Bangga Indonesia, Jakarta – Presiden Joko Widodo meminta agar jajaran dan penyuluh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggunakan cara dan media komunikasi “kekinian” saat menyuluh keluarga muda.
“Saya ajak jajaran BKKBN dari pusat sampai ke desa melakukan strategi yang berbeda dalam melakukan pendampingan dan pemberdayaan karena kelompok sasaran utama adalah generasi muda, keluarga-keluarga muda, yang lebih berkarakter digital,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Kamis.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam acara Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Kemitraan Program Bangga Kencana Tahun 2021 yang dihadiri oleh para menteri kabinet Indonesia Maju serta, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan pejabat terkait lainnya.
“Mereka semua (keluarga muda) punya gawai, punya ‘gadget’, semua punya HP dan sering melihat HP, aktif di media sosial, oleh karena itu metode komunikasi BKKBN juga harus berubah, harus berkarakter kekinian, penyampaian-penyampaian informasi menggunakan media-median yang kekinian,” ungkap Presiden Jokowi.
Tujuan penggunakan metode kekinian itu menurut Presiden adalah agar pesan kepada keluarga muda tepat sasaran.
“Saya melihat kader-kader penyuluh KB di desa-desa bukan hanya untuk pengendalian kependudukan, tapi juga tujuan besar untuk meningkatkan kualitas keluarga di tingkat kampung dan desa dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang berkualitas, sehat, sejahtera dan bahagia,” tambah Presiden.
Menurut Presiden, kegiatan yang dikerjakan BKKBN sangat strategis bagi masa depan bangsa dan negara.
“Karena sesungguhnya keluarga adalah tiang negara, jika seluruh keluarga hidup berkualitas maka Indonesia juga akan berkualitas, Indonesia juga akan sejahtera dan jangan lupa di tengah keluarga akan lahir keluarga yang sehat dan berkualitas,” ungkap Presiden.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa saat ini penduduk Indonesia saat ini didominasi generasi muda.
“Mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi muda, generasi muda yang baru berkeluarga dan yang akan berkeluarga,” tambah Presiden.
Artinya, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada 2025, 2030 hingga 2035 karena banyaknya keluarga muda.
“Keluarga muda itulah nanti yang mendominasi, mereka keluarga-keluarga produktif. Ini yang harus kita tahu dan disiapkan betul sehingga saat indonesia muncul yang muncul adalah keluarga-keluarga yang sehat, produktif, yang betul-betul punya kualitas karena di tangan merekalah nasib bayi yang baru lahir dan akan lahir ke depan,” tegas Presiden.
Dari data yang diperoleh Presiden Jokowi, jumlah petugas penyuluh Keluarga Berencana (KB) desa dan sub-petugas penyuluh KB yang dimiliki BKKBN seluruhnya adalah 1,2 juta orang. Dari jumlah itu, penyuluh KB yang berstatus PNS adalah sebanyak 13 ribu orang kemudian petugas lapangan KB non-PNS ada 9.600 orang. ( Ant )