Bangga Indonesia, Jakarta – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan melemah tipis, namun pergerakan rupiah dalam sepekan terakhir relatif stabil.
Rupiah Jumat sore ditutup melemah 2 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.110 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.108 per dolar AS.
“Pergerakan rupiah sepekan ini masih dipengaruhi sentimen vaksin dan stimulus di AS. Rupiah sedikit melemah tapi relatif stabil,” kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta,
Selain itu, lanjut Rully, terkait dengan kebijakan suku bunga dari The Fed dan Bank Indonesia juga berpengaruh cukup positif terhadap rupiah.
“Hampir semua bank sentral sudah menurunkan signifikan sepanjang tahun ini, dan masih berkomitmen untuk menerapkan kebijakan yang akomodatif. Selain itu likuiditas global juga masih sangat tinggi,” ujar Rully.
Dari domestik, pemerintah akan menerapkan kebijakan pengetatan terukur dan terkendali hanya khusus di Natal dan tahun baru.
Pengetatan aktivitas masyarakat secara terukur dan terkendali meliputi kebijakan bekerja dari rumah atau WFH 75 persen, pelarangan perayaan tahun baru seluruh provinsi, dan pembatasan jam operasional mal, restoran, tempat hiburan sampai pukul 19.00 untuk Jabodetabek dan 20.00 untuk zona merah di Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Saya rasa ini justru berpengaruh positif, mengingat kasus COVID-19 yang sangat tinggi di dalam negeri,” kata Rully.
Pada pekan depan, Rully memperkirakan rupiah masih akan stabil di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.175 per dolar AS.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.106 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.104 per dolar AS hingga Rp14.134 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.146 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.152 per dolar AS.