Bangga Indonesia, Jakarta – Pandemi COVID-19 tak hanya merubah pola interaksi sosial manusia. Namun, berdampak pula pada perekonomian masyarakat.
Anjuran untuk menjaga jarak sekaligus menghindari kerumunan, membuat sejumlah pedagang sepi pembeli. Tak hanya itu, para pekerja industri kreatif dan pariwisata pun terkena dampaknya.
Oleh karena itu, INAmikro bersama Asosiasi CEO MM Indonesia, Kemenparekraf/Baparekraf RI, dan KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) menyelenggarakan Forum Grup Discussion (FGD) bertema Scaling Up Indonesia Creative Industry & Tourism To Global Scale During Pandemic Covid-19.
Diselenggarakan pada 19 April 2021, acara ini membahas tentang cara membuka peluang peningkatan sejumlah sektor industri hingga asuransi dalam perlindungan wisatawan di masa pandemi COVID-19.
Menurut Wakil KADIN, Teguh Anantawikrama pada sambutannya, usaha kecil menengah (UKM) yang menunjang pariwisata, memiliki multiply effect besar. Sehingga, kehadirannya harus kembali dihidupkan di masa pandemi ini.
Bahkan, Teguh optimis jika kebangkitan sejumlah sektor industri UKM pariwisata akan bertumbuh di tahun depan.
“Mendekati masa normal, kalau saya optimis di early next year harusnya kita sudah bisa,” ujarnya.
Dibuka oleh Helmy Yahya selaku moderator, pemaparan materi pertama disampaikan oleh Batara Sihombing, tokoh musik sekaligus pimpinan Cipta Olah Persada. Lalu, dilanjutkan oleh Heru Kustriyadi yang berbicara tentang pentingnya inkubator bisnis, terutama dalam bidang seni, budaya dan UKM.
Melalui program Inkubator Bisnis Manunggal yang dipimpinnya, Heru pun optimis bahwa melalui kerjasama stakeholder yang saling berintegrasi, UKM, seni, dan budaya dapat bertumbuh maju menjadi ekonomi global.
“Inkubator manunggal menciptakan ekosistem global yang berkelanjutan. Tidak hanya berhenti hanya berskala lokal, tetapi dapat terus melahirkan, membesarkan, dan bertumbuh maju menjadi ekonomi global karena rangkaian proses pendampingannya yang tak terputus dan terus membesar,” jelas Heru.
Pemaparan program yang disampaikan Heru dalam FGD yang berlangsung selama satu jam melalui live streaming zoom dan Youtube INAmikro, berfokus pada UKM, seni dan budaya. Menurutnya, bidang-bidang tersebut lebih sulit dikembangkan karena masalah karakter manusia nya.
Meski berliku, optimisme membangkitkan sektor ekonomi tak menyurutkan semangat Heru untuk menciptakan ekonomi global pada UKM, seni, dan budaya. Ia menegaskan, bahwa Inkubator Bisnis Manunggal dapat menjadi inkubator sapu jagat.
“Inkubator bisnis manunggal memiliki end to end process, mulai dari membangun karakter, membangun sistem, pengawasan, keuangan dan pendampingan seumur hidup. Sehingga, kami terus memberikan pembinaan dengan rangkaian tak terputus agar dapat membantu pelaku ekonomi masuk dalam sistem UKM berskala global,” katanya.
Senada dengan optimisme Heru dan Teguh, Helmy Yahya pun turut bersemangat dalam melihat kebangkitan ekonomi, terutama dalam bidang pariwisata dan ekonomi kreatif di masa pandemi saat ini.
“Kita harus semangat karena kita sangat bertumpu pada kebangkitan UMKM yang menjadi soko guru kebangkitan ekonomi,” ujarnya, menutup pemaparan Heru sebagai pembicara kedua.
Webinar yang diselenggarakan, juga menghadirkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, serta sejumlah pembicara lain, yaitu Retri Maya & Eddy Mulyoto dari Diatama Communication, Aditya Sunario dari Mila Excellent Coverage, dan CEO INAmikro, Debbie Sianturi.
Penulis: Asy Syaffa Nada