Bangga Indonesia, Tuban – Public speaking? Tak sedikit orang ingin menguasai kemampuan diri tampil di hadapan khalayak. Bisakah?
Motivator Spiritual Dr Nasrul Faqih Syarif MSi menyebut tidak ada yang tidak bisa. Manusia, katanya, diciptakan untuk menjadi sang juara. Harus bisa, karena manusia itu spesial ciptaan Allah.
Motivator nasional yang karib disapa Doktor Faqih, menyampaikan hal itu ketika memotivasi 20 awak pendidik setingkat SMA dan sederajat di Kabupaten Tuban, Rabu (17/03). Selama satu jam setengah, ia tampil full power.
Selain memotivasi audien tentang kiat jadi manusia spesial, dia juga memberi kunci sukses, agar peserta di acara yang diprakarsai BNN Tuban itu, jago berbicara di hadapan khalayak.
“Selama ini saya sering nervous (gugup) ketika tampil di depan publik. Kenapa ya,” tanya seorang peserta berbalut pakaian hijab saat diberi kesempatan bertanya oleh Doktor Faqih.
Dosen Pasca Sarjana IAI Tribakti Lirboyo Kediri ini menjawab wakil kepala sekolah di salah satu SMA Negeri di Tuban itu, karena kurang persiapan ketika hendak tampil. Menurut dia, nervous itu hanya terjadi tiga sampai lima menit. “Selebihnya hilang dengan sendirinya,” jelasnya.
Pembicara yang biasa nervour, menurut dia, biasanya sudah kalah sebelum tampil. Mereka grogi lantaran ada sosok audien yang punya jabatan tinggi atau orang terkenal.
“Biasanya orang yang punya pengaruh itu bisa mengganggu psikis dan konsentrasi kita,” jelasnya.
Agar tidak nervous, menurut penulis buku ini, pembicara sebaiknya datang lebih awal. “Satu jam sebelum tampil, bisa digunakan sholat sunnah untuk menenangkan diri,” jelasnya.
Setelah itu, lanjut pengelola beberapa pesantren ini, biasakan membaca “Robbisrohli sodri wayassirlii amrii .. dan seterusnya. (Arti ayat tersebut: wahai pemeliharaku, lapangkan dadaku, mudahkan urusanku dan lepaskan ikatan dari lidahku agar mereka memahami ucapanku).
Dan, ada lagi yang juga bisa dilakukan untuk menguasai public speaking. Yakni menotok sekitar wajah dan dada. “Titik-titik di sini ini perlu ditotok secukupnya. Ucapkan ya Allah.. saya ahlinya, ya Allah,” ujar Doktor Faqih sembari mempratikkan totok wajah dengan jari telunjuknya.
Semua peserta “Workshop War On Drug” P4GN langsung mempraktikkan. Suasana acara yang semula beku mulai cair. Hidup. Gayung pun bersambut.
Gelak dan tawa sering mewarnai pembekalan public speaking dan motivasi itu. Sang pembicara kian bersemangat. Doktor Faqih yang semula mengaku kepada banggaindonesia.com mengantuk terseret arus. Energinya On.
Sayang tenggang waktu yang diberikan sangat terbatas, Doktor Faqih harus menutup saat suasana sedang on-onnya. “Biasanya saya mengisi sampai dua jam lebih. Sehingga semua materi bisa saya keluarkan,” akunya kepada media ini.
Di penutup motivasinya, dia menyampaikan kepada audien untuk membuat tanda di Alam Semesta Raya ini. Yaitu dengan karya nyata. Salah satu karya nyata itu tertuang dalam buku terbarunya
Belasan buku “Buatlah Tanda di Alam Semesta” yang dibawanya sore itu diserbu peserta. Bahkan, saat hendak acara sesi terakhir dimulai, sang motivator masih melayani pembeli untuk membubuhkan tanda tangan dibukunya. (aba)