LIBURAN telah tiba bagi Elkayyis. Para santri Pondok Modern Kayyisul Ummah, Mojokerto itu pulang ke rumah masing-masing bertemu keluarga.
Ada yang tidak pulang! Lho, ngapain?
Dua Elkayyis masih menetap di pondok. Salah satunya aku sendiri. Mereka punya alasan berbeda. Liburan itu sendiri berlangsung dua pekan di akhir Desember 2021.
Aku tidak tidak meninggalkan pondok karena memang tinggal bersama Abuya. Ayah kandungku yang menjadi pimpinan pondok tersebut. KH Muhmmad Asrori namanya.
Sedangkan sohibku bernama panggilan Adli. Dia asli Medan. Tidak bisa mudik karena ada PPKM. Masih masa pandemi COVID-19. Akhirnya kami berdua tinggal di pondok selama masa liburan.
Di pondok, kugunakan liburan untuk belajar berbagai hal. Salah satunya adalah menggunakan media sosial (medsos) untuk mencari hal- hal yang bermanfaat untuk bisa dipelajari.
Dengan medsos, aku mencari-cari bagaimana tanggapan manusia terhadap agama Islam dan para penganutnya. Banyak sekali tanggapan orang-orang terhadap Islam dan penganutnya yang disebut muslim. Di antaranya ada tanggapan PRO (mendukung) juga KONTRA (tidak suka).
Zaman sekarang, Islam lebih banyak dihujat dan hujatan itu melebihi tanggapan yang mendukung. Tapi dapat diketahui dengan jelas bahwa banyak diantara mereka yang menghujat cuma melihat dari satu sisi.
Juga, ada sudut pandang organisasi tertentu yang mengaku sebagai kelompok Islam, sedangkan kaum muslimin yang lain malah tidak setuju dengan hal yang dilakukan organisasi tersebut.
Jika dipresentasikan, maka persenannya sangat mengerikan. Hanya 0,0001 persen saja. Dari seratus persen kaum muslimin yang ada di dunia.
Aku mendapatkan maklumat ini dari debat seorang pria muslim dengan tiga orang yang berpaham komunisme.
Di dalam debat itu, pria muslim menjawab, bahwa agama Islam bukan teroris dan tidak pula penganutnya. Islam tidak mengajarkan terorisme malah mengajarkan kasih sayang.
Pria muslim yang karakternya serius ini, memberitahu juga tentang penganutnya yang saling toleransi antar sesama.
Dan, yang mengatakan bahwa Islam adalah teroris itu, mereka cuma melihat dari pemikiran yang diaplikasikan Al Qaeda dan ISIS — kelompok yang diduga teroris– tanpa melihat yang lain.
“Jika dilihat dari persentasenya, maka cuma 0,0001 persen dari seluruh kaum muslimin di dunia,” tegas pria muslim itu.
Itulah salah satu kegiatan ku ketika liburan agar bermanfaat, seperti kata kyai kami. Apa?
“Liburan itu cuma perpindahan tempat dan waktu, tapi kegiatannya sama saja, yaitu belajar dan menebarkan manfaat,” pesan Sang Kyai. (Mazt) — Inisial Muhammad Azka Ziyad Attaqy Santri PM Kayyisul Ummah Mojokerto)