Bangga Indonesia, Surabaya – Kumpulan Artikel Bisa Jadi Buku
Sobat. Saya sering ditanya ketika ngajar kelas menulis online 90 Hari Menulis Buku. “Coach apakah kumpulan artikel bisa dijadikan buku.” Tanya mereka. “ Sangat bisa banget, dan bisa dikembangkan dari artikel itu sebagai kerangkanya kemudian diperluas dengan mencari rujukan atau bacaan yang relevan. Misalnya setiap artikel itu 2 halaman, Anda punya 50 artikel maka kalau dikembangkan bisa menjadi 150 halaman sd 200 halaman. Jadilah Buku Anda.” Jawab saya.
Sobat. Apa sih artikel itu? Artikel itu didefinisikan sebagai pemikiran, pendapat, ide dan opini seseorang tentang berbagai tema dan peristiwa yang terjadi lebih-lebih yang actual dan hangat serta sedang diperbincangkan oleh khalayak. Biasanya artikel itu tidak terlalu panjang , biasanya 300 sd 2.000 kata sehingga seorang penulis dituntut untuk menjelaskan pemikiran dan opini seringkas mungkin. Banyak penulis mengawali debut kepenulisannya dari menulis esai artikel, baik di media cetak atau pun media online. Misalnya Rhenald Kasali sebelum muncul buku masterpiecenya. Raditya Dika mengawali kariernya dengan rajin menulis di blog.
Sobat. Artikel kali ini saya akan membahas bagaimana membukukan kumpulan artikel?
- Pastikan Topiknya sama. Semua artikel yang hendak kita bukukan memiliki topic yang sama atau serumpun. Jadi kelompokkan artikel kita sesuai dengan topiknya, agar tidak terlalu banyak menghabiskan waktu merombak artkel yang ada. Ketiga topiknya serumpun, pembaca pun tidak banyak merasa kebingungan, sehingga bisa menikmati buku karya kita.
- Kebangkan naskah artikel yang sudah kita buat. Karena kalau dikemas menjadi buku, kita lebih leluasa untuk menulis sepanjang apa pun. Jadi maksimalkan penjelasan kita saat mengemas artikel menjadi buku.
- Usahakan untuk menulis artikel yang relevan dibaca sepanjang waktu, yang selalu dicari dan dibutuhkan oleh orang sampai kapan pun. Misalnya ; konten agama, tips memasak, mengenai parenting, dunia pendidikan, resep rumah tangga yang harmonis, dan lain-lain.
- Anda bisa menambahkan visualisasi pada buku yang kita buat. Ketika kita mengemas menjadi buku, kita diperkenankan memberi ilustrasi gambar, data atau statistic untuk memperkuat tulisan kita. Selain itu agar pembaca juga tidak jenuh melihat deretan teks tanpa ilustasi apa pun.
- Ketika memasukkan artikel ke dalam buku kita, jangan lupa mencantumkan media dan tanggal saat artikel itu dimuat oleh media Meskipun artikel itu karya sendiri, kita harus tetap mengikuti kaidah dan kode etik penerbitan ulang atas karya yang dibuat. Hal ini dilakukan agart tidak menimbulkan masalah dengan media sebelumnya.
Sobat. Penulis perlu memiliki kosa kata yang kaya dan mampu memiliki diksi yang tepat dalam mentransfer ide atau gagasannya kepada pembaca. Resepnya banyaklah membaca dan jadikan membaca sebagai hobi bagi anda. Sekarang saatnya Anda mengumpulkan artikel-artikel yang pernah anda tulis untuk dijadikan buku.
Salam Dahsyat dan Luar Biasa!
Indonesia #MakinCakapDigital
( Dr Nasrul Syarif M.Si. Penulis Buku Santripreneur . Penggiat Literasi Digital Nasional. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua komnas pendidikan Jawa Timur )