Bangga Indonesia, Kairo Mesir – Mulai Belajar Di Negeri Para Nabi
Puji syukur kepada Allah yang telah memberikan kesempatan saya untuk menimba ilmu di negeri para Nabi, Mesir.Kebahagiaan rasanya telah sempurna kala nama diri ini-Mumtaz Masyhari Faqih-tertoreh di dalam daftar salah satu mahasiswa di Universitas Islam tertua di dunia yang terkenal dengan sebutan Al Azhar As Syarif. Pusat tsaqofah keilmuan Islam,dimana ilmu bertebaran di mana mana dan tidak ada habisnya, mulai dari penyetaraan bahasa, perkuliahan hingga Talaqy (sebutan untuk lebih intensif mengkaji Ilmu dengan salah satu Syaikh).Dan pastinya ada banyak sekali ilmu yang akan bermanfaat sekali bagi kami dan umat semuanya.
Bismillah….awal Desember 2018 saya mulai menjalani awal-awal belajar di Kairo,Mesir….
Proses Darul Lughoh
Beberapa hari setelah kedatangan seluruh mahasiswa baru ( maba) di Kairo,Mesir.Mulai lah tahap awal proses belajar.Sebelum Maba menjalani proses perkuliahan di Al Azhar,mereka semua tak terkecuali harus menjalani tes di Darul Lughah (sebuah lembaga yang menyiapkan Maba mampu berbahasa Arab aktif dan pasif), karena salah satu syarat bisa masuk kuliah mengharuskan adanya ifadah najah (seperti rekomendasi/ijazah kelulusan) dari Darul Lughah.Di sana Maba akan di gembleng tentang penguasaan bahasa Arab supaya memudahkan ketika kuliah nanti,maklumlah seluruh proses pembelajaran menggunakan bahasa pengantar bahasa Arab.Oleh karena itu proses di Darul Lughah ini memang sebuah proses yang penting dan menentukan keberhasilan perkuliahan nantinya.
Di dalam Darul Lughah terdapat beberapa tingkatan (mustawa),yaitu Mubtadi awal,Mubtadi tsani,Mutawwasit awal,Mutawwasit tsani,Mutaqadim awal,Mutaqadim tsani dan Mutammayiz.Semua total 7 tingkatan.Tiap-tiap mustawa menjalani pembelajaran selama 1,5 bulan.Pada jaman saya, biaya untuk 1 mustawa adalah 720 le (sekitar 660 ribu rupiah),biaya tersebut sudah termasuk biaya belajar dan kitab-kitab yang hendak diajarkan.
Pada periode sekarang,proses Darul Lughah diselenggarakan di dalam negeri (Indonesia).Setelah Ifadah,baru Maba bisa langsung kuliah di Al Azhar As Syarif.
Proses Ijroat Kuliah
Nah tibalah saat yang kita tunggu- tunggu.Ketika sebelumnya maba di minta untuk mengisi madzruf kuliah (formulir pendaftaran).Disitulah para mahasiswa memilih fakultas mana yang akan dipilih ,maka setelah menyelesaikan Darul lughah dan mendapatkan Ifadah najah barulah para mahasiswa mencari nama mereka di fakultas masing masing.Rasanya memang cukup mendebarkan,meski sudah sepenuhnya kita menjadi calon mahasiswa Al Azhar .Namun tetap menjadi sesuatu yang istimewa saat menemukan nama kita di Fakultas yang kita inginkan.
Berikutnya mahasiswa meminta istimarah (surat pengantar) untuk ijroat (daftar ulang). Mahasiswa baru harus melakukan general cek up di Markaz Kedokteran Al Azhar.Tahukah kalian jika di Al Azhar kuliah 100% gratis ,administrasi yang harus dibayar tiap tahun untuk ijroat dan Tasdiq iqomah (surat keterangan belajar) hanya sebesar 118 le (setara 107 ribu rupiah),Wow….nilai yang sangat kecil untuk mendapatkan samudra ilmu yang luar biasa penting untuk kita dan umat semuanya yaa…
Dan yang perlu kalian ketahui, pembayaran dan proses administrasi di Al Azhar semuanya serba manual. Mahasiswa harus rela mengantri dari subuh hingga sore hanya untuk membayar administrasi kuliah.Saya sendiri mengalami antrian yang cukup melelahkan dan saat sudah hendak di layani petugas malah menutup loket.Benar-benar menggemaskan namun sama sekali tak menyurutkan niat untuk tetap semangat mengantri.
Setelah berhasil membayar dan mendapatkan kwitansi pembayaran ,berikutnya kita mengumpulkan berkas berkas yang di minta di syuun kuliah (bagian pemberkasan), seperti paspor,Ishal Tansiq (bukti jika kita telah tercatat di Al Azhar)),hasil tes kesehatan,istimarah ijroat,pas foto dan bukti-bukti pembayaran.
Jika langkah di atas telah terlampaui,saatnya menunggu masa perkuliahan di mulai.Di Al Azhar,mahasiswa S1 harus merampungkan 4 tingkat yang masing-masing tingkat di tempuh selama 1 tahun.Dalam satu tingkat terdapat 2 Termin pembelajaran.Jika di Indonesia kita mengenalnya dengan sebutan semester.
Kuliah di Al Azhar akan nampak berbeda seperti di Indonesia.Di sini,tidak dibutuhkan absensi dalam perkuliahan.Pihak kampus tidak melakukan hal yang demikian dikarenakan salah satunya adalah terkait jumlah mahasiswa yang menyentuh angka ribuan.Bisa dibayangkan bakal sebesar apa ruangannya jika semua harus masuk.Namun,Kampus hanya akan meminta mahasiswa untuk mampu lolos dalam ujian tiap terminnya.Entah bagaimana caranya mahasiswa harus memahami materi yang diberikan sang Duktur (Dosen pengampu).Idealnya memang harus kuliah dan sekaligus juga sering-seringlah untuk membaca dan muthalaah kitab.
Talaqy
Nah salah satu yang sangat menunjang kualitas keilmuan kita saat belajar di Al Azhar adalah dengan menempuh metode Talaqy.
Tentu sudah tidak asing lagi di telinga kami para masisir kata-kata berobjekkan talaqqi. kegiatan ini merupakan metode penyampaian ilmu dengan sistem face to face yang mana seorang syaikh atau guru menyampaikan ilmu melalu lisan(musyafahah) secara langsung kepada murid-muridnya dengan metode halaqah.metode pembelajaran ini sudah di terapkan pada zaman nabi Muhammad saw, Sebagai mana kita ketahui bahwa masjid Al-Azhar memiliki banyak ruwaq-ruwaq (ruang) untuk pembelajaran keilmuan dengan menggunakan sistem talaqqi dengan metode halaqah, diantaranya yang masyhur kita ketahui, yaitu ruwaq ustmaniyyah, ruwaq fathimiyyah, ruwaq magharibah, ruwaq al-atrak, dan ruwaq Abbasiyah.
Adapun jejak pelajar nusantara baru terukir setelah terbentuknya ruwaq jawi yang menampung pelajar melayu seperti Negara Indonesia,Malaysia,Thailand ,brunai dan lain lain ,metode talaqqi ini masih di pakai sampai sekarang ,dan al azhar tidk pernah sepi akan pertalaqqian maka dari itu menarik antusias mahasiswa mahasiswa untuk menambah ilmu di pertalaqqian .
Nah,jika kalian ingin meraup samudra ilmu di negeri para Nabi ini,metode Talaqy ini harus menjadi agenda utama kalian di samping perkuliahan serta belajar mandiri baik dengan kelompok-kelompok belajar ataupun muthalaah secara mandiri.Menarik bukan..?baik…saya tunggu kehadiran kalian untuk belajar di negeri luar biasa ini.
(Mumtaz Masyhari Faqih – Mahasiswa Ushuluddin Al Azhar Kairo dan Kontributor banggaindonesia untuk Mesir)