Bangga Indonesia, Sorong – SKK Migas mendampingi tim PT. Pupuk Indonesia bersama perusahaan gas GOKPL dan BP melakukan survei pendahuluan untuk persiapan investasi pembangunan pabrik Pupuk Indonesia di kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.
Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Indonesia, Arif Fauzan di Bintuni, Minggu mengatakan bahwa pihaknya turun ke Bintuni sekitar area perusahaan gas BP guna survei lahan untuk membangun pabrik pupuk karena di daerah itu cadangan sumber gas bumi cukup banyak.
Dia berharap Pupuk Indonesia Group bisa segera tercapai membangun pabrik di kabupaten Teluk Bintuni, setelah didapatkan lokasi lahan yang bisa digunakan untuk membangun pabrik.
Pejabat Sementara Kepala Perwakilan SKK Migas Papua dan Maluku, Galih Agusetiawan yang memberikan keterangan terpisah, menyampaikan bahwa dalam upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dalam bentuk gas bumi yang ada di provinsi Papua Barat, maka industri turunan yang bahan baku produksinya yaitu gas bumi, sudah pasti tertarik untuk melakukan bisnisnya di Papua Barat.
Dia mengatakan, kehadiran industri-industri turunan karena telah ditemukannya cadangan migas yang siap diproduksikan oleh industri hulu, adalah merupakan salah satu dari 12 dampak positif yang dihasilkan dari kegiatan hulu migas di daerah.
Menurutnya, kehadiran industri turunan hulu migas, tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi pendapatan negara, tetapi juga membuka peluang peluang baru, baik manfaat langsung produk pupuk yang dihasilkan, maupun terbukanya peluang penyerapan tenaga kerja di wilayah Papua Barat.
Dijelaskannya bahwa kegiatan industri hulu migas memiliki 12 dampak Positif bagi pemerintahan daerah dan masyarakat disekitar daerah operasi.
Terdiri dari 5 dampak positif yang bisa dirasakan langsung nantinya, yaitu manfaat dari program pengembangan masyarakat (PPM) dan juga CSR. Dampak dari dana bagi hasil Migas yang dibagikan ke provinsi dan kabupaten menjadi dampak positif paling terasa nantinya setelah lapangan dapat berproduksi berdasarkan keekonomiannya.
Dampak positif lainnya adalah terciptanya lapangan pekerjaan oleh masyarakat daerah operasi, juga akan diterimanya pajak dan restribusi daerah serta diterimanya PBB Migas.
Selain dampak positif langsung, kata dia, terdapat lima dampak positif tidak langsung yaitu bisnis penyedia barang dan jasa lokal maupun BUMD/BU lokal bisa merasakan peningkatan hasil usahanya. Disamping itu, infrastrukur yang digunakan untuk fasilitas penunjang operasi bisa digunakan bersama masyarakat daerah operasi.
Kemudian terjaganya pasokan minyak bumi untuk BBM dan pasokan gas untuk bahan bakar kelistrikan menjadi bagian dari dampak positif.Terbukanya peluang berbisnis bagi industri turunan, karena adanya sumber energi yang ditemukan, seperti yang akan dilakukan PT Pupuk Indonsia di Bintuni, adalah melengkapi siklus 12 manfaat positif adanya kegiatan hulu migas di daerah” tambah dia.
General Manager Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Genting Oil Kasuri atau perusahaan gas Bintuni, Nara Nilandaroe mengatakan bahwa pihaknya mendukung rencana dibangunnya pabrik pupuk di Teluk Bintuni, guna memanfaatkan hasil alam gas bumi dari tanah Papua, yang tentunya produk pupuknya juga bisa langsung dinikmati oleh masyarakat Papua.(ant)