Sobat Bangga – Ada seorang consultan brand yang pasang iklan di Facebook dia bilang ceritanya ada 4 pedagang bakso kemudian ada satu pedagang bakso yang ramai karena katanya bekalnya adalah nama yang unik yang menarik perhatian. Lalu dia menyuruh kita untuk ngikut ke workshop branding dia
Sepintas terlihat benar namun sebenarnya ini jebakan. Membuat orang kemudian berpikir kalau namanya unik orang akan tertarik dan akan menjadi resep suksesnya.
Kalau itu resepnya Maka sangat gampang untuk menjadi sukses. Teman-teman sekalian nama dengan brand itu berbeda. Nama itu hanya pepesan kosong sedangkan brand adalah nama dengan lekatan reputasi yang tinggi.
Kembali ke contoh 4 pedagang bakso itu. Esensi dari bisnis kuliner adalah rasa, harga dan pelayanan. Kalau namanya unik tapi rasanya tidak mewakili harganya dan pelayanannya tidak mewakili janjinya maka nama itu hanya akan membuat orang yang datang Jadi kecewa dan marah-marah.
Bikin nama juga tidak boleh sembarangan. Harus merepresentasika penawaran yang ingin diberikan kepada konsumen. Misalkan nama Speedy digunakan untuk merepresentasikan kecepatan. Nama golden berarti merepresentasikan kualitasnya terbaik. Nama Sambel Bu Nik merepresentasikan produk sambel tradisional.
Berbeda dengan nama sambel Bang Joe maka itu tidak cocok dipakai untuk merepresentasikan sambal tradisional cocoknya itu digunakan untuk penamaan restoran atau Cafe modern yang cozy keren. Juga cocok untuk burger hot dog pizza dan makanan Western lainnya.
Sedang nama halilintar memiliki kesan cepat panas listrik membahayakan ancaman dan jauhilah. Nama ini termasuk nama yang berauran negatif karena halilintar adalah sesuatu yang dihindari manusia pada umumnya karena itu sifatnya bahaya. Mungkin untuk menunjukkan kekuatan seorang superhero atau seorang grup band itu cocok karena dia mewakili kata power. Juga ketika kamu misalkan mau bikin toko aki sepeda listrik motor listrik toko listrik maka nama halilintar tentunya lebih cocok dibandingkan kalau nama halilintar ini dipakai untuk nama restoran atau produk makanan.
Namun sekali lagi nama itu tidak akan ada gunanya jika tidak didukung oleh 5 hal yakni;
- Popularitas
- Asosiasi positif
- Daya saing
- Loyalitas pelanggan
- Reputasi sosial.
Perjalanan kehidupan Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita bahwa nama itu bukanlah aset ketika dia tidak memiliki reputasi sebagai Al Amin atau bisa dipercaya.
Nabi Muhammad diberikan gelar Al Amin pada usia 25 tahun dan baru memiliki brand sebagai nabi dan rasul pada usia 40 tahun ketika dia menerima wahyu hari Tuhan.
Baca Juga : Fresh Milk : Cafe Favorit Mahasiswa di Sidoarjo
Itulah mengapa sambal buni pada tahun pertama ini sengaja logonya kecil sekali bahkan tidak nampak karena kami selalu berpikir bahwa bisnis kuliner di tahun pertama itu tidak bisa mengandalkan nama namun mengandalkan rasa harga dan pelayanan.
Yang penting value over-nya kelihatan yakni harga Rp10.000 dan juga gambar lauk pauk yang lengkap dengan banner yang super besar. Bahkan Beberapa pelanggan baru tahu setelah beberapa kali makan baru tahu kalau ternyata namanya Sambal Bu Nik.
Apalah arti sebuah nama tanpa reputasi.
Penulis : Ahmad Dwi Saputro, Kyai Marketing.