sejuk, Ada Hal Berbeda Masuk dalam Diri
Pemateri ketiga Cak Amu mulai memegang microphone-nya. Ya inilah yang kutunggu-tunggu. Mantan wartawan senior Jawa Pos ini menjelaskan secara gamblang, tentang apa saja yang dibutuhkan saat mulai menulis.
Aku memang mengantuk. Namun tatkala Cak Amu berbicara, kata-katanya seakan menghipnotisku untuk tidak mengantuk.
Penjelasannya tentang kepenulisan sangatlah jelas. Sehingga aku mendengarkannya dengan penuh khidmat. Berbeda dengan peserta SMP, yang sudah mulai mengantuk. Bahkan ada yang tak bisa menahan kantuknya. Tertidur.
Saat Cak Amu mengangetkan peserta yang tertidur, sungguh itu mengundang gelak tawaku. Perutku serasa bergoyang dibuatnya. Hahahahahaha.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.00. Rasanya aku tak ingin meninggalkan majelis ini. Sungguh menyenangkan.
Namun, memang sudah waktunya untuk para peserta beristirahat.
Masuk tanggal 14 Maret 2021 pukul 02.30 WIB dinihari. Aku dibangunkan oleh Pak Bambang, Direktur Pesantren Al Firdaus. “Mas, Mas, bangun sudah waktunya kegiatan,” ujarnya.
Dalam susunan acara ini waktunya memberi tanda untuk semesta. Aku bertanya-tanya, hmmmm apa ya?
Tiba-tiba sambil menahan kantuk kami disuruh untuk menanam pohon.
Setelah penanaman, Pak Qih, memberikan petuahnya dan menjelaskan apa maksud dari memberi tanda untuk semesta. Ternyata itu merupakan perkataan dari Almarhumah ibunya. Dalam hidup ini kita harus memberikan karya-karya terbaik yang Allah ridho.
Sebelum Pak Qih menutup petuahnya beliau berkata, “Iman kita itu naik turun. Untuk menjaga iman kita, faktor pertama yang harus diperhatikan adalah lingkungan,” kata Pak Qih sebelum mengakhiri sesi tanam pohon.
Matahari telah terbit. Rona merah yang penuh magis mulai menjamah tubuhku. Peserta diajak berolahraga. Sesi ini di-handle Cak Amu.
Tampil dengan ciri khasnya, berpeci bareta, Cak Amu memberikan sebuah tehnik menyerap energi. Ia beri nama senam Energy Building.
Tehnik ini sangat familiar dengan ku. Menarik nafas lalu ditahan di perut sambil berdzikir. Aku pernah mempelajarinya kala berlatih silat di pondok.
Mereka menyebutnya dengan tehnik pernafasan. Salain itu, tehnik ini juga pernah kupelajari saat belajar untuk membuat air doa hehehe.
Penulis: RP M Himam Awan Afghani (Peserta Super Camp For Teen 2021)