Bangga Indonesia, Jakarta – Dalam momentum Hari Penyiaran Nasional Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memastikan agar kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) dapat terlayani frekuensi televisi dengan lebih baik dalam migrasi dari TV analog ke TV digital.
Direktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Geryantika Kurnia mengatakan pemerintah sudah menyiapkan skema sehingga wilayah- wilayah 3T dapat memiliki akses layanan TV digital yang sama seperti dengan di wilayah yang penduduknya lebih banyak.
“Pemerintah sudah alokasikan dana ke infrastruktur milik TVRI, setidaknya sudah 17 daerah di perbatasan yang sudah siap dengan frekuensi TV digital,” ujar Gery dalam Webinar bertajuk “Seluk Beluk Penyiaran di Indonesia”, ditulis Kamis.
Ia menyebutkan alasan TVRI dipilih untuk memancarkan frekuensi TV digital di kawasan 3T atau sering disebut sebagai blank spot karena infrastruktur yang dimiliki TV swasta lebih berfokus di kawasan yang memiliki banyak penduduk.
Di samping itu, Gery menyebutkan dengan melakukan Analog Switch Off (ASO) dan bermigrasi ke TV digital maka penduduk di kawasan 3T itu dapat mengakses tayangan siaran dengan biaya yang lebih bersahabat dan ramah di kantong.
“Kami sudah planning, jadi ada 30 persen wilayah di Indonesia yang masuk ke dalam kategori blank spot, mereka ini dulu sulit mendapatkan layanan TV kalau pun dapat pakai teknologi satelit yang harganya mahal. Nah dengan kondisi wilayah yang tidak diminati swasta ini (untuk migrasi ke TV digital), kita bantu dengan infrastruktur TVRI,” ujar Gery.
Selain memastikan tersedianya frekuensi di kawasan 3T, Kementerian Kominfo juga memastikan penyediaan set top box.
Set top box merupakan alat pendukung yang digunakan pada perangkat TV analog agar dapat menerima frekuensi siaran TV digital.
Pemerintah akan memprioritaskan pemberian set top box bagi masyarakat yang kurang mampu sehingga ASO dapat berjalan dengan lancar dan dapat rampung di 2 November 2022.(Ant)