Bangga Indonesia, Surabaya – Kenali dan Pahami Rekam Jejak Digital
Sobat. Ada empat kompetensi yang harus kita miliki agar kita cakap digital sebagaimana yang dirumuskan oleh Kominfo dan Siber Kreasi yakni : Digital Skill, Digital Culture, Digital Ethic dan Digital Safety. Kali kita akan bahas salah satu materi dari digital safety yakni Kenali dan pahami rekam jejak digital
Sobat. Cara lain untuk mengelola jejak digital kita adalah dengan mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip literasi digital. Japelidi (Jaringan Pegiat Literasi Digital), telah mengembangkan 10 Kompetensi Digital untuk memudahkan kita mengelola jejak digital.
Pertama, kemampuan mengakses sudah melekat pada setiap orang yang secara aktif menggunakan sarana internet dalam kehidupannya sehari-hari. Setiap saat, setiap detik ketika kita membuka internet, maka di saat itu pula kita sudah meninggalkan jejak kita di dunia digital, tanpa terkecuali.
Kedua, setelah kita memiliki kemampuan kompetensi mengakses media digital, maka pemahaman kita harus lebih diasah. Di sinilah tahapan kompetensi memahami kita jalankan. Apabila sebelumnya kita hanya mengetahui sedikit tentang rekam jejak digital, maka kompetensi memahami ini membawa kita untuk mendalami dan mencari tahu lagi lebih banyak tentang jejak digital. Apabila kita telah memahami, maka akan lebih mudah bagi kita untuk mengetahui apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Ketiga, mengetahui bentuk-bentuk rekam jejak digital merupakan salah satu tahapan dari kompetensi menganalisis dalam literasi digital. Kita harus cermat dan jeli menganalisis setiap kegiatan daring kita yang pasti meninggalkan jejak digital. Menerbitkan blog dan mengunggah pembaruan media sosial adalah cara populer lainnya untuk memperluas jejak digital kita. Setiap tweet yang kita posting di Twitter, setiap pembaruan status yang kitapublikasikan di Facebook, dan setiap foto yang kita bagikan di Instagram berkontribusi pada jejak digital kita. Semakin banyak kita menghabiskan waktu di situs jejaring sosial, semakin besar jejak digital kita. Bahkan mengklik “menyukai” halaman atau kiriman Facebook menambah jejak digital kita, karena datanya disimpan di server Facebook.
Keempat, setelah kemudian kita tahu dan memahami lebih dalam tentang jejak digital, maka kita harus mulai menyeleksi apa saja yang kita unggah. Proses ini harus dilakukan agar kita waspada atas setiap jejak digital yang kita tinggalkan. Setiap orang yang menggunakan Internet memiliki jejak digital, jadi itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Namun, sebaiknya pertimbangkan jejak data apa yang hendak kita tinggalkan. Misalnya, dengan menyeleksi, kita dapat mencegah mengirim email yang kurang sopan, yang terlalu “pedas”, dan lain sebagainya, karena pesan tersebut mungkin tetap daring selamanya. Ini juga dapat membuat kita lebih berhati-hati dengan apa yang kita publikasikan di situs web serta media sosial. Meskipun kita sering kali dapat menghapus konten dari situs media sosial, setelah data digital dibagikan secara daring tidak ada jaminan bahwa kita dapat menghapusnya dari Internet.
Kelima, verifikasi harus kita lakukan untuk memastikan apakah Langkah yang akan kita lakukan dapat berpotensi meninggalkan jejak digital yang berdampak buruk atau tidak. Dengan memverifikasi informasi yang keluar dan masuk, kita dapat memastikan bahwa informasi yang kita sebarkan adalah informasi yang baik. Selain itu, perlu juga dilakukan verifikasi terhadap situs atau aplikasi yang kita gunakan. Hal ini diperlukan untuk menghindari kita menggunakan website atau aplikasi yang telah disusupi sehingga jejak digital kita dicuri atau bahkan digunakan untuk kejahatan.
Keenam, evaluasi atas berbagai kegiatan daring kita menjadi bagian tak terpisahkan ketika kita membahas beragam contoh kasus yang berkaitan erat dengan jejak digital di media daring. Tak bisa dipungkiri, seringkali orang cenderung abai atau menganggap remeh kegiatan daring yang sangat umum dan sehari-hari kita lakukan. Seolah kita lupa bahwa setiap Langkah kita mengklik apapun di internet akan meninggalkan jejak yang menetap dan sulit dihapus begitu saja. Evaluasi secara berkala terhadap data-data yang kita tinggalkan, akun yang kita miliki dan hal-hal lain terkait dengan keberadaan digital kita dapat melindungi kita dari penyalahgunaan jejak digital oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ketujuh, saat ini, ketika kita mendistribusikan informasi dengan menggunakan perangkat digital, kita juga telah meninggalkan jejak digital. Contohnya ketika kita meneruskan pesan di WhatsApp, muncul tanda panah yang menandakan kita meneruskan pesan. Atau proses mencuitkan kembali di Twitter, repost di Instagram dan lain-lain. Untuk itu, kita perlu mengetahui bahwa proses distribusi yang kita lakukan pun tidak terlepas dari jejak digital kita sehingga kita dapat berhati-hati dalam melakukan proses distribusi.
Kedelapan, kemampuan kita dalam memproduksi rekam jejak digital yang baik perlu untuk ditingkatkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa jejak berupa data yang telah kita produksi akan tertinggal lama di internet. Meskipun kita telah menghapusnya, internet telah menduplikasi jejak kita dan membuatnya tetap ada. Oleh karenanya, kita perlu memperhatikan serta waspada akan jejak yang kita hasilkan.
Kesembilan, pengetahuan yang telah kita dapatkan tentang rekam jejak digital ini akan semakin bermanfaat bila dapat kita bagikan pada orang lain. Kompetensi partisipasi mengajak kita untuk dapat turut serta dalam melindungi jejak digital kita dan juga orang lain. Tidak hanya melindungi, namun juga memperindah jejak digital kita. Partisipasi dapat dilakukan dengan tidak turut menyebarkan jejak digital orang lain, tidak menyalahgunakan jejak digital, serta melakukan pengecekan jejak digital kita masing-masing secara berkala.
Kolaborasi, adalah kompetensi yang paling akhir dicapai dalam 10 kompetensi literasi digital Japelidi. Sangat sederhana, kolaborasi yang dimaksud adalah bagaimana kita sebagai orang-orang yang memiliki rekam jejak digital, berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka partisipasi kita menjaga rekam jejak digital kita. Banyak hal dapat kita kerjakan sendirian. Namun akan semakin besar dampaknya bila kita mengerjakannya Bersama-sama. Untuk itu diperlukan kolaborasi. ( Disarikan dari Modul Aman Bermedia Digitak Kominfo, 2021)
Yuk Kita Ikuti Webinar Literasi Digital Nasional setiap Hari kecuali Hari Minggu Kerjasama Kominfo dengan Komnas Pendidikan Jawa Timur.
( Dr Nasrul Syarif M.Si. Penggiat Literasi Digital Nasional dan Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )