Bangga Indonesia, Surabaya – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur memperluas pengendalian inflasi secara nasional dengan mendorong kerja sama perdagangan antardaerah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah di Surabaya, Rabu, mengatakan TPID Jatim saat ini justru memperluas perannya mengendalikan inflasi nasional dengan menggalakkan kerja sama antardaerah, seperti halnya dengan Maluku Utara dan Kota Tarakan.
“Pada Selasa (27/4) kemarin, TPID Jatim melepas kontainer berisi 15,5 ton ayam karkas ke Provinsi Maluku Utara sebagai wujud terjalinnya kerja sama perdagangan dengan Maluku Utara,” kata Difi, menjelaskan kepada wartawan.
Difi mengatakan untuk mengendalikan Inflasi nasional memang harus dilakukan dengan sinergi antardaerah, sebab Jatim juga dikenal sebagai daerah produsen, termasuk komoditas daging ayam.
“Kerja sama antardaerah ini juga adalah upaya Jatim membantu provinsi lain mengendalikan inflasi,” tuturnya.
Terkait dengan adanya sejumlah komoditas di Jatim seperti daging ayam atau telur ayam yang merangkak naik, Difi mengaku bahwa hal itu tidak menjadi komoditas dengan tingkat kewaspadaan akan peningkatan yang cukup tinggi.
“Tidak ada komoditas yang perlu diwaspadai dengan tingkat sangat tinggi di Jatim. Daging ayam sedikit. Telur ada sedikit. Beras malah sangat stabil, karena kita (Jatim) sedang panen raya,” katanya.
Soal minimnya permintaan, bahkan momentum Idulftri 2021 yang biasanya meningkat, menurut Difi, tidak terlalu berpengaruh pada peningkatan demand.
Meski demikian, Difi memperkirakan perekonomian di Jatim bisa full recovery pada triwulan III/2021, dan saat ini belum akan benar-benar pulih.
Oleh karena itu, Difi mendorong terus melakukan kerja sama perdagangan, karena diharapkan dengan sinergi yang baik, Jatim tidak hanya mampu mengendalikan inflasi di wilayahnya, namun membantu pengendalian inflasi di provinsi lain dan tentunya berkontribusi terhadap terjaganya realisasi inflasi nasional.(ant)