Bangga Indonesia, Sleman – Responsif! Itulah reaksi santri Muslim United (MU) Jogjakarta ketika menyambut beda buku SantriPreneur Santri Milenial di masjid kebanggaannya.
Program road show atau safari motivasi spiritual kali ini sudah memasuki hari ketiga. Sudah lima titik lokasi beda buku yang dilakukan tim penulis buku dari Bangga Indonesia ini.
Rencana empat kota yang disinggahi ternyata membengkak menjadi enam kota. Tim Muslim United Jogjakarta yang menjadi event organizer acara bedah buku ini, tak bisa menolak permintaan relasi untuk menghadirkan para penulisnya.
Rifky Agung selaku Ketua Takmir Muslim United menyebut hari ketiga Rabu (31/03), rencananya ada empat yang akan dikunjungi. Namun panitia di Sragen belum siap karena para santri harus menghadapi ujian.
Sehingga hanya ada tiga agenda yang bisa digelar. Dua event digelar secara online Livestreaming di channel YouTube. Satunya lagi Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, sebagai “stasiun terakhir” road show ke Jatim-Jateng-DIY.
Livestreaming pertama digelar pagi hari seusai sholat subuh di Masjid Muslim United. Livestreaming berikutnya disiarkan langsung tanpa peserta offline di Studio PRAU TV Channel YouTube, siang harinya.
Seusai dari PRAU TV, duet penulis buku untuk santri dan masyarakat umum: Dr. Nasrul Faqih Syarif, M.Si dan Cak Amu Abdul Muis meluncur ke Ponpes Al Mukmin, Ngruki Solo.
Saat tampil di Masjid Muslim United, Sleman kedua penulis buku SantriPreneur Santri Milenial disambut antusias puluhan santri. Mayoritas mereka juga memiliki pendidikan formal SMA sederajat dan perguruan tinggi.
Doktor Faqih Syarif yang di pemaparan sebelumnya tampil solo, kali ini didaulat untuk duet bersama Cak Amu. Ini lantaran audensinya banyak yang responsif terhadap dunia penulisan.
Cak Amu, menurut Doktor Faqih adalah mentor yang kompeten untuk mendampingi para santri menjadi penulisan jurnalistik. “Beliau ini salah satu murid terbaiknya Dahlan Iskan di Jawa Pos,” jelas motivator nasional ini.
Kompetensinya punya pengalaman jurnalistik 30 tahun. Memiliki akreditasi Wartawan Utama Dewan Pers.
“Bersama saya, Cak Amu sekarang menjadi co founder Bangga Indonesia yang mengelola media portal dan TV Channel YouTube,” jelasnya.
Doktor Fakih lantas berkelakar bahwa selama puluhan tahun berkarya di perusahaan lamanya tidak pernah punya saham.
“Di Bangga Indonesia baru bekerja setahun sudah punya saham. Sekarang beliau sudah tobat dan akan mewakafkan ilmu dan pengalamannya untuk para santri. Masya Allah,” ungkap dosen Pascasarjana di perguruan tinggi swasta di Lirboyo Kediri ini.
Bersama Doktor Faqih dan Kang Didin, sapaan Owner PT Bangga Media Nusantara, M.A. Burhanuddin, ST, MM, Cak Amu juga mendirikan Pesantren TEJ. Tahfidz Entrepreneur Jurnalistik di Ma’had Alam Mandiri Ummul Quro Seloliman Trawas Mojokerto.
“Beliau sekarang sudah tobat. Bacaan setiap paginya sekarang bukan Koran lagi, tapi Qur’an. Takbir!” jelas trainer Spiritual Quantum ini.
Cak Amu hanya mesam-mesem mendengar pujian Doktor Faqih. Ia menyebut guru terbaik adalah pengalaman. Pengalaman selama menjadi jurnalis itulah yang akan diberikan para santri.
Karena itu, siap menjadi mentoring santri jika ingin mendalami tentang penulisan, khususnya jurnalistik. “Di buku itu sudah ada teori menulis yang benar. Tapi jurnalistik itu harus dipraktekkan. Bukan sekedar dipelajari,” jelasnya.
Di sela-sela pemaparannya, baik Cak Amu maupun Doktor Faqih selalu menyelipkan joke-joke dan sanepan yang segar ala Suroboyoan. Sehingga tawa ger-geran mewarnai kajian buku bermuatan motivasi yang berlangsung dua jam penuh itu.
Doktor Faqih kali ini menganalogikan seseorang untuk menjadi sang juara bagai itu membentuk tim sepakbola. Tim sepak bola itu tidak akan sukses jika tidak memiliki pola permainan.
POLA SEPAK BOLA
“Karena Cak Amu mantan manajer Mitra Surabaya, saya pingin materi motivasi kali ini saya analogikan seperti pola permainan sepak bola,” ujarnya.
“Sekarang saya akan pakai pola 1-3-4-2,” sambung Doktor Faqih.
Angka 1 itu ibarat posisi penjaga gawang. “Sepak bola itu kalau kipernya jebol akan kalah timnya,” jelasnya.
Jadi kiper itu posisi vital. Harus tangguh. Kokoh.
Dalam kehidupan itu manusia akan mudah kebobolan jika tidak memiliki aqidah. Unsur ini adalah melibatkan ketuhanan: Allah.
“Libatkan Allah yang Esa dalam semua gerak dan langkah kita,” tegasnya.
Allah itulah yang menciptakan kita sebagai mahakarya. Maka berikan yang terbaik kepada Allah, karena kita manusia limited edition.
Setelah ada kiper, tim sepak bola harus ada pemain belakang yang solid agar tidak mudah kebobolan.
Ketiga unsur ini adalah kafaah ( expert), etos kerja (himmah) dan amanah.
Kemudian posisi lini tengah ada empat perkara. Yaitu harus move on dalam hidup ini.
Yang pertama adalah move on vision. Visi dunia dan akhirat.
“Kita harus ikhtiar untuk mencapai visi atau tujuan sampai akhirat. Jadi iktikad kan semua ikhtiar itu atas ridlo Allah,” jelasnya.
Move On kedua adalah action. “Kita perlu kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas,” ungkapnya.
Move On ketiga adalah passion. Setiap orang harus memiliki passion. “Pekerjaan apapun kalau sudah passionnya akan terasa enjoy. Orang bisa tidak mengenal waktu,” katanya.
Lantas yang keempat adalah kolaboration, Kita perlu bersinergi. Bekerja sama dengan orang-orang yang satu visi dan misi.
“Tinggal orang yang membawa muatan negatif dan merugikan. Kalau kita berkumpul dengan orang sukses kita akan terpengaruh untuk mengikuti jejaknya.
Yang terakhir adalah perlunya penyerang yang jitu. Ada tiga penyerang di sayap kanan dan kiri. Sayap kanan adalah disiplin dan kiri antusias dengan hasrat yang menyala nyala.
Penyerang tengah adalah komitmen. “Trust atau kepercayaan orang terhadap kita ada pada komitmennya,” jelas Doktor Faqih.
Konsep sukses hidup yang juga ditulis dalam karya tulis buku SantriPreneur Santri Milenial ini mendapat respon dari santri yang tergabung dalam Komunitas Muslim United Jogjakarta itu.
Seusai acara ditutup para santri tidak beranjak ke tempat sarapan. Dua penulis didaulat untuk menandatangani buku sekaligus berkonsultasi.
Tim penulis lantas melanjutkan muhibah bedahy buku terakhirnya ke Pesantren Al Mukmin Ngruki Solo yang diasuh oleh KH Abu Bakar Ba’asyir. Tim penulis diberi kesempatan memaparkan misi seusai shalat ashar. (aba)
Baca juga : Happy Ending Road Show Beda Buku SantriPreneur Santri Milenial di Ponpes Al Mukmin Ngruki Sukoharjo