Bangga Indonesia, Sumenep – Rabu (5/3/2021) siang itu adalah hari istimewa Madrasah Aliyah (MA) 1 Annuqayah Putri Sumenep, Madura. Mereka bukan sekedar bisa menikmati tasyakuran siswi kelas akhir (TSKA) angkatan 2018-2021. Lebih dari itu.
Sekitar 1.500 siswi yang mayoritas santriwati ini dibuat meleleh air matanya, ketika motivator nasional Dr Faqih Nasrul Syarif M,Si, didaulat untuk memotivasi penghuni salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia ini.
Selama dua jam Dosen Tetap Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Kediri tampil di Aula As-Syarqawi, Guluk Guluk. Motivator yang karib disapa Coach Faqih ini tampil prima, kendati sehari sebelumnya didaulat tauziah dalam dua sesi pada kuliah subuh dan usai magrib di Masjid Nur Muhammad, Sumenep.
Berbalut kemeja batik dan celana hitam, Coach Faqih langsung mendapat aplous panjang ketika pembawa acara menjemputnya dengan Bahasa Inggris yang fasih.
“Saya bersyukur bisa hadir kali kedua di pesantren ini. Tapi kali ini saya disambut luar biasa oleh siswi yang juga santriwati yang hebat-hebat,” sapa Coach Faqih di awal pegang mikrofon.
Tepuk tanganpun bergemuruh di aula yang bertingkat di sisi tepi lingkar gedung yang sangat luas ini. Coach Faqih sempat mengkhawatirkan ribuan audien tak bisa nyaman, jika suaranya terganggu oleh mikrofon dan sound sistem yang tidak mendukung power volumenya.
“Alhamdulillah,” ujarnya. Agar cepat akrab dan tidak terjadi kesenjangan usia, Coach Faqih meminta ijin untuk menyebut audiensi dengan adik-adik. “Biar saya tidak cepat tua. Saya panggil adik-adik saja ya,” ujarnya langsung dijawab siswi serempak sembari tertawa,”Iyaaa..”
Bapak dua ini kemudian bercerita tentang kerinduan dengan seorang putra pertamanya yang kini menimba ilmu di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir. “Kerinduan saya seakan terobati setelah melihat adik-adik semuanya. Saya melihat semua santriwati di sini hebat dan luar biasa,” sapanya.
Ia kemudian melihat sisi kirinya terdapat tenda warna kuning muda dipadu langsiran warna keemasan. Dua wanita yang duduk tempat ini mengundang perhatiannya sejak duduk di kursi tamu bersama Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah KH Abdul Muqsith Idris.
“Saya kira dua orang yang duduk di tenda itu sepasang pengantin. Ternyata MC (pembawa acara). Dan, pakai Bahasa Cina lagi. Ni homa? Luar biasa pesantren ini,” pujinya disambut tawa riuh hadirin.
“Masih semangat?” lanjut sapa Coach Faqih. “Saya check sound dulu ya. Coba kelompok yang sebelah kanan, kalau saya bilang hai, jawab hallo. Begitu pula kelompok sebelah kiri, kalau saya hallo, jawab hai.”
Gayung pun bersambut. Waktu satu jam tidak terasa bagi siswi yang duduk lesehan di bawah lantai. Mereka penuh perhatian pada semua materi motivasi yang disampaikan Coach Faqih.
Paparan kunci sukses seseorang dijelaskan secara gamblang. Ia mengambil tema kunci sukses ada di angka 5-1-4 yang harus diperhatikan siswi.
Angka 5-1-4 ini dicuplik Coach Faqih dari buku kenangan yang tersedia di meja tamu yang dibagikan panitia TSKA dengan berjudul: “Yearly book 2021, 514 Kartika dalam rentang II cerita.”
Menurut dia ada lima kunci sukses yang harus dipegang seseorang. Yaitu harus memiliki visi dunia dan akhirat, impian, passion, action, dan kolaboration.
“Angka satu yang tak kalah penting adalah aqidah. Semua serahkan kepada Allah, setelah semua hal itu sudah kita lakukan,” tegasnya.
Sedangkan empat hal yang harus diperhatikan, menurut Coach Faqih adalah hilangkan alasan-alasan faktor usia, kesehatan, pendidikan, dan nasib. “Bisikan syaitan sering kali ada di empat persoalan ini,” ujarnya.
Selain menyitir kiat sukses itu, dia juga selalu menyelipkan contoh sukses seseorang. Seperti yang dialami Thomas Alfa Edison, Andre Wongso dan rekan sekolah serta murid-muridnya. “Mereka berhasil tidak lepas dari kekuatan doa. Terutama doa orang tua,” tegasnya.
Di sela tauziahnya, Coach Faqih juga tak segan-segan memotivasi peserta dengan memberikan hadiah jika mampu menjawab pertanyaannya. Ia bahkan sanggup memberi hadiah kepada siswi yang berani tampil maju ke depan. Dua buku terbaru karyanya: SantriPreneur SantriMilenial diberikan kepada siswi yang memiliki impian besar menjadi Presien dan Hakim Agung.
Antusiasme para siswi kian gayeng lantaran, Coach Faqih menyampaikannya secara langsung. Sound on the track. Tanpa menggunakan media elektronik. Laptop yang dibawanya dan infocus yang disiapkan panitia nyaris tak disentuh.
Coach Faqih hanya menggunakan laptopnya saat memutar lagu yang diperuntukkan rileksasi saat muasabah atau sesi sentuhan emosi yang dikenal ESQ (Emotional Spiritual Quotient) itu.
Sentuhan emosi yang dilakukan Coach Faqih ini memang berbeda dengan motivator nasional lainnya. Ia lebih banyak menggunakan sentuhan emosi seseorang dengan mengingat kerinduan seseorang terhadap orang tua, keluarga dan kerabatnya.
Tak ayal sepanjang hampir sebagian besar dari ribuan santriwati Annuqayah meneteskan air mata. Juga tak sedikit yang sampai sesenggukan. Seorang ustad pun rela mengulurkan tangan dengan membawa segebok tissue agar para siswi membasuh air matanya.
Di akhir motivasinya, Coach Faqih meminta semua hadirin untuk berdiri dan mendendangkan lagu d’Massiv. Semua siswi larut dalam kur lagu yang sangat sentimentil ini.
Semuanya menyanyi. Aula As-Syarqawi syahdu. Lirik lagu: Tak ada manusia yang terlahir sempurna, jangan kau sesali, segala yang telah terjadi…ini mengalun manja. Suasana kembali cerah ceria.
Tepuk riuh mengantar penutup acara tersebut dan pamit Sang Motivator. Pihak pesantren juga memberi cindera mata sebelum Coach Faqih meninggalkan panggung. (aba)