BANGGAJATIM.COM | Banyuwangi – Di moment-moment Sumpah Pemuda, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menggelar pertemuan dengan sejumlah pemuda pelaku kreatif. Bupati Anas mengajak para pemuda menularkan virus kreatif kepada pemuda lainnya.
Pertemuan tersebut digelar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, dan dihadiri 36 pelaku kreatif, Senin (28/10/2019). Para pemuda kreatif itu terdiri atas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pelaku usaha kopi, pemilik home stay hingga travel agen..
Bupati Anas menyampaikan apresiasinya pada para pemuda yang telah ikut menggerakkan perekonomian daerah di bidangnya masing-masing. Anas pun mengajak mereka untuk menularkan jiwa kewirausahaannya tersebut ke lingkungan sekitar.
“Kalian adalah pemuda kreatif yang sudah berpengalaman sebagai wirausaha. Tularkan ide-ide kreatif, cara-cara praktis untuk memulai usaha, kepada yang lain agar apa yang kalian lakukan bisa menjadi inspirasi bagi mereka untuk memulai usahanya sendiri,” kata Anas.
Bagi Anas, menciptakan ekonomi kreatif ini penting karena saat ini jaman sudah berubah. “Bukan jamannya lagi pemuda hanya menunggu lapangan pekerjaan. Namun sebaliknya, pemuda harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan,” jelasnya.
Untuk mendukung hal tersebut, tambah Anas, pemerintah telah memberikan sejumlah pelatihan dan bantuan sarana maupun prasarana. Misalnya, menyediakan klinik kopi dan pelatihan barista kopi bagi masyarakat. Pemkab juga telah menggelar sejumlah pelatihan entrepreneurship bagi pemuda.
“Semua usaha ini untuk mendorong tumbuhnya wirausahawan muda di Banyuwangi,” imbuh Anas.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sih Wayudi, menambahkan Banyuwangi juga telah memberikan sejumlah bantuan alat dan pelatihan bagi siswa sekolah dasar hingga SLTP. Hal ini, dalam rangka menanamkan jiwa enterpreneurship sejak dini kepada anak-anak.
“Bulan ini kita sudah memberikan bantuan alat roasting kopi kepada empat SD dan satu SLTP di wilayah penghasil kopi. Mulai hari ini, kita juga mulai menggelar pelatihan pengolahan kopi di SDN Gombengsari V, Kecamatan Kalipuro,” kata Sih.
Pelatihan semacam ini, lanjut Sih, akan terus berlanjut ke sekolah-sekolah lain dengan menyesuaikan potensi wilayahnya. Misalnya, untuk daerah basis Batik, pelatihan dan peralatannya juga tentang membatik. Begitu juga di daerah penghasil susu juga akan diberlakukan sama. “Dengan pelatihan semacam ini harapannnya anak-anak muda semakin tertarik untuk menggeluti sektor kreatif,” pungkas Sih.