Bangga Indonesia, Bandung – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menggandeng lima lembaga mulai dari institusi pendidikan hingga platform media sosial untuk mendorong digitaliasi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman mengatakan pelaku UKM yang telah mapan dan siap akan didampingi dalam proses go digital melalui pelatihan digital marketing dan pelatihan peningkatan keahlian dalam teknis produksi yang melibatkan instruktur yang berkompeten.
“Diharapkan melalui kesepakatan ini, dapat dimulai gebrakan UKM untuk bertransformasi dari manual ke digital sehingga dapat bergerak lebih cepat, lincah, dan efektif dalam menjalankan bisnisnya,” kata Hanung dalam keterangan yang diterima di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Adapun lima instansi itu yakni Universitas Padjadjaran, Universitas Prasetiya Mulya, Telkomsel, GIZ (Gesellschaft Für Internationale Zusammenarbeit) dan TikTok Pte Ltd. Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan lima perwakilan lembaga tersebut.
Dalam kesempatan itu, digelar juga Sinergi Kegiatan Pengembangan kapasitas SDM UKM, Pelatihan Ketrampilan Teknis Produksi dan Digital Marketing yang diikuti oleh 120 pelaku UKM di Kabupaten dan Kota di Jawa Barat, yang terbagi dalam empat angkatan.
Hanung mengatakan, upaya tersebut merupakan komitmen dan keseriusan Deputi Bidang UKM melalui sinergi dan kolaborasi dengan berbagai institusi pendidikan untuk pemberdayaan UKM sehingga bisa berdaya saing untuk masuk ke pasar ekspor.
“Sesuai arahan Bapak Menteri, kita harus bisa mencetak UKM naik kelas dan Ekspor yang sustainable,” kata dia.
Pasalnya, kata dia, adanya pandemi COVID-19 ini menjadi momentum bagi KUMKM untuk melakukan akselerasi transformasi digital di berbagai sektor kehidupan agar bisnisnya tetap eksis.
Berdasarkan data yang ia himpun, pada saat pandemi COVID-19 hanya UMKM yang terhubung platform digital yang mengalami pertumbuhan.
Di tahun ini penjualan di platform digital naik 26 persen dibandingkan tahun lalu, sementara UMKM yang belum terhubung dengan platform digital yang mengalami penurunan omzet.
“Tantangan besar kita saat ini UMKM yang berjumlah 64,1 juta yang memanfaatkan ekonomi digital masih minim, baru sekitar 16 persen atau 10,25 juta UMKM saja,” kata dia.(ant)