Bangga Indonesia, Jakarta – Dokter ahli gizi dr Felicia Deasy Irwanto, Sp.GK memberikan saran dan kiat-kiat bagi para penderita diabetes agar tetap bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan lancar, salah satunya dengan mengonsumsi makanan berserat tinggi, baik saat berbuka maupun sahur.
“Untuk mengganti makanan yang memiliki kadar lemak tinggi agar tidak terjadi lonjakan kadar gula darah. Makanan-makanan seperti kurma, roti gandum, oatmeal, serta makanan lain yang mengandung serat tinggi sangat disarankan sebagai menu untuk berbuka puasa,” katanya dalam diskusi bertajuk “Kiat-Kiat Puasa Untuk Penderita Diabetes” yang diselenggarakan Dompet Dhuafa, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, puasa bagi penderita diabetes tidaklah berbahaya, justru memberikan kebermanfaatan bagi orang-orang yang terjangkit diabetes.
Beberapa manfaat dari puasa di antaranya yakni meningkatkan daya tahan tubuh, menahan makan yang berujung pada memperbaiki pola makan yang buruk, hingga mengatur kadar gula darah. Selain pola makan yang perlu diatur, mengkonsumsi air mineral yang cukup sangat dianjurkan untuk menjaga tenaga selama puasa.
“Bagi penderita diabetes, dan masyarakat lainnya disarankan pada saat berbuka puasa nantinya tidak mengonsumsi makanan dengan kadar gula darah terlalu banyak, selama berpuasa tetap menjaga pola makan dan pola aktivitas meskipun pandemi melanda,” katanya.
Sementara bagi penderita diabetes kronis seperti memiliki gejala hipoglikemia (gula darah rendah) disarankan untuk tidak berpuasa guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Bagi penderita diabetes kronis, seperti memiliki gejala hipoglikemia yang dapat mengancam nyawa, disarankan untuk tidak berpuasa dan membawa persediaan makanan manis seperti permen apabila mulai muncul gejala,” kata Felicia Deasy Irwanto .
Sementara itu, Sifing Lestari dari Dompet Dhuafa memaparkan data-data yang harus menjadi alarm bagi Indonesia. Penderita diabetes setiap tahunnya naik 6,2 persen. Kemudian penderita diabetes juga tidak hanya dialami oleh orang-orang dewasa saja, melainkan kepada remaja dan anak muda mulai terjangkit diabetes.
Bahkan, Indonesia sudah menempati peringkat ke-7 di dunia sebagai penderita diabetes tertinggi berdasarkan lembaga International Diabetes Foundation (IDF). Diabetes juga merupakan salah satu faktor terjadinya hipertensi.
“Diabetes sendiri diakibatkan oleh kadar gula darah yang tinggi di atas 200 mg/dL. Penderita diabetes umumnya terbagi menjadi dua tipe, tipe satu diakibatkan oleh faktor genetik, sementara tipe dua dialami oleh gangguan resistensi insulin,” kata dia.
Diabetes dialami karena beberapa faktor yaitu pola hidup tidak sehat, seperti pola makan seperti jarang mengkonsumsi sayur dan buah, mengkonsumsi makanan cepat saji secara berlebih. Selain pola makan, pola olahraga yang tidak teratur juga menjadi penyebab terjadinya diabetes, demikian Sifing Lestari.(ant)