Bangga Indonesia, Surabaya – Selasa, 26 Januari 2021 kembali Life Coach Kajian Malam bersama Spiritual Motivator DR.N.Faqih Syarif H, M.Si Direktur Pesantren TEJ Ummul Quro Seloliman Trawas hanya ada di Kaffah Channel Jam 19.30 sd 21.00 silahkan klik https://youtu.be/6ekWtg9TADs dengan judul : Obati Nafsumu! Cinta Dunia merupakan Pangkal segala dosa.
Sobat. Nafsu laksana cermin. Semakin kau musuhi, ia akan semakin memusuhi. Karena itu serahkanlan kepada Tuhannya agar Dia memperlakukan nafsumu sesuai kehendak-Nya. Mungkin kau telah penat mendidik nafsumu, tetapi ia tak juga tunduk dan taat. Seorang muslim adalah yang menyerahkan nafsunya kepada Allah sesuai dengan firman Allah, “ Allah telah membeli dari orang beriman, nafsu (diri) dan harta mereka untuk dibalas dengan surga.” (QS. At-taubah(9) : 111)
Sobat. Maksud menyerahkan di sini adalah tunduk dan taat kepada Allah Tuhan semesta Alam.Menyerahkan nafsu kepada Allah berarti ridha dengan ketentuan Allah dan hukum-Nya. Sebagaimana Allah berfirman :
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤۡمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ لَا يَجِدُواْ فِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَرَجٗا مِّمَّا قَضَيۡتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسۡلِيمٗا
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. ( QS.An-Nisa’ (4) ayat 65 )
Sobat. Pasrah kepada Allah terwujud dengan membersihkan diri dari syahwat yang menentang perintah Ilahi, membebaskan diri dari kehendak nafsu yang tidak mau ikhlas kepada-Nya, serta dari rasa berat menjalankan syariat.
Sobat. Seseorang disebut muslim jika ia telah menyerahkan diri dan nafsunya kepada Allah. Secara lahiriah ia melaksanakan perintah-Nya dan secara batiniah ia pasrah kepada hukum dan kekuasaan-Nya.
Sobat. Ketika nafsu dalam keadaan sakit, ia membutuhkan pengobatan. Sakit yang diderita nafsu disebabkan oleh nikmat maksiat dan syahwat. Keadaan itulah yang membuat hamba jauh dari Allah SWT. Agar sembuh, ia harus diobati. Ketika nafsu diobati dengan membersihkannya dari dosa dan berbagai keinginannya, ia akan merasakan kedekatan dan kelembutan Allah karena Dia menutupi maksiatnya dari makhluk. Ia juga akan merasakan rahmat dan karunia Allah, karena Dia menerima Taubatnya.
Dengan begitu sobat, nafsu akan datang dengan sendirinya untuk taat kepada Allah. Ia merasakan bahwa manisnya taat lebih nikmat daripada manisnya maksiat. Hamba yang telah mencapai tingkatan itu akan meyakini bahwa musibah yang datang berasal dari Allah dan rezekinya telah dijamin oleh-Nya. Nafsunya juga tidak lagi memusuhi pemiliknya karena percaya dengan apa yang berada di sisi Allah.
Sobat. Di sinilah butuh istiqomah. Makna istiqomah adalah kau tetap bersama Allah dalam setiap keadaan baik dalam keadaan senang maupun susah, sempit maupun lapang, dengan selalu ridha terhadap pengaturan-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, takut kepada-Nya, serta meninggalkan segala sesuatu selain-Nya.
Sobat. Cinta dunia termasuk aib nafsu. Waspadalah dirimu dan jangan sekali-kali menganggap baik keadaannya. Jika kau ridha terhadapnya lalu menganggap baik keadaannya maka ia akan menggigitmu dan kau tidak menyadarinya. Ia juga akan menghijabmu dari hadirat Allah sementara kau tidak melihatnya.
Sobat. Kau telah mengetahui bahwa cinta dunia merupakan pangkal segala dosa. Bagaimana mungkin kau merasakan cukup dengan cinta dunia sementara dunia segera sirna. Kehidupan ini hanya sebentar. Kau akan berakhir dan pindah menuju kehidupan barzakh di kubur. Setelah itu datanglah kiamat agar kau mengetahui tempat kembali yang telah menantimu.
Sobat. Meridhai nafsu adalah pangkal segala maksiat, kelalaian, dan syahwat. Sebaliknya tidak meridhai nafsu adalah pangkal segala ketaatan, kesadaran, dan keterjagaan diri. Karena itu, bawalah dirimu kepada kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW. Ikuti Perintah Allah dan jauhi larangan-Nya. Inilah jalan yang benar.
( Spiritual Motivator – DR. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku Buatlah Tanda di alam semesta. Direktur Pesantren TEJ Tahfidz, Entrepreneur dan Jurnalistik Ummul Quro, Seloliman Trawas. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )