Bangga Indonesia, Mesir – Temans…Awal-awal tinggal di Mesir sungguh menjadi hal yang sangat menarik dan penuh kejutan juga. Hal yang paling membutuhkan penyesuaian serius adalah cuaca. Cuaca yang berbeda dengan Negara Indonesia ,seperti yang sudah saya bahas pada tulisan saya yang ketiga,sungguh butuh adaptasi yang tidak mudah,seperti saat musim dingin yang sangat menggigit dan juga saat panas yang bikin ubun-ubun serasa mendidih.Beruntung di kontrakan ada pemanas air hingga saat musim dingin tetap bisa mandi.
Disamping cuaca,makanan merupakan hal kedua yang bagi saya butuh kemauan untuk melazimi.Jangan pernah berpikir bisa bertemu dengan sambel terasi dan pecel.Awal ketika saya datang ,mencoba pertama kali full medames,yang merupakan makanan pokok masyarakat mesir yaitu berupa kacang fava dengan penyajian bersama minyak ,bawang putih, perasan lemon dan cabai.Dan rasanya tergolong hambar dan serasa kepingin muntah,tapi setelah 1 tahun menjadi terbiasa dan doyan.
Hal yang menyenangkan saat menikmati kuliner Mesir,pagi pagi berjalan ke arah Khanisah dan mencoba membeli makan di sana dengan harga hanya 10 pon (setara 9 ribu rupiah)perut sudah merasa kenyang.
Satu lagi pengalaman yang menggelikan.Saat di Indonesia,kita mengenal Molto sebagai cairan pewangi pakaian.Namun di Mesir,Molto ternyata adalah roti croissant isi berbagai variant rasa.
Temans…Di Kairo biaya hidup tergolong murah. Kurs mata uang Mesir sekarang sekitar 900 rupiah per 1 pound Mesir. Rata-rata teman-teman yang mendaftar secara mandiri,setiap bulan mengantongi Rp. 1.750.000,- uang saku dari orang tuanya.Sejumlah tersebut sudah termasuk uang sewa rumah,listrik air dan juga makan sebulan. Nilai yang cukup kecil dibanding kiriman teman-teman yang kuliah di dalam negeri.
Terlebih di Mesir,penduduknya sangat gemar berbagi.Kami menyebutnya sebagai Musaadah.
Jangan takut kelaparan kalau di Mesir karena orang Mesir sangat menghargai pelajar -pelajar. Dalam sebulan,terkadang kami menerima bantuan berupa sembako berupa beras 5 kg dan ayam frozen 1 kg per pelajar. Pernah kami menerima sumbangan telur satu besek dan juga madu kualitas super.Benar-benar bikin hemat kantong.
Pernah suatu waktu saya sedang berjalan di sebuah Taman, tiba-tiba ada yang memberi uang 100 pounds.
Bantuan-bantuan tersebut terkadang menyertakan syarat-syarat tertentu dan ada juga yang tanpa persyaratan, persyaratan yang seringkali d minta adalah foto copy paspor / Kerneh(kartu tanda mahasiswa). Bantuannya juga tidak tergolong kecil Temans…tiap 2 bulan bulan sekali mendapat bantuan beras sebanyak 5 kg.Biasanya musaadah ini berasal dari Muhsinin(semacam donatur)yang terkumpul di PPMI (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia) di Mesir dengan pengambilan secara bergelombang.
Nah…ternyata kuliah di luar negeri tak semehong perkiraan kita kan ?
Baiklah, nantikan liputan menarik berikutnya bersama saya ; Mumtaz Masyhari Faqih. ( Perwakilan Bangga Indonesia di Luar Negeri – Kairo Mesir )