Bangga Indonesia, Surabaya – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim mengajak pengusaha untuk berinvestasi dengan skema pembiayaan Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), sebab selama satu tahun berjalan sejak diteken sepertinya kurang peminat.
“Ada 218 proyek strategis yang disosialisasikan pada awal 2020. Namun selama satu tahun berjalan sepertinya kurang peminat. Karena dunia usaha ketika saya tanya tentang proyek KPBU ini, mereka rata-rata belum tahu,” kata Wakil Ketua Umum Bidang Jaringan Usaha Antarprovinsi, Kadin Jatim, Diar Kusuma Putra di Surabaya, Senin.
Selain itu, kata Diar, beberapa kepala daerah juga tidak tahu karena kurangnya sosialisasi dalam skema tersebut.
“Oleh karena itu, Kadin Jatim mendukung dan perlu mendorong agar pengusaha mau dan berminat untuk berinvestasi di proyek strategis tersebut,” tutur Diar, kepada wartawan.
Diar terus memberikan sosialisasi dan diskusi agar pengetahuan pengusaha tentang skema KPBU menjadi lengkap.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah meneken Perpres 80/2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi di kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
Perpres itu menjelaskan tentang 218 proyek strategis dengan nilai Rp492,4 triliun yang bakal dibangun di empat kawasan itu dengan berbagai skema pembiyaaan.
Dan ada 72 proyek dengan nilai Rp136,1 triliun yang dikerjakan dengan skema KPBU yang kemudian dikerucutkan lagi oleh Pemprov Jatim menjadi 32 proyek KPBU yang dianggap prioritas setelah melalui kajian yang disesuaikan dengan kondisi pandemi.
Perwakilan dari Sekretariat Bersama KPBU Jatim, Haryo Bimo Bramantyo mengatakan bahwa skema KPBU adalah simbiosis mutualisme antara swasta dengan pemerintah.
“Karena keterbatasan pendanaan pemerintah untuk membangun sejumlah infrastruktur, terlebih disaat pandemi, pemerintah membuka kesempatan pihak swasta untuk ikut berpartisipasi melalui skema KPBU,” katanya.
Pemerintah juga dipacu untuk membangun infrastruktur tanpa membebani APBN, sehingga KPBU menjadi peluang bagi swasta karena biasanya sektor privat hanya bisa berinvestasi dalam proyek terbatas.
“Melalui skema ini maka swasta bisa berpartisipasi dari hulu hingga hilir,” ujar Bimo.
Menurutnya, sebenarnya ada proyek dengan skema KPBU yang lebih dahulu berhasil dan sukses dibangun di Jatim adalah proyek spam Umbulan di Pasuruan dengan nilai investasi Rp2,58 triliun.
Proyek ini dianggap berhasil dan menjadi role model nasional untuk pembangunan proyek dengan skema KPBU.
“Semuanya merujuk ke Umbulan. Semua mengakui, Jatim pergerakan paling baik untuk KPBU dan itu patut kita apresiasi. Bahkan hari ini, kita coba memulai proyek lain agar KPBU bisa unggul lagi yang dimulai dari sektor privat atau bisnis sebab selama ini, proyek KPBU selalu diprakarsai pemerintah,” ujarnya.
Dan dari 32 proyek KPBU yang masuk skala prioritas tersebut, menurutnya, semuanya sudah dalam progres. Sementara yang sudah dalam tahap keterlibatan investor di antaranya adalah SPAM Regional Pantura dan Ngawi Planetarium Agro park.
“Untuk yang lain, sudah ada beberapa investor yang berminat dan tidak ada perlambatan. Kami melakukan identifikasi ulang yang disesuaikan dengan penanganan COVID-19 dan skala prioritas,” kata Bimo.(ant)