Bangga Indonesia, Surabaya – Dosa, Maksiat dan Kemestian Taubat
Sobat. Pelaku maksiat juga akan selalu risau dan gelisah, serta mendapatkan kehidupan yang sulit. Semua itu muncul akibat kemaksiatan dan sikap melalaikan serta melupakan Tuhan. Keadaannya bagaikan tanaman yang jauh dari sumber air dan pembakaran yang jauh dari sumber api. Kebalikan dari semua itu adalah keadaan yang dilahirkan oleh ketaatan.
Sobat. Ibnu Athaillah berkata,” Ketahuilah dalam maksiat terkandung sikap mengingkari janji, menceraikan tali kasih, pengutamaan makhluk dibanding Allah, ketaatan pada hawa nafsu, pelepasan rasa malu, dan penentangan kepada Allah dengan melakukan sesuatu yang Dia benci.”
Sobat. “Senantiasalah mendengar nasehat. Hati akan mati bila jauh dari nasehat. Jangan anggap remeh nasehat dan tuturan-tuturan orang bijak dan para ulama. Sebab tuturan mereka merupakan buah wahyu Ilahi.” Demikian nasehat Syeikh Abdul Qadir al-Jailani.
Sobat. Kau harus bisa membedakan keinginan nafsu dan keinginan hati. Keinginanmu janganlah sesuatu yang kau makan, yang kau minum, yang kau kenakan, yang kautinggali, dan yang kau kumpulkan. Semua ini adalah keinginan nafsu.
Lalu apakah keinginan hati? Yaitu menemukan Tuhan Yang Maha Benar. Keinginanmu adalah sesuatu yang membangkitkan perhatianmu. Maka , hendaklah yang menjadi keinginanmu adalah Tuhanmu.
Sobat. Dunia ada gantinya, yaitu akherat. Makhluk ada gantinya, yaitu Sang Pencipta. Sandaran yang paling kuat adalah Allah SWT. Bukan Bosmu, bukan juraganmu, bukan penguasa negerimu, bukan manusia yang serba lemah dan pasti butuh pada Sang Pencipta yakni Allah SWT. Setiap kali kau tinggalkan sesuatu di dunia ini, kelak di akherat Tuhan menciptakan gantinya dan yang lebih baik.
Sobat. Yang tersisa dari umurmu hanyalah HARI INI ! Bersiaplah untuk akherat! Bersiaplah untuk kedatangan MALAIKAT MAUT.
Sobat. Maksiat merupakan sikap lancing kita kepada Allah. Dalam kemaksiatan terkandung aneka keburukan sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Athaillah di atas :
- Mengingkari janji. Hamba bermaksiat berarti mengingkari janjinya kepada Allah. Padahal seharusnya ia memegang teguh janjinya kepada Allah sesuai dengan perintah Allah. “ Penuhilah janji kalian kepada Allah.” Silahkan baca QS. Al-An’am (6) ayat 152.
- Menceraikan Tali Tali kasih atau cinta yang dimaksud di sini memiliki dua makna : Pertama. Cinta Allah kepada hamba-Nya yang sholeh. Atau Kedua. Cinta hamba kepada Allah SWT. Allah berfirman,” Allah mencintai orang yang bertaubat dan orang yang menyucikan diri.” Silahkan baca QS. Al-Baqarah (2) ayat 222. Ketika hamba bermaksiat kepada Allah, berarti Ia sedang melepaskan cinta Allah. Sementara jika merujuk kepada makna kedua, seorang hamba yang terus berbuat dosa berarti telah berdusta terkait dengan pengakuan cinta-Nya kepada Allah.
- Mengutamakan makhluk ketimbang Allah dan menuruti hawa nafsu. Allah mengingatkan manusia agar tidak mengikuti nafsu. Bahkan Allah menyebutkan bahwa ada banyak manusia yang menjadikan nafsu sebagai tuhan mereka.
- Melepaskan pakaian malu serta menantang Allah dengan melakukan sesuatu yang Dia Orang yang berbuat dosa berarti tidak malu kepada Tuhan. Sebab , bagaimana mungkin ia bermaksiat, sedangkan Tuhan selalu menyaksikannya? Rasulullah Saw bersabda, “ Tidaklah orang yang berzina dalam keadaan beriman. Tidaklah orang yang minum khamar dalam keadaan beriman. Tidaklah orang yang mencuri dalam keadaan beriman. Tidaklah orang yang merampas hak orang lain dalam keadaan beriman ketika ia merampas.” ( HR al-Bukhari )
Sobat. Tidak menambah usia kecuali amal kebaikan dan tidak menangkal takdir kecuali Doa. Seseorang terhalang dari rezeki lantaran dosa yang dikerjakannya. Rezeki yang lapang adalah yang tidak menjadi hijab kepada-Nya di dunia serta tidak dihisab, ditanya, dan dihukum di akherat. Para pemiliknya berada dalam hamparan tauhid dan syariat. Mereka selamat dari nafsu, syahwat, dan ketamakan.
Sobat. “ Orang beriman bekerja untuk dunia dan akheratnya. Bekerja untuk dunia sekadar apa yang dibutuhkannya. Dia mencukupinya sebagai bekal perjalanan menuju akherat, bukan menghimpun kekayaan untuk dunia. Orang bodoh segala cita-citanya adalah dunia. Orang arif segala tujuannya adalah akherat.” Demikian petuah Syeikh Abdul Qadir al-Jailani.
Salam Dahsyat dan Luar Bisa !
( Spiritual Motivator – DR.N.Faqih Syarif H, M.Si Penulis Buku Buatlah Tanda di Alam Semesta. Direktur Pesantren TEJ – Tahfidz, Entrepreneur dan Jurnalistik Ummul Quro, Seloliman Trawas. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )