Bangga Indonesia, Sidoarjo – Menanamkan toleransi beragama sejak usia dini membantu anak tumbuh menjadi individu yang menghargai perbedaan dan mampu hidup harmonis di lingkungan sosial yang beragam. Anak yang terbiasa mengenal dan memahami keberagaman sejak kecil cenderung memiliki empati lebih tinggi serta mampu menjalin hubungan yang sehat dengan teman-teman yang berbeda keyakinan.
1. Mengenalkan Keberagaman melalui Cerita dan Aktivitas
Salah satu cara paling efektif mengajarkan toleransi adalah melalui cerita dan aktivitas yang menyenangkan. Buku cerita yang mengangkat tema keberagaman agama dapat membantu anak memahami bahwa setiap orang memiliki cara beribadah yang berbeda, namun semua mengajarkan nilai kebaikan yang serupa.
Selain membaca, orang tua dapat mengajak anak melakukan aktivitas interaktif, seperti membuat kerajinan simbol keagamaan atau menonton video edukatif tentang festival keagamaan. Permainan peran juga bisa menjadi sarana belajar yang efektif, misalnya anak berperan sebagai tokoh yang merayakan tradisi berbeda. Aktivitas ini membuat anak tidak hanya memahami teori, tetapi juga merasakan pengalaman nyata tentang keberagaman.
2. Memberikan Teladan dalam Kehidupan Sehari-hari
Anak banyak belajar dari contoh yang diberikan orang tua. Oleh karena itu, menanamkan toleransi harus dimulai dari teladan sehari-hari. Orang tua bisa menunjukkan sikap hormat terhadap teman, tetangga, atau kerabat yang menjalankan ibadah berbeda.
Selain itu, berdiskusi secara terbuka tentang perbedaan dan kesamaan nilai dalam berbagai agama juga sangat penting. Orang tua bisa menekankan prinsip universal seperti kejujuran, kasih sayang, dan saling menolong. Diskusi ini membantu anak memahami bahwa meskipun keyakinan berbeda, banyak nilai yang sama dapat membimbing mereka menjadi pribadi baik.
Mengajarkan toleransi beragama sejak dini membutuhkan konsistensi dan kreativitas. Melalui cerita, aktivitas interaktif, pengalaman nyata, dan teladan langsung dari orang tua, anak dapat belajar menghargai perbedaan dengan cara yang menyenangkan, alami, dan penuh makna. Anak yang terbiasa hidup dalam lingkungan yang menghormati keberagaman akan lebih siap menghadapi dunia yang plural, memahami perspektif orang lain, serta mampu berkontribusi pada masyarakat yang harmonis, damai, dan inklusif. (FYN)











































