Anak yang Cerdas Selalu Ingin Tahu
Sobat. Ketika anda punya anak usia 2-3 tahun bertanya banyak sekali tentang benda-benda, ia tunjuk benda bertanya apa ini, apa itu. Anak usia 3-4 tahun bertanya mengapa begini? Mengapa begitu dan seterusnya. Itu semua harus dijawab dengan ilmu untuk membangun konsepsinya tentang benda dan kejadian.
Sobat. Rasa penasaran atau rasa ingin tahu ( curiosity ) menjadi elemen penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan hal itu sejak era filsuf pada zaman yunani kuno seperti Socrates, Aristoteles, maupun Plato. Ketika seorang merasa curious, lalu mencari jawaban atas rasa penasaran itu, di situlah sobat terjadi proses belajar. Ketika dalam proses itu akhirnya menemukan jawaban, orang itu akan memiliki tingkat pemahaman yang tinggi.
Oleh karena itu, seluk beluk curiosity ini harus dipahami oleh para pendidik, baik itu guru maupun orang tua agar anak-anak tumbuh menjadi sosok pembelajar. Curiosity ibarat bahan bakar yang menjadi energy munculnya imajinasi, kreativitas, dan inovasi.
Sobat. Salah satu guru kreatif ternama di Amerika Serikat Michael Cohen menyatakan bahwa kelas bukanlah ruangan yang dibatasi tembok di empat sisinya. Kelas adalah ruang eksplorasi semua rasa ingin tahu. Murid harus didorong menjadikan dunia yang luas ini sebagai kelas untuk terus belajar.
Oleh karena itu, yang harus dilakukan oleh guru bukanlah sekedar mengajak murid mendengarkan di dalam kelas, tetapi harus bisa mendorong atau menyemangati murid agar mereka terus belajar di mana saja. Pelajaran dan informasi kini bisa didapatkan melalui ujung jari, jadi murid harus mengeksplorasinya.
Jean Piaget seorang ilmuwan psikologi menyebutkan bahwa anak-anak adalah ilmuan kecil yang memiliki gairah besar untuk mengeksplorasi dan menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan dalam kepalanya.
Selain curiosity, hal penting lain yang harus dibangun dalam diri anak adalah imajinasi dan kreativitas. Curiosity menjadi pemantik, setelah itu dibutuhkan imajinasi dan kreativitas agar rasa ingin tahu itu bisa dimunculkan dalam sebuah karya atau kerja.
Sobat. Misalnya, saat belajar tentang tema laut, anak bisa mendapatkan informasi tentang laut dan kehidupan laut hingga lebih dari 200 poin. Mulai dari tipe atau jenis lautan, jenis hewan dan tumbuhan di lautan serta pantai, hingga berbagai profesi yang terkait dengan laut. Pengetahuan tersebut bisa memancing imajinasi dan kreativitas anak, sehingga bisa dituangkan dalam bentuk karya seperti balok, lukisan, maupun cerita.
“ Ketika anak bertanya dan orang dewasa tidak memberikan jawaban yang tepat dengan cara yang tepat, maka proses belajar anak akan berhenti.”pesan Elisa Kasali.
Sobat. Berapa jumlah kelas yang ideal itu? 10 murid agar bisa menjawab apa yang dibutuhkan anak. Guru harus selalu memonitor perkembangan masing-masing anak. Setiap hari usai proses belajar mengajar selesai, guru tidak langsung pulang, tetapi berkumpul mendiskusikan perkembangan masing-masing anak. Jika di dalam kelasnya ada 10 murid, 10 murid itu dibahas satu per satu.
Salam Dahsyat dan Luar Biasa!
( Dr Nasrul Syarif, M.Si CEO Educoach. Penulis Buku The Power of Spirituality. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur. www.educoach.id )