Bangga Indonesia, Palembang – Anak usaha holding BUMN PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Sriwidjaja meluncurkan Program Agro Solution yang merupakan pendampingan bagi petani untuk meningkatkan produksi.
Direktur PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Tri Wahyudi Saleh di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis, mengatakan, program ini diluncurkan sebagai wujud nyata keinginan dari Pusri untuk melakukan transformasi industri pupuk, yang kini berperan sebagai pendamping petani.
“Akan kami siapkan komunitas dan ekosistemnya mulai dari hulu hingga ke hilir,” kata Tri yang dijumpai dalam acara peringatan HUT ke-61 PT Pusri.
Ia mengatakan dalam program itu nantinya kelompok tani akan dibina mengenai cara penggunaan pupuk karena selama ini masih banyak petani yang hanya asal-asalan saja sehingga kurang berdampak signifikan pada produksi.
Melalui pendampingan itu, Pusri berharap petani nantinya tidak tergantung lagi dengan pupuk subsidi karena dalam Program Agro Solution itu Pusri juga mengandeng berbagai pihak.
Belum lama ini Pusri melakukan penggunaan pupuk untuk tanaman lada dan kopi di Belitung. Kemudian juga akan melakukan langkah serupa di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
“Contohnya kami sudah membuat NPK singkong di Pati (Jateng) dan Lampung Selatan. Dari 20 ton, kini produksi sudah 40 ton,” kata dia.
“Di sini (Sumsel) produktivitas petani hanya 5-6 ton padi per hektare, padahal di Jawa sudah ada yang bisa 10 ton,” kata dia.
Selain memberikan pendampingan secara langsung ke petani, Pusri juga terus membenahi sisi internal untuk menghasilkan pupuk yang murah bagi petani. Pusri berencana merevitalisasi pabrik yang sudah tua dan boros dalam penggunaan gas, yakni Pusri III dan Pusri IV.
“Jika bahan baku sudah efisien dan logistik selesai maka HPP (Harga Pokok Penjualan) bisa turun,” kata dia.
Bangga Indonesia, Palembang – Anak usaha holding BUMN PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Sriwidjaja meluncurkan Program Agro Solution yang merupakan pendampingan bagi petani untuk meningkatkan produksi.
Direktur PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Tri Wahyudi Saleh di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis, mengatakan, program ini diluncurkan sebagai wujud nyata keinginan dari Pusri untuk melakukan transformasi industri pupuk, yang kini berperan sebagai pendamping petani.
“Akan kami siapkan komunitas dan ekosistemnya mulai dari hulu hingga ke hilir,” kata Tri yang dijumpai dalam acara peringatan HUT ke-61 PT Pusri.
Ia mengatakan dalam program itu nantinya kelompok tani akan dibina mengenai cara penggunaan pupuk karena selama ini masih banyak petani yang hanya asal-asalan saja sehingga kurang berdampak signifikan pada produksi.
Melalui pendampingan itu, Pusri berharap petani nantinya tidak tergantung lagi dengan pupuk subsidi karena dalam Program Agro Solution itu Pusri juga mengandeng berbagai pihak.
Belum lama ini Pusri melakukan penggunaan pupuk untuk tanaman lada dan kopi di Belitung. Kemudian juga akan melakukan langkah serupa di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
“Contohnya kami sudah membuat NPK singkong di Pati (Jateng) dan Lampung Selatan. Dari 20 ton, kini produksi sudah 40 ton,” kata dia.
“Di sini (Sumsel) produktivitas petani hanya 5-6 ton padi per hektare, padahal di Jawa sudah ada yang bisa 10 ton,” kata dia.
Selain memberikan pendampingan secara langsung ke petani, Pusri juga terus membenahi sisi internal untuk menghasilkan pupuk yang murah bagi petani. Pusri berencana merevitalisasi pabrik yang sudah tua dan boros dalam penggunaan gas, yakni Pusri III dan Pusri IV.
“Jika bahan baku sudah efisien dan logistik selesai maka HPP (Harga Pokok Penjualan) bisa turun,” kata dia.
Bangga Indonesia, Palembang – Anak usaha holding BUMN PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Sriwidjaja meluncurkan Program Agro Solution yang merupakan pendampingan bagi petani untuk meningkatkan produksi.
Direktur PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Tri Wahyudi Saleh di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis, mengatakan, program ini diluncurkan sebagai wujud nyata keinginan dari Pusri untuk melakukan transformasi industri pupuk, yang kini berperan sebagai pendamping petani.
“Akan kami siapkan komunitas dan ekosistemnya mulai dari hulu hingga ke hilir,” kata Tri yang dijumpai dalam acara peringatan HUT ke-61 PT Pusri.
Ia mengatakan dalam program itu nantinya kelompok tani akan dibina mengenai cara penggunaan pupuk karena selama ini masih banyak petani yang hanya asal-asalan saja sehingga kurang berdampak signifikan pada produksi.
Melalui pendampingan itu, Pusri berharap petani nantinya tidak tergantung lagi dengan pupuk subsidi karena dalam Program Agro Solution itu Pusri juga mengandeng berbagai pihak.
Belum lama ini Pusri melakukan penggunaan pupuk untuk tanaman lada dan kopi di Belitung. Kemudian juga akan melakukan langkah serupa di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
“Contohnya kami sudah membuat NPK singkong di Pati (Jateng) dan Lampung Selatan. Dari 20 ton, kini produksi sudah 40 ton,” kata dia.
“Di sini (Sumsel) produktivitas petani hanya 5-6 ton padi per hektare, padahal di Jawa sudah ada yang bisa 10 ton,” kata dia.
Selain memberikan pendampingan secara langsung ke petani, Pusri juga terus membenahi sisi internal untuk menghasilkan pupuk yang murah bagi petani. Pusri berencana merevitalisasi pabrik yang sudah tua dan boros dalam penggunaan gas, yakni Pusri III dan Pusri IV.
“Jika bahan baku sudah efisien dan logistik selesai maka HPP (Harga Pokok Penjualan) bisa turun,” kata dia.
Bangga Indonesia, Palembang – Anak usaha holding BUMN PT Pupuk Indonesia, PT Pupuk Sriwidjaja meluncurkan Program Agro Solution yang merupakan pendampingan bagi petani untuk meningkatkan produksi.
Direktur PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Tri Wahyudi Saleh di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis, mengatakan, program ini diluncurkan sebagai wujud nyata keinginan dari Pusri untuk melakukan transformasi industri pupuk, yang kini berperan sebagai pendamping petani.
“Akan kami siapkan komunitas dan ekosistemnya mulai dari hulu hingga ke hilir,” kata Tri yang dijumpai dalam acara peringatan HUT ke-61 PT Pusri.
Ia mengatakan dalam program itu nantinya kelompok tani akan dibina mengenai cara penggunaan pupuk karena selama ini masih banyak petani yang hanya asal-asalan saja sehingga kurang berdampak signifikan pada produksi.
Melalui pendampingan itu, Pusri berharap petani nantinya tidak tergantung lagi dengan pupuk subsidi karena dalam Program Agro Solution itu Pusri juga mengandeng berbagai pihak.
Belum lama ini Pusri melakukan penggunaan pupuk untuk tanaman lada dan kopi di Belitung. Kemudian juga akan melakukan langkah serupa di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
“Contohnya kami sudah membuat NPK singkong di Pati (Jateng) dan Lampung Selatan. Dari 20 ton, kini produksi sudah 40 ton,” kata dia.
“Di sini (Sumsel) produktivitas petani hanya 5-6 ton padi per hektare, padahal di Jawa sudah ada yang bisa 10 ton,” kata dia.
Selain memberikan pendampingan secara langsung ke petani, Pusri juga terus membenahi sisi internal untuk menghasilkan pupuk yang murah bagi petani. Pusri berencana merevitalisasi pabrik yang sudah tua dan boros dalam penggunaan gas, yakni Pusri III dan Pusri IV.
“Jika bahan baku sudah efisien dan logistik selesai maka HPP (Harga Pokok Penjualan) bisa turun,” kata dia.